This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 24 Maret 2014

Terkini Striker Arema Mandul, Performa Tim Menurun


Mengerikan yaitu satu dari sekian kata yang patut kita ucapkan kalau melihat pemain yang dimiliki Arema di lini depan. Catatan sepuluh Goal di lima pertandingan awal menjadi bukti ganasnya trio Beto Goncalves, Samsul Arif dan Christian Gonzales. Total tujuh assist juga disumbangkan ketiga pemain ini dengan menempatkan Christian Gonzales sebagai pemain paling kuat di lini depan dengan 3 assist melengkapi 5 Goal yang dicetaknya, 10 Goal yang dihasilkan trio lini depan Arema bernomor punggung 9,10 dan 11 ini tercipta dari total 21 shot on goal yang mereka lepaskan. Dengan tingkat efektifitas 47% tak heran Arema bisa mencetak 14 Goal dan memimpin klasemen sementara Indonesia Super League.

Arema Striker Comparison

Performa striker Arema yang moncer di 5 pertandingan awal gagal dipertahankan di 3 pertandingan terakhir, yang kebetulan yaitu sabung antarklub Asia, AFC Cup. Di turnamen kelas dua Asia ini, barisan striker Arema mencatatkan 10 kali shot on sasaran dengan hanya 1 kali berujung Goal yang dicetak oleh Christian Gonzales melalui titik putih. Catatan yang tidak impresif ini tentu ikut andil dalam sedikit terseoknya langkah Arema di AFC Cup. Gonzales, menjadi satu-satunya penyerang Arema yang bisa mencetak Goal di turnamen level Asia ini hanya bisa mebukukan 2 kali shot on sasaran dari tiga laga. Pemain bernomor punggung 9, Beto Goncalves mencatat 5 kali shot on goal tanpa sebiji Goal pun. Catatan ini menciptakan Beto sudah 5 pertandingan mangkir menciptakan Goal, sesudah terakhir kali menyarangkan bola di sangkar Sriwijaya. Sementara Samsul Arif yang mencatat minute play paling sedikit mencatatkan 1 shot on target.

Mandulnya barisan penyerang Arema di 3 pertandingan terakhir buat Arema harus sedikit berjalan terseok di AFC Cup isu terkini ini. Perbaikan mutlak harus dilakukan duet instruktur Suharno dan Joko Susilo untuk menemukan ketajaman yang hilang di tiga pertandingan terakhir. Pergerakan dan variasi permainan tentu harus ditambah untuk mensukseskan kampanye Arema merebut juara Indonesia Super League dan menembus final AFC Cup serta mengembalikan reputasi lini depan Arema yang mematikan.


Terkini Striker Arema Mandul, Performa Tim Menurun


Mengerikan yaitu satu dari sekian kata yang patut kita ucapkan kalau melihat pemain yang dimiliki Arema di lini depan. Catatan sepuluh Goal di lima pertandingan awal menjadi bukti ganasnya trio Beto Goncalves, Samsul Arif dan Christian Gonzales. Total tujuh assist juga disumbangkan ketiga pemain ini dengan menempatkan Christian Gonzales sebagai pemain paling kuat di lini depan dengan 3 assist melengkapi 5 Goal yang dicetaknya, 10 Goal yang dihasilkan trio lini depan Arema bernomor punggung 9,10 dan 11 ini tercipta dari total 21 shot on goal yang mereka lepaskan. Dengan tingkat efektifitas 47% tak heran Arema bisa mencetak 14 Goal dan memimpin klasemen sementara Indonesia Super League.

Arema Striker Comparison

Performa striker Arema yang moncer di 5 pertandingan awal gagal dipertahankan di 3 pertandingan terakhir, yang kebetulan yaitu sabung antarklub Asia, AFC Cup. Di turnamen kelas dua Asia ini, barisan striker Arema mencatatkan 10 kali shot on sasaran dengan hanya 1 kali berujung Goal yang dicetak oleh Christian Gonzales melalui titik putih. Catatan yang tidak impresif ini tentu ikut andil dalam sedikit terseoknya langkah Arema di AFC Cup. Gonzales, menjadi satu-satunya penyerang Arema yang bisa mencetak Goal di turnamen level Asia ini hanya bisa mebukukan 2 kali shot on sasaran dari tiga laga. Pemain bernomor punggung 9, Beto Goncalves mencatat 5 kali shot on goal tanpa sebiji Goal pun. Catatan ini menciptakan Beto sudah 5 pertandingan mangkir menciptakan Goal, sesudah terakhir kali menyarangkan bola di sangkar Sriwijaya. Sementara Samsul Arif yang mencatat minute play paling sedikit mencatatkan 1 shot on target.

Mandulnya barisan penyerang Arema di 3 pertandingan terakhir buat Arema harus sedikit berjalan terseok di AFC Cup isu terkini ini. Perbaikan mutlak harus dilakukan duet instruktur Suharno dan Joko Susilo untuk menemukan ketajaman yang hilang di tiga pertandingan terakhir. Pergerakan dan variasi permainan tentu harus ditambah untuk mensukseskan kampanye Arema merebut juara Indonesia Super League dan menembus final AFC Cup serta mengembalikan reputasi lini depan Arema yang mematikan.


Kamis, 20 Maret 2014

Terkini Lini Tengah Arema Kreatif, Kemenagan Perdana Di Afc Cup

KEMBALI MENGAUM KERAS DI MALE

Datang dengan ingin mengganti poin yang gagal dikemas ketika dikandang sendiri, Arema membawa kekuatan penuh dalam melakoni lawatan ke Maladewa. Pulihnya Gustavo Lopez menjadi suntikan semangat tersendiri bagi tim dan juga Aremania. Hadirnya kembali el Fantasista membuat Arema kembali ke gugusan 4-3-3 (4-2-3-1) dengan memakai trio gelandang  setelah dipertandingan melawan Hanoi sebelumnya hanya memakai 2 gelandang. Dua fullback produk lokal tampil bersamaan, Benny di kanan dan Alfarizie di sisi kiri. Sementara itu Gatheussi yang di pertandingan terakhir menuai banyak sorotan masih ditampilkan, kali ini digeser agak ketengah berduet dengan Igbonefo di posisi centreback didepan Meiga yang masih menjadi andalan di bawah mistar gawang. Selain untuk rotasi, duet centre back kali ini juga berfungsi untuk menghalau serangan lawan melalui heading yang mengandalkan umpan lambung nantinya dan sangat tepat jikalau mengistirahatkan Purwaka yang tidak baik dalam duel udara. Penampilan yang menjanjikan dari gelandang bertahan Hendro ketika melawan Hanoi mengakibatkan dirinya masuk starting eleven, ini penampilan perdananya untuk bahwasanya bersama sang kapten Bustomi dilapangan semenjak menit awal pertandingan. Gustavo yang sudah pulih dari cidera menempati posisi di depan duo gelandang tadi. Sedangkan lini penyerangan kali ini dipercayakan pada perjaka 20 tahun asal Padang, Irsyad yang menemani “el loco” Gonzales dan seorang Brazillian, Beto Goncalvez.
Hal yang menonjol ialah kembali bermainya Gustavo, dan pembuktian kapasitas Hendro yang diturunkan semenjak menit awal. Bermain terbuka dan menyerang menjadi pilihan yang tepat kali ini, mengingat lawan yang dihadapi juga tidak istimewa bahkan bisa dibilang ini ialah lawan terlemah di grup F jikalau dilihat dari peringkat klasemen. Arema cukup mendominasi dengan contoh umpan pendeknya, tercatat ada total 450 passing dengan presentase sukses 81%, lawan kali ini memang banyak melaksanakan umpan panjang dari banyak sekali sisi untuk menuju area pertahanan Arema serta mengandalkan langgar fisik dalam bermain.
Duet centre back kali ini berhasil mengambarkan kerjasama apiknya dalam bahwasanya menghalau umpan lambung yang diperagakan Maziya sepanjang pertandingan, total 9 kali berhasil memenangkan duel udara dari 10 duel yang berpotensi membahayakn gawang Arema, dengan Gatheussi tepat dalam memenangi duel udara sebanyak 5 kali. Di pertandingan kali ini juga memperlihatkan komunikasi yang baik dilakukan antar pemain, transisi yang dilakukan dalam menyerang dan bertahan terlihat sangat rapi. Terlihat disisi kiri yang di isi oleh Irsyad memperagakan covering position yang baik, berkali kali Irsyad ikut turun jauh kebelakang untuk melaksanakan pertahanan ketika Alfarizi melaksanakan overlapping jauh kedepan, satu hal yang tidak muncul ketika pertandingan melawan Hanoi lalu. Selain itu tipikal Irsyad yang suka merebut bola dengan sliding tackle juga cukup membantu dalam hal ini, total 4 tackle berhasil dibukukan dalam 7 kali percobaan tackle. Dia menjadi pemain terbanyak yang melaksanakan percobaan tackle diantara semua pemain. Sayang agresifitas ini tidak berlangsung penuh alasannya perjaka asal Padang ini mengalami cidera sesudah mendapatkan tackle keras pemain Maziya dan mengharuskan diganti di pertengahan babak kedua.
Alasan berpengaruh kenapa Hendro hingga diminati klub asal Jepang bisa disaksikan di pertandingan sore kemarin, kuda-kudanya tak setangguh Revi, distribusi bolanya juga tak sebaik Sukadana apalagi dengan Bustomi ialah daya jelajah yang tinggi dan mempunyai tendangan jarak jauh yang baik yang mengakibatkan kemampuanya menonjol. Khusus untuk tendangan pribadi jarak jauh ini, bisa dibilang yang terbaik dari semua gelandang bertahan arema lainya. Selain itu kemampuan dalam memainkan posisi gelandang bertahan yang memutus serangan lawan juga patut menerima acungan jempol. Seolah ingin mengambarkan semuanya itu, pertandingan kemarin sore menjadi arena pertunjukannya. Memainkan tugas bertukar posisi dengan Bustomi ditunjukannya dengan disiplin, dimana ketika Bustomi sedang membantu penyerangan, Hendro akan berada dibelakang tidak ikut naik untuk berjaga ketika lawan melancarkan serangan balik. Keduanya silih berganti dalam bertahan dan menyerang, nilai lebihnya ada pada Hendro ketika lebih berani melaksanakan tackle dengan lawan ketimbang Bustomi yang hanya bertahan dengan cara menutup arah aliran bola. Pembuktianya semakin lengkap ketika Hendro berhasil menyarangkan Goal pembuka hasil umpan dari Gustavo.

