This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 08 April 2014

Terkini Nirwan Bakrie, Aremania Dan Pilpres

Sejak muncul gagasan membentuk klub Arema Malang di masa 80-an, Nirwan Bakrie ialah sosok yang sangat bersahabat di indera pendengaran Aremania. Tercatat dalam sejarah klub, Nirwan ialah sosok yang membantu mimpi mendiang Acub Zaenal dan putranya Lucky Adrianda Zaenal mendirikan tim sepakbola.

Tanpa campur tangan pengusaha itu, mungkin Arema yang kini berubah nama menjadi Arema Cronus tak akan pernah ada. Seiring perjalanan waktu, Nirwan Bakrie hanyalah sosok yang tercatat dalam buku sejarah Arema saja, tanpa pernah muncul eksklusif di Malang.

Sejak muncul gagasan membentuk klub Arema Malang di masa  Terkini Nirwan Bakrie, Aremania dan Pilpres

Selama eksistensi Arema pula, pula sosok Nirwan Dermawan Bakrie masih misterius. Namun, sosok yang kini memegang 100 persen saham Singo Edan tersebut balasannya menampakkan dirinya di Malang. Penampakan yang kemudian memunculkan bermacam-macam spekulasi alias isu.

Nirwan tiba membawa buah tangan bagus bagi Aremania, yakni rencana pembangunan stadion serta mimpi mengakibatkan Arema tim yang lebih bergengsi. Rencana yang menciptakan Aremania mabuk kepayang, apalagi diucapkan eksklusif dari bibir seorang Nirwan Bakrie.

Terlepas dari relasi big boss dengan klub sepak bola miliknya, segudang pertanyaan juga muncul dari kehadiran Nirwan di Malang. Seorang rekan Aremania merasa kurang nyaman alasannya ialah kedatangan tersebut dirasakannya bernuansa politis, terutama dikaitkan dengan sejumlah fakta.

Kebetulan kedatangan Nirwan bertepatan dengan kampanye sebuah partai politik di Malang. Bukan belakang layar lagi, Aburizal Bakrie yang notabene abang kandung Nirwan, menjadi calon presiden dari partai tersebut. Rekan saya tadi kemudian bertanya, "Setelah sekian tahun, kenapa munculnya sekarang...?"

Pertanyaan itu semakin besar alasannya ialah seorang big boss mengunjungi klubnya bukan ketika pertandingan besar. Nirwan tiba eksklusif ke stadion dan 'hanya' disuguhi pertandingan ujicoba berformat trofeo yang melibatkan Arema Cronus, Persikoba Batu serta Persekam Metro FC.

Mungkin alasannya ialah Nirwan gres mempunyai waktu luang di tengah kesibukannya sebagai pengusaha. Mungkin, berdasarkan saya semua berhak memberi evaluasi terkait eksistensi Nirwan serta kampanye partai politik berwarna kuning, selaras dengan warna kostum Arema di ujicoba trofeo tersebut.

Kalau pun kemudian ada jadwal tertentu yang publik tidak tahu, berdasarkan saya juga wajar-wajar saja. Keterlibatan seorang politisi di klub sepakbola bukan sesuatu yang terlarang. Silvio Berlusconi, pemilik AC Milan juga seorang politikus dan juga menjadi perdana menteri Italia.

Aremania terlihat susah payah menampik cibiran bahwa mereka bukan alat politik dan tidak akan pernah terlibat dalam urusan politik. Tak sedikit supporter rival yang menyindir keterlibatan partai di tim dengan kostum pujian biru. Kenapa situasi ini dijadikan materi cemoohan ?

Dalam pandangan saya, kondisi sepak bola Indonesia yang mengakibatkan situasi ini dianggap miring. Publik lebih banyak didominasi memandang urusan politik sangat kuat pada prestasi atau eksistensi sebuah klub di kompetisi. Ini rujukan pikir klasik dan berdasarkan saya sangat "bodoh". Bakrie yang pernah kuat di PSSI, dianggap bakal memberi laba bagi Arema, begitu sederhananya.

Politik juga dianggap sebagai momok yang mengacaukan sepak bola nasional. Sepak terjang politikus di organisasi sepakbola, banyak sekali manuver politis yang sering tak masuk akal, sikut-sikutan demi kepentingan Goalongan, sampai permusuhan pribadi, ialah warna-warni sepak bola Indonesia. Dari situ balasannya publik bola alergi dengan yang namanya politik di olah raga paling digemari masyarakat Indonesia.