Statistik Arema (v Maziya)

MACETNYA LINI DEPAN

Walaupun dianggap tim terlemah di grup F, barisan depan Arema tidak sanggup melesakan satu Goal pun dipertandingan ini. Selain Gonzales yang memang di jaga ketat oleh pemain belakang, sangat terlihat bagaimana El Loco  lebih sering turun kebelakang untuk meminta bola, namun ketika menerima bola jarang sekali pemain lain yang membuka ruang untuk diberi umpan. Total hanya 26 kali menyentuh bola, bahkan 11 diantaranya tidak menemukan sasaran. Hal ini menjadikannya donasi terendah di tim diantara barisan depan yang lain. Strategi serangan balik yang mengandalakn Beto sebagai senjata utama juga tak membuahkan hasil apapun, umpan jauh yang ditujukan untuk Beto kebanyakan akan mandek dan dihalau oleh pemain belakang Maziya yang punya postur tinggi. Belum lagi ketika lolos dan berhasil membawa bola, lagi lagi tidak ada rekan yang siap mendapatkan umpan silangnya. Tapi catatan individual Beto masih cukup baik dengan 4 kali melaksanakan tendangan kegawang, sayang belum diikuti dewi fortuna yang mengakibatkan semua tendangan hanya menjadi shoot on goal. Kurang tenangnya lini depan ketika di kotak penalti juga menjadi salahsatu faktor.

GUSTAVO EFFECT

Gustavo kembali masuk starting XI di pertandingan kali ini pasca cedera yang membuatnya menepi dan bolos di  5 laga terakhir. Kembali bermainya sang playmaker Arema ini membawa angin segar yang teramat menyejukan, torehan 2 assist dan 1 goal kemarin sore telah membawa Arema naik peringkat satu strip di posisi 2 sesudah Hanoi T&T.
Mari kita lihat sejauh mana effect yang diberikan oleh pemain asal Argentina ini ketika tampil selama 86 menit di pertandingan kemarin.
2 pertandingan di grup F AFC Cup arema menuai hasil yang sangat tidak memuaskan, memperoleh hanya 1 poin dengan hanya mencetak 2 Goal dan kebobolan 4 kali. Bahkan dua Goal tersebut bukan dari open play, satu Goal diciptakan oleh Igbonefo melalui pemanfaatan sepakan bebas dan satu Goal penalti oleh Gonzales. Kesusahan dalam bermain dan membuat peluang melalui open play inilah yang menjadi alasan harus mainnya Gustavo. Kemampuanya dalam memberi umpan yang akurat serta umpan umpan terobosan yang sulit dijangkau lawan mengakibatkan dirinya memang harus dikhawatirkan ketika pemilik nomer punggung 8 ini tidak bisa tampil untuk Arema. Skill ibarat inilah yang tidak dimiliki para gelandang lainya di Arema. Pembuktian itu ditunjukannya dengan membuat lebih dari separuh keypass total Arema, menjadi terbanyak diantara semua pemain Arema. Kesemuanya dilakukan di area final third, dimana hal ini sangat menunjang dalam membuat peluang yang bisa dikonversi menjadi Goal. Selain itu, umpan yang dilepaskan banyak menuju area penyerangan. Dan gambar dibawah ini mengambarkan dimana saja area gustavo dalam melepaskan umpan yang 2 diantaranya menjadi assist.

Area passing Gustavo (arah serangan ke kanan)
Gol pertama oleh Hendro ialah buah kebijaksanaan dan kreativitas dari eks Persela ini, Hendro yang berlari merangsek masuk kotak penalti dan tidak terdeteksi lawan mendapatkan umpan elok dari Gustavo yang melewati kepala pemain lawan. Sedikit dribble kemudian diakhiri dengan tendangan kaki kiri yang berhasil merobek gawang Maziya.
Gol kedua merupakan pembuktian bahwa selain mempunyai kemampuan membuat peluang bagi tim, dirinya juga bisa membuat peluang untuk dirinya sendiri, mendapatkan umpan di dalam kotak penalti dari Benny, Gustavo yang sudah terkepung oleh dua pemain lawan di depannya dan satu orang dibelakang melaksanakan gocek bola yang berhasil mengelabui hadangan didepanya, mengakhiri aksinya dengan tendangan dan berhasil merobek gawang lawan untuk menambah skor bagi Arema.
Di dalam proses Goal terakhir sebenarnya Gustavo tidak tepat dalam mendribble bola, sesudah berlari membawa bola dan berhasil masuk kotak penalti, ayah dua orang anak ini malah terpeleset ketika ingin mengecoh lawan, dasar pemain dengan skill hebat tak lantas membuat dirinya kehilangan sentuhan walau dalam kondisi terpeleset. Langsung saja bola cut back di berikan, Dendi yang masuk menggantikan Irsyad berlari muncul dari second line dan pribadi menyambar bola. Terciptalah Goal yang juga menjadi Goal terakhir di pertandingan kali ini.
Performa Gustavo sore itu juga mengembalikan penuh kiprahnya sebagai poros permainan Arema, total 84 percobaan passing dengan presentase menemui target 83% menjadikannya pemain dengan percobaan passing yang paling banyak diantara pemain arema lainya.


KESIMPULAN

Misi mencari poin yang hilang telah sukses di laksanakan, pelajaran dari Hanoi di sangkar juga cepat diserap melalui permainan yang cukup rapi dari segi transisi dan pertukaran posisi, hal yang menjadi sorotan di pertandingan lalu. Hanya saja kebiasaan jelek dalam meremehkan lawan ketika menghadapi tim yang dibawah level permainan harus segera dihilangkan. Gol lawan yang tercipta terjadi alasannya tangkapan Meiga yang lepas kemudian bola clearance Alfarizi jatuh didepan dua pemain Maziya yang bangun bebas dan berhasil memanfaatkan untuk mencetak Goal. Sedikit atau banyak ketika meremehkan lawan bisa berbuah kepanikan dan kerugian untuk tim Arema. Sampai jumpa dan tetap dukung Singo Edan.

Terkini Lini Tengah Arema Kreatif, Kemenagan Perdana Di Afc Cup

KEMBALI MENGAUM KERAS DI MALE

Datang dengan ingin mengganti poin yang gagal dikemas ketika dikandang sendiri, Arema membawa kekuatan penuh dalam melakoni lawatan ke Maladewa. Pulihnya Gustavo Lopez menjadi suntikan semangat tersendiri bagi tim dan juga Aremania. Hadirnya kembali el Fantasista membuat Arema kembali ke gugusan 4-3-3 (4-2-3-1) dengan memakai trio gelandang  setelah dipertandingan melawan Hanoi sebelumnya hanya memakai 2 gelandang. Dua fullback produk lokal tampil bersamaan, Benny di kanan dan Alfarizie di sisi kiri. Sementara itu Gatheussi yang di pertandingan terakhir menuai banyak sorotan masih ditampilkan, kali ini digeser agak ketengah berduet dengan Igbonefo di posisi centreback didepan Meiga yang masih menjadi andalan di bawah mistar gawang. Selain untuk rotasi, duet centre back kali ini juga berfungsi untuk menghalau serangan lawan melalui heading yang mengandalkan umpan lambung nantinya dan sangat tepat jikalau mengistirahatkan Purwaka yang tidak baik dalam duel udara. Penampilan yang menjanjikan dari gelandang bertahan Hendro ketika melawan Hanoi mengakibatkan dirinya masuk starting eleven, ini penampilan perdananya untuk bahwasanya bersama sang kapten Bustomi dilapangan semenjak menit awal pertandingan. Gustavo yang sudah pulih dari cidera menempati posisi di depan duo gelandang tadi. Sedangkan lini penyerangan kali ini dipercayakan pada perjaka 20 tahun asal Padang, Irsyad yang menemani “el loco” Gonzales dan seorang Brazillian, Beto Goncalvez.
Hal yang menonjol ialah kembali bermainya Gustavo, dan pembuktian kapasitas Hendro yang diturunkan semenjak menit awal. Bermain terbuka dan menyerang menjadi pilihan yang tepat kali ini, mengingat lawan yang dihadapi juga tidak istimewa bahkan bisa dibilang ini ialah lawan terlemah di grup F jikalau dilihat dari peringkat klasemen. Arema cukup mendominasi dengan contoh umpan pendeknya, tercatat ada total 450 passing dengan presentase sukses 81%, lawan kali ini memang banyak melaksanakan umpan panjang dari banyak sekali sisi untuk menuju area pertahanan Arema serta mengandalkan langgar fisik dalam bermain.
Duet centre back kali ini berhasil mengambarkan kerjasama apiknya dalam bahwasanya menghalau umpan lambung yang diperagakan Maziya sepanjang pertandingan, total 9 kali berhasil memenangkan duel udara dari 10 duel yang berpotensi membahayakn gawang Arema, dengan Gatheussi tepat dalam memenangi duel udara sebanyak 5 kali. Di pertandingan kali ini juga memperlihatkan komunikasi yang baik dilakukan antar pemain, transisi yang dilakukan dalam menyerang dan bertahan terlihat sangat rapi. Terlihat disisi kiri yang di isi oleh Irsyad memperagakan covering position yang baik, berkali kali Irsyad ikut turun jauh kebelakang untuk melaksanakan pertahanan ketika Alfarizi melaksanakan overlapping jauh kedepan, satu hal yang tidak muncul ketika pertandingan melawan Hanoi lalu. Selain itu tipikal Irsyad yang suka merebut bola dengan sliding tackle juga cukup membantu dalam hal ini, total 4 tackle berhasil dibukukan dalam 7 kali percobaan tackle. Dia menjadi pemain terbanyak yang melaksanakan percobaan tackle diantara semua pemain. Sayang agresifitas ini tidak berlangsung penuh alasannya perjaka asal Padang ini mengalami cidera sesudah mendapatkan tackle keras pemain Maziya dan mengharuskan diganti di pertengahan babak kedua.
Alasan berpengaruh kenapa Hendro hingga diminati klub asal Jepang bisa disaksikan di pertandingan sore kemarin, kuda-kudanya tak setangguh Revi, distribusi bolanya juga tak sebaik Sukadana apalagi dengan Bustomi ialah daya jelajah yang tinggi dan mempunyai tendangan jarak jauh yang baik yang mengakibatkan kemampuanya menonjol. Khusus untuk tendangan pribadi jarak jauh ini, bisa dibilang yang terbaik dari semua gelandang bertahan arema lainya. Selain itu kemampuan dalam memainkan posisi gelandang bertahan yang memutus serangan lawan juga patut menerima acungan jempol. Seolah ingin mengambarkan semuanya itu, pertandingan kemarin sore menjadi arena pertunjukannya. Memainkan tugas bertukar posisi dengan Bustomi ditunjukannya dengan disiplin, dimana ketika Bustomi sedang membantu penyerangan, Hendro akan berada dibelakang tidak ikut naik untuk berjaga ketika lawan melancarkan serangan balik. Keduanya silih berganti dalam bertahan dan menyerang, nilai lebihnya ada pada Hendro ketika lebih berani melaksanakan tackle dengan lawan ketimbang Bustomi yang hanya bertahan dengan cara menutup arah aliran bola. Pembuktianya semakin lengkap ketika Hendro berhasil menyarangkan Goal pembuka hasil umpan dari Gustavo.

Statistik Arema (v Maziya)

MACETNYA LINI DEPAN

Walaupun dianggap tim terlemah di grup F, barisan depan Arema tidak sanggup melesakan satu Goal pun dipertandingan ini. Selain Gonzales yang memang di jaga ketat oleh pemain belakang, sangat terlihat bagaimana El Loco  lebih sering turun kebelakang untuk meminta bola, namun ketika menerima bola jarang sekali pemain lain yang membuka ruang untuk diberi umpan. Total hanya 26 kali menyentuh bola, bahkan 11 diantaranya tidak menemukan sasaran. Hal ini menjadikannya donasi terendah di tim diantara barisan depan yang lain. Strategi serangan balik yang mengandalakn Beto sebagai senjata utama juga tak membuahkan hasil apapun, umpan jauh yang ditujukan untuk Beto kebanyakan akan mandek dan dihalau oleh pemain belakang Maziya yang punya postur tinggi. Belum lagi ketika lolos dan berhasil membawa bola, lagi lagi tidak ada rekan yang siap mendapatkan umpan silangnya. Tapi catatan individual Beto masih cukup baik dengan 4 kali melaksanakan tendangan kegawang, sayang belum diikuti dewi fortuna yang mengakibatkan semua tendangan hanya menjadi shoot on goal. Kurang tenangnya lini depan ketika di kotak penalti juga menjadi salahsatu faktor.

GUSTAVO EFFECT

Gustavo kembali masuk starting XI di pertandingan kali ini pasca cedera yang membuatnya menepi dan bolos di  5 laga terakhir. Kembali bermainya sang playmaker Arema ini membawa angin segar yang teramat menyejukan, torehan 2 assist dan 1 goal kemarin sore telah membawa Arema naik peringkat satu strip di posisi 2 sesudah Hanoi T&T.
Mari kita lihat sejauh mana effect yang diberikan oleh pemain asal Argentina ini ketika tampil selama 86 menit di pertandingan kemarin.
2 pertandingan di grup F AFC Cup arema menuai hasil yang sangat tidak memuaskan, memperoleh hanya 1 poin dengan hanya mencetak 2 Goal dan kebobolan 4 kali. Bahkan dua Goal tersebut bukan dari open play, satu Goal diciptakan oleh Igbonefo melalui pemanfaatan sepakan bebas dan satu Goal penalti oleh Gonzales. Kesusahan dalam bermain dan membuat peluang melalui open play inilah yang menjadi alasan harus mainnya Gustavo. Kemampuanya dalam memberi umpan yang akurat serta umpan umpan terobosan yang sulit dijangkau lawan mengakibatkan dirinya memang harus dikhawatirkan ketika pemilik nomer punggung 8 ini tidak bisa tampil untuk Arema. Skill ibarat inilah yang tidak dimiliki para gelandang lainya di Arema. Pembuktian itu ditunjukannya dengan membuat lebih dari separuh keypass total Arema, menjadi terbanyak diantara semua pemain Arema. Kesemuanya dilakukan di area final third, dimana hal ini sangat menunjang dalam membuat peluang yang bisa dikonversi menjadi Goal. Selain itu, umpan yang dilepaskan banyak menuju area penyerangan. Dan gambar dibawah ini mengambarkan dimana saja area gustavo dalam melepaskan umpan yang 2 diantaranya menjadi assist.

Area passing Gustavo (arah serangan ke kanan)
Gol pertama oleh Hendro ialah buah kebijaksanaan dan kreativitas dari eks Persela ini, Hendro yang berlari merangsek masuk kotak penalti dan tidak terdeteksi lawan mendapatkan umpan elok dari Gustavo yang melewati kepala pemain lawan. Sedikit dribble kemudian diakhiri dengan tendangan kaki kiri yang berhasil merobek gawang Maziya.
Gol kedua merupakan pembuktian bahwa selain mempunyai kemampuan membuat peluang bagi tim, dirinya juga bisa membuat peluang untuk dirinya sendiri, mendapatkan umpan di dalam kotak penalti dari Benny, Gustavo yang sudah terkepung oleh dua pemain lawan di depannya dan satu orang dibelakang melaksanakan gocek bola yang berhasil mengelabui hadangan didepanya, mengakhiri aksinya dengan tendangan dan berhasil merobek gawang lawan untuk menambah skor bagi Arema.
Di dalam proses Goal terakhir sebenarnya Gustavo tidak tepat dalam mendribble bola, sesudah berlari membawa bola dan berhasil masuk kotak penalti, ayah dua orang anak ini malah terpeleset ketika ingin mengecoh lawan, dasar pemain dengan skill hebat tak lantas membuat dirinya kehilangan sentuhan walau dalam kondisi terpeleset. Langsung saja bola cut back di berikan, Dendi yang masuk menggantikan Irsyad berlari muncul dari second line dan pribadi menyambar bola. Terciptalah Goal yang juga menjadi Goal terakhir di pertandingan kali ini.
Performa Gustavo sore itu juga mengembalikan penuh kiprahnya sebagai poros permainan Arema, total 84 percobaan passing dengan presentase menemui target 83% menjadikannya pemain dengan percobaan passing yang paling banyak diantara pemain arema lainya.


KESIMPULAN

Misi mencari poin yang hilang telah sukses di laksanakan, pelajaran dari Hanoi di sangkar juga cepat diserap melalui permainan yang cukup rapi dari segi transisi dan pertukaran posisi, hal yang menjadi sorotan di pertandingan lalu. Hanya saja kebiasaan jelek dalam meremehkan lawan ketika menghadapi tim yang dibawah level permainan harus segera dihilangkan. Gol lawan yang tercipta terjadi alasannya tangkapan Meiga yang lepas kemudian bola clearance Alfarizi jatuh didepan dua pemain Maziya yang bangun bebas dan berhasil memanfaatkan untuk mencetak Goal. Sedikit atau banyak ketika meremehkan lawan bisa berbuah kepanikan dan kerugian untuk tim Arema. Sampai jumpa dan tetap dukung Singo Edan.

Jumat, 14 Maret 2014

Terkini Arema Salah Strategi, Hanoi Leluasa Menyerang

TERLALU PERCAYA DIRINYA SANG ARSITEK

Diturunkannya 3 striker sekaligus plus 1 winger memperlihatkan betapa bernafsunya memburu kemenangan perdana di laga AFC Cup, apalagi kali ini bermain di depan publik Kanjuruhan. Nama menyerupai Samsul, Beto, Gonzales dan Dendi yaitu barisan nama dengan skill menyerang yang sangat baik dan mempunyai kemampuan spesialisasi yang berbeda beda dan akan saling melengkapi. Keputusan  ini berarti harus mengorbankan salah satu dari trio gelandang Arema untuk sementara duduk di dingklik cadangan, Juan Revi yang biasa dipasang sebagai starter untuk melapis pertahanan sembari menunggu sang arsitek Arema meraba permainan lawan kali ini harus rela duduk bersama jajaran instruktur di bench. Padahal strategi memasang Juan Revi yaitu salah satu strategi yang sukses membawa Arema belum terkalahkan di 6 pertandingan terakhir.  Sangat riskan sesungguhnya untuk menghadapi tim yang mempunyai kecepatan dan umpan pendek menyerupai Hanoi untuk tidak memasang gelandang dengan defense skill yang baik dan work rate yang tinggi, terlebih barisan pertahanan Arema tidak mempunyai kecepatan yang selevel dengan pemain hanoi . Instruksi yang diberikan pada duo gelandang Bustomi dan Sukadana tampak lebih menitikberatkan ke penyerangan, tidak jarang jaraknya terlihat cukup jauh dengan center back. Ruang kosong inilah yang nantinya berhasil dieksploitasi oleh pemain Hanoi di babak pertama.


GARIS PERTAHANAN TINGGI HANOI DAN EKSPLOITASI KEKOSONGAN GELANDANG BERTAHAN AREMA

Hanoi merupakan tim yang mengikuti tren permainan dunia sepakbola dikala ini, bermodalkan gugusan 4-1-2-3 dan kecepatan berlari pemain ditunjang dengan passing pendek yang memecah barisan pertahanan lawan. Tampil hanya dengan satu pemain aneh membuat Hanoi tak gentar melawat ke sangkar singa, tidak mempunyai seorang playmaker juga tidak menjadi halangan dari tim asal Vietnam ini. Bagaimanakah cara kerja tim besutan Pang Tan Hunh ini membungkam Arema?

Pelatih Hanoi dalam press release nya sudah jauh hari mencari segala isu ihwal Arema dan kemungkinan besar ia mendapatkanya, dan ia juga menyampaikan akan memberi perhatian khusus pada lini depan Arema yang sudah menghasilkan 80% dari total Goal Arema demam isu ini. Hasilnya yaitu garis pertahanan tinggi diterapkan oleh Hanoi, duo center back Hanoi D.D. Khanh dan N.V. Bien jauh berada di depan kotak penalti sendiri bahkan tak jarang hingga di garis tengah lapangan. Taktik ini memang sudah menjadi lumrah lantaran gugusan dan filosofi yang diusung Hanoi memang mengharuskan menyerupai ini yaitu memangkas panjang lapangan ketika lawan melaksanakan serangan dan mempercepat pressing dari segala penjuru. Keuntungan lain yaitu mendapati dua full back yang siap sedia membantu naik ke depan guna memperbanyak membuat peluang dalam mencetak Goal, akan tetapi sangat rentan merugikan tim ketika menerima serangan balik.

Wall pass membongkar pertahanan yang jadi ciri permainan Arema demam isu ini tak bisa dimunculkan dengan baik di pertandingan kali ini, Gonzales yang menjadi tembok pemantul pun lebih banyak terjebak offside, 7 kali terperangkap jebakan pertahanan tinggi Hanoi. Sedikit bisa dicermati, walau permainan Arema mengandalkan bola pendek satu dua, namun sesungguhnya hanya pemantulan bola saja dan tidak dikombinasikan dengan off the ball position yang cair. Sejatinya ini cukup mengakar di persepakbolaan Indonesia selama ini. Pergerakan tanpa bola yang sangat minim juga menjadi alasannya yaitu kurang terciptanya peluang emas di muka gawang Hanoi. Hanya beberapa pemain dari Arema yang mengerti akan hal ini, salah satunya berhasil membuahkan tendangan penalti bagi Arema ketika Beto menerima umpan terobosan yang berhasil ia kuasai dengan mendribel hingga masuk ke kotak pertahanan Hanoi, bola yg sejatinya akan dikirim menjadi umpan silang malah mengenai tangan pemain Hanoi. Dan beruntung sepakan 12 pas Gonzales masih bisa masuk ke gawang walau kiper N.V Cong sudah benar menebak arah bola dan tubuhnya sempat mengenai bola.

Gambar di bawah ini menjelaskan bagaimana Goal pertama untuk hanoi tercipta ketika Arema masih dalam transisi menyerang, B.V Hieu yang berada di pinggir lapangan sesungguhnya yaitu pemain tengah, pergerakanya dikala bertahan membendung serangan Arema yang dilancarkan oleh Gatheussi dan Samsul di sisi lapangan akan segara merapat membentuk pressing dengan bek sayap bernomer punggung 22 hanoi serta di bantu oleh N.V. Nguyet yang aktif turun kebelakang. Celakanya, belum hingga masuk areal final third Hanoi, bola yang notabene dibawa untuk menyerang malah berhasil dikuasai oleh B.V Hieu dan segera mengirim umpan ke N.V. Nguyet. Terlihat pemain bernomer punggung 10 Hanoi ini tanpa kawalan berarti, lantaran memang menyerupai dikatakan tadi, Arema sedang dalam transisi menyerang. Sukadana lebih banyak sejajar dengan Bustomi lantaran memang diinstruksikan lebih untuk membangun penyerangan, ketidak adaan gelandang bertahan memaksa Purwaka berlari meninggalkan posnya untuk melaksanakan penjagaan pada N.V. Nguyet , eksploitasi kekosongan antara lini belakang dengan gelandang inilah yang dimaksud diawal tadi.


Bola hasil umpan B.V. Hieu pada N.V. Nguyet dipantulkan kembali ke Hieu yang bersiap mengumpan ke area kosong yang ditinggalkan purwaka. Seharusnya kekosongan pos Purwaka ini dicover oleh Sukadana, yang sudah tampak berlari. Namun pemain asal bali ini terkecoh dengan pergerakan kombinasi dua pemain Hanoi ini, bukanya berlari menutup kekosongan pos malah berlari mendekati bola hasil pantulan Nguyet dan berharap bisa merebutnya. Dan seketika perhatian 3 pemain arema sekaligus terpusat ke bola pantulan tadi, Gatheussi gagal menghentikan bola dari kaki B.V. Hieu, Sukadana tidak membaca permainan dengan baik dan Purwaka mengendorkan penjagaan pada N.V. Nguyet yang dimanfaatkan dengan berlarinya menyongsong umpan terobosan yang dikirim lagi oleh Hieu. Terlihat menyerupai gambar dibawah ini.


Disinilah terlihat keunggulan strategi hanoi yang mengedepankan kecepatan, passing pendek dan pergerakan tanpa bola yang cukup baik. Bagaimana hanya dengan 2 orang pemain bisa membongkar pertahanan arema yang coba digalang oleh Purwaka, Sukadana, dan Gatheussi. Tercatat kedua pemain Hanoi ini melaksanakan 3 passing datar dan 1 through pass dalam serangan kali ini yang dimulai dari garis tengah lapangan. Tanpa gangguan N.V. Nguyen berlari mendribel bola menusuk ke jantung pertahanan Arema yg sudah keropos, bukanya melaksanakan shoot N.V. Nguyen melaksanakan cut back yang disambut tendangan oleh B.V Hieu yang menatap mistar dan kemelutpun terjadi, tanpa babibu Gonzalo Morronkle melepaskan tendangan yang menyudahi kemelut didepan gawang dengan sebuah goal mendatar ke sisi kanan Kurnia Meiga.

Gol kedua Hanoi melalui titik putih, sebelum terjadi pelanggaran Igbonefo pada  N.V. Nguyet hampir sama prosesnya namun kini berada di sisi kanan Arema yang dikawal oleh Beny. Kolektivitas tim Hanoi kali ini lebih ditunjukan melalui permainan umpan pendek dikombinasi dengan pergerakan tanpa bola yang cukup terlatih, kali ini yang melaksanakan penetrasi yaitu fullback kiri N.H. Tien (14) kemudian melaksanakan wall pas dengan winger P.T. Luong (11), Sukadana melaksanakan penjagaan pada N.N. Duy (21) yang memang akrab denganya. Ketika P.T. Luong memang terlihat sedikit menahan bola sebelum melaksanakan wallpass, beny yang sudah terlalu maju kedepan sudah kalah lari dengan N.H. Tien dan hasilnya terciptalah ruang untuk melepaskan wallpass pada N.H. Tien. Disaat yang bersamaan N.N. Duy melaksanakan pergerakan tanpa bola dengan berlari dari penjagaan Sukadana yang perhatianya  berpindah kepada bola yg dibawa oleh N.H. Tien. Dan bisa terlihat di gambar yang ada dibawah ini.


Melihat ruang kosong pada N.N. Duy yang sudah berlari di dalam kotak penalti Arema dan lagi-lagi tanpa penjagaan yang ketat, segera saja umpan cut back dikirimkan ke pemain orisinil Vietnam berusia 27 tahun ini. Sambaran umpan cut back tadi tidak menemui sasaran, bahkan jauh dari gawang Arema tapi bola liar tadi menggelinding dan lebih akrab dengan B.V. Hieu yang kini bertukar posisi dengan N.V. Nguyet di sisi kanan segera mengambil bola tersebut. Mencoba membuat scrimage didepan gawang Arema dengan umpan tarik ke tiang dekat, karenanya malah menghasilkan pelanggaran yang dilakukan oleh igbonefo pada N.V Nguyet. Giliran Arema menerima terkena eksekusi penalti kali ini, tendangan dihukum kapten Hanoi hari itu, dengan masbodoh bola diceploskan ke gawang Kurnia Meiga kedua kalinya yang tercatat atas nama Gonzalo. Merubah kedudukan menjadi 1-2 untuk Hanoi T&T. Terlebih di babak pertama peluang yang sangat membahayakan gawang Arema juga berangkat dari permainan menyerupai ini tercatat sedikitnya ada 5 peluang emas tercipta dari denah tersebut, tidak banyak bobolnya gawang Arema juga terbantu dengan penampilan cukup baik yang dipertontonkan Meiga dengan melaksanakan 4 evakuasi gemilang. Selain itu duel udara di depan gawang Arema juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Pasalnya sang raja duel udara Arema selalu kalah kalau melaksanakan duel udara dengan Gonzalo yang memang mempunyai fisik lebih besar dan tinggi daripada Igbonefo. Sebenarnya umpan cutback yang jadi andalan Hanoi ini bisa diminimalisir kalau ada seorang gelandang bertahan yang lebih akrab dan berada di depan dua centerback Arema.


HILANGNYA SECONDWIND

Kelemahan arema yang muncul dari menit awal tidak direspon cepat oleh sang arsitek, terlihat tidak ada arahan dari pinggir lapangan hingga babak pertama usai, kemungkinan berharap dengan saling sabung strategi daya gedor antar kedua tim masih ingin dilakukan dibabak pertama. Terlebih Arema juga berhasil melaksanakan 1 Goal jawaban dibabak pertama. Tidak maksimalnya Sukadana membuat dirinya ditarik dibabak kedua dan digantikan oleh Hendro. Akhirnya kebutuhan akan seorang gelandang bertahan terpenuhi. Konsekuensinya yaitu sedikit menggeser dendi agak ke tengah, lebih menentukan menarik Sukadana ketimbang Dendi yaitu dengan berharap kemampuan dendi dalam menusuk serta membuka ruang masih lebih baik daripada Sukadana. Permainan menjadi lebih rapi dibabak kedua ini lantaran Hendro sukses menjalankan tugas di sektor gelandang bertahan, umpan yang dihasilkan juga akurat. Ancaman pun tiba dari Dendi kali ini, sesudah posisinya digeser agak ketengah dendi sering berlari membuka ruang untuk meminta bola di area akrab kotak penalti Hanoi, menyerupai gambar dibawah ini


Gonzales yang menguasai bola sudah dihadang oleh tiga pemain sekaligus, Dendi yang berlari dari lini kedua menerima sodoran bagus yang pribadi disepak dengan keras. Sayang bola belum menemui sasaran, bola hasil sepakan meluncur tipis sekali di kanan gawang Hanoi T&T. menyerupai menerima angin kedua, Arema terus susukan melancarkan serangan di babak ke dua. Nafsu untuk menyamakan kedudukan sangat tinggi tapi ntah kenapa gempuran serangan tadi tidak muncul lagi sesudah permainan sedikit terhenti oleh cederanya bek muda 20 tahun D.D. Khanh di menit 64. Masuknya Sunarto sesungguhnya berharap pada pergerakan pemain orisinil Malang yang populer jarang di deteksi lawan, memperbanyak pemain yang bisa membuat ruang kosong bersama Dendi. Sedangkan pergantian Dendi dengan Irsyad yaitu memperbarui tenaga serangan biar lebih bertenaga lagi. Alih-alih menyamakan kedudukan, Arema malah semakin terbenam lewat Goal N.V. Nguyet di menit 89 memanfaatkan umpan lambung dari sisi kanan pertahanan Arema yang sudah terlihat kehilangan gairah, dengan sedikit gerak tipu N.V. Nguyet berhasil mengecoh Igbonefo dan menceploskan bola ke kanan gawang Kurnia Meiga. Kekalahan perdana kali ini tak terhindarkan dan Kesimpulanya yaitu Arema terlalu percaya diri dan kalah dalam sabung strategi terbuka kali ini.

Terkini Arema Salah Strategi, Hanoi Leluasa Menyerang

TERLALU PERCAYA DIRINYA SANG ARSITEK

Diturunkannya 3 striker sekaligus plus 1 winger memperlihatkan betapa bernafsunya memburu kemenangan perdana di laga AFC Cup, apalagi kali ini bermain di depan publik Kanjuruhan. Nama menyerupai Samsul, Beto, Gonzales dan Dendi yaitu barisan nama dengan skill menyerang yang sangat baik dan mempunyai kemampuan spesialisasi yang berbeda beda dan akan saling melengkapi. Keputusan  ini berarti harus mengorbankan salah satu dari trio gelandang Arema untuk sementara duduk di dingklik cadangan, Juan Revi yang biasa dipasang sebagai starter untuk melapis pertahanan sembari menunggu sang arsitek Arema meraba permainan lawan kali ini harus rela duduk bersama jajaran instruktur di bench. Padahal strategi memasang Juan Revi yaitu salah satu strategi yang sukses membawa Arema belum terkalahkan di 6 pertandingan terakhir.  Sangat riskan sesungguhnya untuk menghadapi tim yang mempunyai kecepatan dan umpan pendek menyerupai Hanoi untuk tidak memasang gelandang dengan defense skill yang baik dan work rate yang tinggi, terlebih barisan pertahanan Arema tidak mempunyai kecepatan yang selevel dengan pemain hanoi . Instruksi yang diberikan pada duo gelandang Bustomi dan Sukadana tampak lebih menitikberatkan ke penyerangan, tidak jarang jaraknya terlihat cukup jauh dengan center back. Ruang kosong inilah yang nantinya berhasil dieksploitasi oleh pemain Hanoi di babak pertama.


GARIS PERTAHANAN TINGGI HANOI DAN EKSPLOITASI KEKOSONGAN GELANDANG BERTAHAN AREMA

Hanoi merupakan tim yang mengikuti tren permainan dunia sepakbola dikala ini, bermodalkan gugusan 4-1-2-3 dan kecepatan berlari pemain ditunjang dengan passing pendek yang memecah barisan pertahanan lawan. Tampil hanya dengan satu pemain aneh membuat Hanoi tak gentar melawat ke sangkar singa, tidak mempunyai seorang playmaker juga tidak menjadi halangan dari tim asal Vietnam ini. Bagaimanakah cara kerja tim besutan Pang Tan Hunh ini membungkam Arema?

Pelatih Hanoi dalam press release nya sudah jauh hari mencari segala isu ihwal Arema dan kemungkinan besar ia mendapatkanya, dan ia juga menyampaikan akan memberi perhatian khusus pada lini depan Arema yang sudah menghasilkan 80% dari total Goal Arema demam isu ini. Hasilnya yaitu garis pertahanan tinggi diterapkan oleh Hanoi, duo center back Hanoi D.D. Khanh dan N.V. Bien jauh berada di depan kotak penalti sendiri bahkan tak jarang hingga di garis tengah lapangan. Taktik ini memang sudah menjadi lumrah lantaran gugusan dan filosofi yang diusung Hanoi memang mengharuskan menyerupai ini yaitu memangkas panjang lapangan ketika lawan melaksanakan serangan dan mempercepat pressing dari segala penjuru. Keuntungan lain yaitu mendapati dua full back yang siap sedia membantu naik ke depan guna memperbanyak membuat peluang dalam mencetak Goal, akan tetapi sangat rentan merugikan tim ketika menerima serangan balik.

Wall pass membongkar pertahanan yang jadi ciri permainan Arema demam isu ini tak bisa dimunculkan dengan baik di pertandingan kali ini, Gonzales yang menjadi tembok pemantul pun lebih banyak terjebak offside, 7 kali terperangkap jebakan pertahanan tinggi Hanoi. Sedikit bisa dicermati, walau permainan Arema mengandalkan bola pendek satu dua, namun sesungguhnya hanya pemantulan bola saja dan tidak dikombinasikan dengan off the ball position yang cair. Sejatinya ini cukup mengakar di persepakbolaan Indonesia selama ini. Pergerakan tanpa bola yang sangat minim juga menjadi alasannya yaitu kurang terciptanya peluang emas di muka gawang Hanoi. Hanya beberapa pemain dari Arema yang mengerti akan hal ini, salah satunya berhasil membuahkan tendangan penalti bagi Arema ketika Beto menerima umpan terobosan yang berhasil ia kuasai dengan mendribel hingga masuk ke kotak pertahanan Hanoi, bola yg sejatinya akan dikirim menjadi umpan silang malah mengenai tangan pemain Hanoi. Dan beruntung sepakan 12 pas Gonzales masih bisa masuk ke gawang walau kiper N.V Cong sudah benar menebak arah bola dan tubuhnya sempat mengenai bola.

Gambar di bawah ini menjelaskan bagaimana Goal pertama untuk hanoi tercipta ketika Arema masih dalam transisi menyerang, B.V Hieu yang berada di pinggir lapangan sesungguhnya yaitu pemain tengah, pergerakanya dikala bertahan membendung serangan Arema yang dilancarkan oleh Gatheussi dan Samsul di sisi lapangan akan segara merapat membentuk pressing dengan bek sayap bernomer punggung 22 hanoi serta di bantu oleh N.V. Nguyet yang aktif turun kebelakang. Celakanya, belum hingga masuk areal final third Hanoi, bola yang notabene dibawa untuk menyerang malah berhasil dikuasai oleh B.V Hieu dan segera mengirim umpan ke N.V. Nguyet. Terlihat pemain bernomer punggung 10 Hanoi ini tanpa kawalan berarti, lantaran memang menyerupai dikatakan tadi, Arema sedang dalam transisi menyerang. Sukadana lebih banyak sejajar dengan Bustomi lantaran memang diinstruksikan lebih untuk membangun penyerangan, ketidak adaan gelandang bertahan memaksa Purwaka berlari meninggalkan posnya untuk melaksanakan penjagaan pada N.V. Nguyet , eksploitasi kekosongan antara lini belakang dengan gelandang inilah yang dimaksud diawal tadi.


Bola hasil umpan B.V. Hieu pada N.V. Nguyet dipantulkan kembali ke Hieu yang bersiap mengumpan ke area kosong yang ditinggalkan purwaka. Seharusnya kekosongan pos Purwaka ini dicover oleh Sukadana, yang sudah tampak berlari. Namun pemain asal bali ini terkecoh dengan pergerakan kombinasi dua pemain Hanoi ini, bukanya berlari menutup kekosongan pos malah berlari mendekati bola hasil pantulan Nguyet dan berharap bisa merebutnya. Dan seketika perhatian 3 pemain arema sekaligus terpusat ke bola pantulan tadi, Gatheussi gagal menghentikan bola dari kaki B.V. Hieu, Sukadana tidak membaca permainan dengan baik dan Purwaka mengendorkan penjagaan pada N.V. Nguyet yang dimanfaatkan dengan berlarinya menyongsong umpan terobosan yang dikirim lagi oleh Hieu. Terlihat menyerupai gambar dibawah ini.


Disinilah terlihat keunggulan strategi hanoi yang mengedepankan kecepatan, passing pendek dan pergerakan tanpa bola yang cukup baik. Bagaimana hanya dengan 2 orang pemain bisa membongkar pertahanan arema yang coba digalang oleh Purwaka, Sukadana, dan Gatheussi. Tercatat kedua pemain Hanoi ini melaksanakan 3 passing datar dan 1 through pass dalam serangan kali ini yang dimulai dari garis tengah lapangan. Tanpa gangguan N.V. Nguyen berlari mendribel bola menusuk ke jantung pertahanan Arema yg sudah keropos, bukanya melaksanakan shoot N.V. Nguyen melaksanakan cut back yang disambut tendangan oleh B.V Hieu yang menatap mistar dan kemelutpun terjadi, tanpa babibu Gonzalo Morronkle melepaskan tendangan yang menyudahi kemelut didepan gawang dengan sebuah goal mendatar ke sisi kanan Kurnia Meiga.

Gol kedua Hanoi melalui titik putih, sebelum terjadi pelanggaran Igbonefo pada  N.V. Nguyet hampir sama prosesnya namun kini berada di sisi kanan Arema yang dikawal oleh Beny. Kolektivitas tim Hanoi kali ini lebih ditunjukan melalui permainan umpan pendek dikombinasi dengan pergerakan tanpa bola yang cukup terlatih, kali ini yang melaksanakan penetrasi yaitu fullback kiri N.H. Tien (14) kemudian melaksanakan wall pas dengan winger P.T. Luong (11), Sukadana melaksanakan penjagaan pada N.N. Duy (21) yang memang akrab denganya. Ketika P.T. Luong memang terlihat sedikit menahan bola sebelum melaksanakan wallpass, beny yang sudah terlalu maju kedepan sudah kalah lari dengan N.H. Tien dan hasilnya terciptalah ruang untuk melepaskan wallpass pada N.H. Tien. Disaat yang bersamaan N.N. Duy melaksanakan pergerakan tanpa bola dengan berlari dari penjagaan Sukadana yang perhatianya  berpindah kepada bola yg dibawa oleh N.H. Tien. Dan bisa terlihat di gambar yang ada dibawah ini.


Melihat ruang kosong pada N.N. Duy yang sudah berlari di dalam kotak penalti Arema dan lagi-lagi tanpa penjagaan yang ketat, segera saja umpan cut back dikirimkan ke pemain orisinil Vietnam berusia 27 tahun ini. Sambaran umpan cut back tadi tidak menemui sasaran, bahkan jauh dari gawang Arema tapi bola liar tadi menggelinding dan lebih akrab dengan B.V. Hieu yang kini bertukar posisi dengan N.V. Nguyet di sisi kanan segera mengambil bola tersebut. Mencoba membuat scrimage didepan gawang Arema dengan umpan tarik ke tiang dekat, karenanya malah menghasilkan pelanggaran yang dilakukan oleh igbonefo pada N.V Nguyet. Giliran Arema menerima terkena eksekusi penalti kali ini, tendangan dihukum kapten Hanoi hari itu, dengan masbodoh bola diceploskan ke gawang Kurnia Meiga kedua kalinya yang tercatat atas nama Gonzalo. Merubah kedudukan menjadi 1-2 untuk Hanoi T&T. Terlebih di babak pertama peluang yang sangat membahayakan gawang Arema juga berangkat dari permainan menyerupai ini tercatat sedikitnya ada 5 peluang emas tercipta dari denah tersebut, tidak banyak bobolnya gawang Arema juga terbantu dengan penampilan cukup baik yang dipertontonkan Meiga dengan melaksanakan 4 evakuasi gemilang. Selain itu duel udara di depan gawang Arema juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Pasalnya sang raja duel udara Arema selalu kalah kalau melaksanakan duel udara dengan Gonzalo yang memang mempunyai fisik lebih besar dan tinggi daripada Igbonefo. Sebenarnya umpan cutback yang jadi andalan Hanoi ini bisa diminimalisir kalau ada seorang gelandang bertahan yang lebih akrab dan berada di depan dua centerback Arema.


HILANGNYA SECONDWIND

Kelemahan arema yang muncul dari menit awal tidak direspon cepat oleh sang arsitek, terlihat tidak ada arahan dari pinggir lapangan hingga babak pertama usai, kemungkinan berharap dengan saling sabung strategi daya gedor antar kedua tim masih ingin dilakukan dibabak pertama. Terlebih Arema juga berhasil melaksanakan 1 Goal jawaban dibabak pertama. Tidak maksimalnya Sukadana membuat dirinya ditarik dibabak kedua dan digantikan oleh Hendro. Akhirnya kebutuhan akan seorang gelandang bertahan terpenuhi. Konsekuensinya yaitu sedikit menggeser dendi agak ke tengah, lebih menentukan menarik Sukadana ketimbang Dendi yaitu dengan berharap kemampuan dendi dalam menusuk serta membuka ruang masih lebih baik daripada Sukadana. Permainan menjadi lebih rapi dibabak kedua ini lantaran Hendro sukses menjalankan tugas di sektor gelandang bertahan, umpan yang dihasilkan juga akurat. Ancaman pun tiba dari Dendi kali ini, sesudah posisinya digeser agak ketengah dendi sering berlari membuka ruang untuk meminta bola di area akrab kotak penalti Hanoi, menyerupai gambar dibawah ini


Gonzales yang menguasai bola sudah dihadang oleh tiga pemain sekaligus, Dendi yang berlari dari lini kedua menerima sodoran bagus yang pribadi disepak dengan keras. Sayang bola belum menemui sasaran, bola hasil sepakan meluncur tipis sekali di kanan gawang Hanoi T&T. menyerupai menerima angin kedua, Arema terus susukan melancarkan serangan di babak ke dua. Nafsu untuk menyamakan kedudukan sangat tinggi tapi ntah kenapa gempuran serangan tadi tidak muncul lagi sesudah permainan sedikit terhenti oleh cederanya bek muda 20 tahun D.D. Khanh di menit 64. Masuknya Sunarto sesungguhnya berharap pada pergerakan pemain orisinil Malang yang populer jarang di deteksi lawan, memperbanyak pemain yang bisa membuat ruang kosong bersama Dendi. Sedangkan pergantian Dendi dengan Irsyad yaitu memperbarui tenaga serangan biar lebih bertenaga lagi. Alih-alih menyamakan kedudukan, Arema malah semakin terbenam lewat Goal N.V. Nguyet di menit 89 memanfaatkan umpan lambung dari sisi kanan pertahanan Arema yang sudah terlihat kehilangan gairah, dengan sedikit gerak tipu N.V. Nguyet berhasil mengecoh Igbonefo dan menceploskan bola ke kanan gawang Kurnia Meiga. Kekalahan perdana kali ini tak terhindarkan dan Kesimpulanya yaitu Arema terlalu percaya diri dan kalah dalam sabung strategi terbuka kali ini.

Rabu, 12 Maret 2014

Terkini Gagalnya Arema Antisipasi Serangan Sayap Hanoi T&T

Statistik Arema v Hanoi T&T

Laga kedua AFC cup mempertemukan Arema melawan Hanoi T&T asal Vietnam. Arema tampil mengusung contoh 4-3-3. Kiper. Kiper Kurnia Meiga dikawal beni wahyudi bek di kanan, Thierry di bek kiri dan di tengah dipercayakan kepada duet Purwaka serta Victor Igbonefo, di tengah Ahmad Bustomi dan Sukadana diduetkan untuk memberi rasa kondusif dalam membangun serangan sementara Dendy yang masuk starter ditugaskan sebagai gelandang serang. Di depan trio final hidup Samsul, Beto dan Gonzales turun sebagai starter. 
Seperti analisa statistik Hanoi T&T yang dibahas tuntas di akun twitter kami @AremaStats H-1 sebelum sabung antara Arema v Hanoi T&T ini semua menuai kebenaran. Ini semua terkait cara bermain, range Goal yang mereka ciptakan hingga kemungkinan gugusan mereka sehabis absennya 3 pemain inti yang mereka miliki.
Hanoi T&T yang tampil dengan garis pertahanan sangat tinggi menyulitkan permainan Arema untuk berkembang. Ditambah pressing ketat yang mencapai seluruh area lapangan menyulitkan Singo Edan untuk menyusun serangan. Sangat sering Ahmad Bustomi dan bek Arema terpaksa mengirim umpan jauh yang tanpa hasil. Hanoi yang tampil disiplin dan cepat tampak sangat berbahaya dikala memulai serangan dari sayap kanan dan kiri mereka. Petaka tiba di menit 20 serangan dari sayap yang diawali cutback ke jantung pertahanan Arema menciptakan kemelut yang diselesaikan dengan baik oleh Gonzalo Marronkle, 0-1 Arema tertinggal.
Arema yang tersengat eksklusif mendobrak pertahanan Hanoi. Respons cepat ini risikonya membuahkan penalti yang bisa dihukum dengan baik oleh Christian Gonzales. Sedikit berbau keberuntungan, penalti yang diawali pergerakan cepat Beto di sisi kanan menciptakan pemain belakang Hanoi terpaksa menghentikan bola dengan tangannya. Sayang, Hanoi risikonya kembali unggul melalui Marronkle yang dengan jitu bisa mengeksekusi tendangan penalti yang diberikan sehabis pelanggaran yang dilakukan Victor Igbonefo.
Mandeknya serangan Arema tercermin dari mininya passing di pemain lini depan Arema yang hanya mencatatkan 25 kali percobaan passing, angka kehilangan bola Arema di babak pertama mencapai 8 kali,6 diantaranya terjadi di sektor penyerangan. 4 offside yang dicatat Christian Gonzales menjadi bukti keampuhan taktik Hanoi T&T dalam melumpuhkan penyerangan Arema. Permainan keras dan banyaknya planggaran yang mereka lakukan yakni cuilan dari taktik mereka. Sadar mempunyai transisi bertahan yang jelek dan garis pertahanan yang tinggi, para pemain Hanoi dikala kehilangan bola tak segan menjegal pemain Arema untuk mematahakan serangan balik Arema dan memberi waktu pemain mereka untuk turun bertahan.
Sementara itu lini belakang dibentuk kocar-kacir dengan serangan cepat Hanoi dari sayap. Tipikal serangan yang selama ini ditunjukkan Hanoi ternyata gagal diantisipasi Arema. Berkali-kali bek sayap Arema tertinggal,  situasi ini memaksa bek tengah Arema keluar untuk mengcover posisi yang ditingalkan Thierry maupun Benny. Strategi juara V-League demam isu kemudian ini dengan melepas 3 pemain di sayap menciptakan pemain tengah Arema I gede Sukadana dan Ahmad Bustomi terpaksa ikut pula turun ke sayap meninggalkan area lowong di tengah yang dieksploitasi Hanoi lewat serangan sayap diakhiri dengan cut back. Igbonefo yang kita kenal sebagai raja udara pun harus kerepotan dikala berduel udara dengan Marronkle, 4 kali kegagalan dalam memenangkan duel udara tentu ikut andil atas derasnya serangan Hanoi ke gawang Arema.
Masuknya Hendro Siswanto di babak kedua menggantikan I Gede Sukadana yakni tanggapan atas  taktik yang diusung Hanoi T&T. Sukadana di babak pertama mudah tidak berperan di lini tengah Arema digantikan Hendro yang bertipikal ngeyel dan lebih bertahan. Adanya Hendro menciptakan contoh Arema berubah asimetris dengan Beny wahyudi ikut menubruk sisi kiri Hanoi bersama dengan Bustomi dan Samsul Arif serta Sunarto yang menggantikan Samsul di menit 58. Hendro tercatat menciptakan umpan 2 kali lebih banyak dari I Gede Sukadana di babak pertama dengan 35 umpan yang dikirimkannya. Serangan bertubi-tubi ini terbukti menciptakan Hanoi kelabakan. Sayang tendangan ataupun sundulan pemain Arema hanya menemui tembok tebal pertahanan Hanoi serta menghasilkan tendangan ke gawang saja. Ketika deras serangan Arema mengalir satu orang pemain Hanoi cedera menciptakan pertandingan dihentikan, derasnya serangan Arema yang sempat menciptakan panik itu hanya bertah hingga menit 70. Setelah berhentinya permainan mudah Arema kehilangan momentum. 
Di 20 menit terakhir yakni sebuah manifestasi kefrustasian. Pertahanan tinggi Hanoi kembali memaksa 4 kali pemain Arema terjebak offside. Pertahan tinggi ini pula menciptakan Arema melepas 4 longball dan hanya 1 yang mencapai sasaran. Dan penderitaan bertambah lengkap ketikan Nguyen Van Quyet mencetak Goal di menit 88 yang merupakan Goal ke 8 baginya di semua ajang dan Goal ke 11 Hanoi T&T di 15 menit akhir. Kedudukan 1-3 menciptakan Hanoi pulang dengan 3 angka dengan kemenangan melalui taktik jitu yang mereka usung.
Arema sisakan 4 pertandingan di fase grup AFC Cup dengan rincian 2 home dan 2 away. Kekalahan atas Hanoi T&T bukanlah final segalanya dan supaya ini menjadi titik balik seluruh elemen yang ada di Arema untuk segera berdiri dan berbenah demi tercapainya sasaran yang di berikan administrasi di awal demam isu ini.

Terkini Gagalnya Arema Antisipasi Serangan Sayap Hanoi T&T

Statistik Arema v Hanoi T&T

Laga kedua AFC cup mempertemukan Arema melawan Hanoi T&T asal Vietnam. Arema tampil mengusung contoh 4-3-3. Kiper. Kiper Kurnia Meiga dikawal beni wahyudi bek di kanan, Thierry di bek kiri dan di tengah dipercayakan kepada duet Purwaka serta Victor Igbonefo, di tengah Ahmad Bustomi dan Sukadana diduetkan untuk memberi rasa kondusif dalam membangun serangan sementara Dendy yang masuk starter ditugaskan sebagai gelandang serang. Di depan trio final hidup Samsul, Beto dan Gonzales turun sebagai starter. 
Seperti analisa statistik Hanoi T&T yang dibahas tuntas di akun twitter kami @AremaStats H-1 sebelum sabung antara Arema v Hanoi T&T ini semua menuai kebenaran. Ini semua terkait cara bermain, range Goal yang mereka ciptakan hingga kemungkinan gugusan mereka sehabis absennya 3 pemain inti yang mereka miliki.
Hanoi T&T yang tampil dengan garis pertahanan sangat tinggi menyulitkan permainan Arema untuk berkembang. Ditambah pressing ketat yang mencapai seluruh area lapangan menyulitkan Singo Edan untuk menyusun serangan. Sangat sering Ahmad Bustomi dan bek Arema terpaksa mengirim umpan jauh yang tanpa hasil. Hanoi yang tampil disiplin dan cepat tampak sangat berbahaya dikala memulai serangan dari sayap kanan dan kiri mereka. Petaka tiba di menit 20 serangan dari sayap yang diawali cutback ke jantung pertahanan Arema menciptakan kemelut yang diselesaikan dengan baik oleh Gonzalo Marronkle, 0-1 Arema tertinggal.
Arema yang tersengat eksklusif mendobrak pertahanan Hanoi. Respons cepat ini risikonya membuahkan penalti yang bisa dihukum dengan baik oleh Christian Gonzales. Sedikit berbau keberuntungan, penalti yang diawali pergerakan cepat Beto di sisi kanan menciptakan pemain belakang Hanoi terpaksa menghentikan bola dengan tangannya. Sayang, Hanoi risikonya kembali unggul melalui Marronkle yang dengan jitu bisa mengeksekusi tendangan penalti yang diberikan sehabis pelanggaran yang dilakukan Victor Igbonefo.
Mandeknya serangan Arema tercermin dari mininya passing di pemain lini depan Arema yang hanya mencatatkan 25 kali percobaan passing, angka kehilangan bola Arema di babak pertama mencapai 8 kali,6 diantaranya terjadi di sektor penyerangan. 4 offside yang dicatat Christian Gonzales menjadi bukti keampuhan taktik Hanoi T&T dalam melumpuhkan penyerangan Arema. Permainan keras dan banyaknya planggaran yang mereka lakukan yakni cuilan dari taktik mereka. Sadar mempunyai transisi bertahan yang jelek dan garis pertahanan yang tinggi, para pemain Hanoi dikala kehilangan bola tak segan menjegal pemain Arema untuk mematahakan serangan balik Arema dan memberi waktu pemain mereka untuk turun bertahan.
Sementara itu lini belakang dibentuk kocar-kacir dengan serangan cepat Hanoi dari sayap. Tipikal serangan yang selama ini ditunjukkan Hanoi ternyata gagal diantisipasi Arema. Berkali-kali bek sayap Arema tertinggal,  situasi ini memaksa bek tengah Arema keluar untuk mengcover posisi yang ditingalkan Thierry maupun Benny. Strategi juara V-League demam isu kemudian ini dengan melepas 3 pemain di sayap menciptakan pemain tengah Arema I gede Sukadana dan Ahmad Bustomi terpaksa ikut pula turun ke sayap meninggalkan area lowong di tengah yang dieksploitasi Hanoi lewat serangan sayap diakhiri dengan cut back. Igbonefo yang kita kenal sebagai raja udara pun harus kerepotan dikala berduel udara dengan Marronkle, 4 kali kegagalan dalam memenangkan duel udara tentu ikut andil atas derasnya serangan Hanoi ke gawang Arema.
Masuknya Hendro Siswanto di babak kedua menggantikan I Gede Sukadana yakni tanggapan atas  taktik yang diusung Hanoi T&T. Sukadana di babak pertama mudah tidak berperan di lini tengah Arema digantikan Hendro yang bertipikal ngeyel dan lebih bertahan. Adanya Hendro menciptakan contoh Arema berubah asimetris dengan Beny wahyudi ikut menubruk sisi kiri Hanoi bersama dengan Bustomi dan Samsul Arif serta Sunarto yang menggantikan Samsul di menit 58. Hendro tercatat menciptakan umpan 2 kali lebih banyak dari I Gede Sukadana di babak pertama dengan 35 umpan yang dikirimkannya. Serangan bertubi-tubi ini terbukti menciptakan Hanoi kelabakan. Sayang tendangan ataupun sundulan pemain Arema hanya menemui tembok tebal pertahanan Hanoi serta menghasilkan tendangan ke gawang saja. Ketika deras serangan Arema mengalir satu orang pemain Hanoi cedera menciptakan pertandingan dihentikan, derasnya serangan Arema yang sempat menciptakan panik itu hanya bertah hingga menit 70. Setelah berhentinya permainan mudah Arema kehilangan momentum. 
Di 20 menit terakhir yakni sebuah manifestasi kefrustasian. Pertahanan tinggi Hanoi kembali memaksa 4 kali pemain Arema terjebak offside. Pertahan tinggi ini pula menciptakan Arema melepas 4 longball dan hanya 1 yang mencapai sasaran. Dan penderitaan bertambah lengkap ketikan Nguyen Van Quyet mencetak Goal di menit 88 yang merupakan Goal ke 8 baginya di semua ajang dan Goal ke 11 Hanoi T&T di 15 menit akhir. Kedudukan 1-3 menciptakan Hanoi pulang dengan 3 angka dengan kemenangan melalui taktik jitu yang mereka usung.
Arema sisakan 4 pertandingan di fase grup AFC Cup dengan rincian 2 home dan 2 away. Kekalahan atas Hanoi T&T bukanlah final segalanya dan supaya ini menjadi titik balik seluruh elemen yang ada di Arema untuk segera berdiri dan berbenah demi tercapainya sasaran yang di berikan administrasi di awal demam isu ini.

Sabtu, 01 Maret 2014

Terkini Best Starting Eleven Arema Bulan Februari

Di Bulan Februari ini Arema sudah lakoni 6 pertandingan dari 2 kompetisi yang di ikuti. Arema catatkan 5 kali menang dan 1 seri.Bermain dengan teladan permainan passing dari kaki ke kaki menjadi khas Arema awal demam isu ini
Berikut yakni starting eleven yang tim buat menurut data statistik per pemain dalam masa bulan Februari ini.


Kurnia Meiga


 Benny Wahyudi


 Purwaka



 Victor Igbonefo



Thierry Gathuessi



I Gede Sukadana



Ahmad Bustomi




Gustavo Lopez



Beto Goncalves




Christian Gonzales



Samsul Arif




Best Starting Eleven Arema Bulan Februari




Terkini Best Starting Eleven Arema Bulan Februari

Di Bulan Februari ini Arema sudah lakoni 6 pertandingan dari 2 kompetisi yang di ikuti. Arema catatkan 5 kali menang dan 1 seri.Bermain dengan teladan permainan passing dari kaki ke kaki menjadi khas Arema awal demam isu ini
Berikut yakni starting eleven yang tim buat menurut data statistik per pemain dalam masa bulan Februari ini.


Kurnia Meiga


 Benny Wahyudi


 Purwaka



 Victor Igbonefo



Thierry Gathuessi



I Gede Sukadana



Ahmad Bustomi




Gustavo Lopez



Beto Goncalves




Christian Gonzales



Samsul Arif




Best Starting Eleven Arema Bulan Februari