Saya menyadari posisi Aremania sangat sulit. Mau tak mau mereka menghadapi cemoohan bahwa tim Singo Edan identik dengan salah satu partai politik. Padahal Nirwan Bakrie sangat berbeda dengan Aburizal Bakrie. Secara praktis, Nirwan tidak pernah larut eksklusif dalam politik ibarat yang dilakukan Ical. Tapi rupanya rival tidak mau tahu dengan itu. Bagi mereka Bakrie ya tetap Bakrie, apa pun nama depannya.

Dari ulasan di atas, saya menyimpulkan aroma politis di Singo Edan sepenuhnya tergantung Aremania sendiri. Mereka sendiri yang memilih terlibat atau tidaknya di politik praktis. Sejauh Arema tetap berjalan di rel profesionalisme sepak bola nasional, tidak ada yang perlu dicemaskan.

Apa pun situasinya ketika ini, harus diakui Arema Cronus justru sangat beruntung mempunyai big boss Nirwan Bakrie. Sedikit sekali sosok yang mempunyai kesepakatan di dunia sepak bola ibarat beliau sampai membeli klub ibarat Brisbane Roar (Australia) dan CS Visse (Belgia). Semua tentu tak dapat membayangkan bagaimana nasib Arema jikalau awal ekspresi dominan kemudian tidak diakuisisi Bakrie. Mungkin tim yang berdiri pada 11 Agustus 1987 tersebut masih mengalami defisit finansial dan tidak menjadi tim yang kompetitif ibarat sekarang.

Sejak muncul gagasan membentuk klub Arema Malang di masa  Terkini Nirwan Bakrie, Aremania dan Pilpres

Komunitas selalu menjadi komoditi dalam politik. Aremania yang mempunyai domain sangat besar dan terbilang solid, tentu menggiurkan bagi semua partai politik untuk mencari dukungan. Hanya saja, tanpa disadari para politikus, partai politik justru menghadapi resistensi besar di dunia olahraga.

Saya melihat sebagian besar Aremania justru ogah dikaitkan dengan urusan politik, baik pemilu legislatif (Pileg) maupun pemilihan presiden (Pilpres). Jadi, seandainya saja kedatangan Nirwan Bakrie mempunyai jadwal sampingan yakni membantu partai kuning, sepertinya tak akan banyak memengaruhi pilihan politis Aremania.*


(wbs/koransindo)

Minggu, 06 April 2014

Terkini Aremania Yogyakarta Kawal Tc Arema Di Parangtritis


Aremania, tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana.

Julukan yang menempel pada suporter fanatik Arema itu masih terus dihidupkan oleh para fans Singo Edan. Terbukti, sore kemarin puluhan Aremania Yogyakarta tiba menyambut Cristian Gonzales dkk di Stasiun Tugu.

 Julukan yang menempel pada suporter fanatik Arema itu masih terus dihidupkan oleh para fan Terkini Aremania Yogyakarta Kawal TC Arema di Parangtritis

Aremania yang menyambut, kebanyakan ialah Arek Malang yang bekerja dan berkuliah di Jogjakarta tersebut menunggu kedatangan Arema semenjak siang hari. Sekitar pukul 15.00 WIB, para suporter hasilnya sanggup menemui para pemain. Nyanyian khas Aremania pun menggema di depan stasiun Tugu Yogyakarta.

“Arema, Arema, kita disini Arema. Arema, Arema kita disini Arema. Aku gembira menjadi Arek Malang. Kemana-mana dijuluki Singo Edan,” pekik Aremania Jogjakarta yang menyambut Beto Goncalves dkk.

Sembari menyambut Arema dengan nyanyian, suporter pun tak melewatkan kesempatan itu untuk berfoto bersama Gustavo Lopez dkk. Pasalnya, sudah satu tahun lamanya Aremania Jogjakarta tidak bertemu dengan tim pujaannya. Kali terakhir, Arema bertemu dengan Aremania Yogyakarta dikala menggelar TC di Sleman ekspresi dominan 2012-2013. Kala itu, Arema menginap di Jayakarta Hotel, dan menggelar ujicoba lawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo.

Satu tahun sehabis itu, Aremania kembali bertemu dengan Singo Edan kemarin. Tentu saja, pertemuan ini jadi ajang silaturahmi dan kangen-kangenan. Ahmad Firdaus, Aremania Yogyakarta mengungkapkan, sekitar 50 Aremania tiba secara dadakan ke Stasiun Tugu demi menyambut Arema.

“Jarkom kita mendadak, tiba sekitar 50 Aremania untuk sambut Arema. Kita bahagia Arema sanggup TC di Yogyakarta. Karena sudah satu tahun Arema tidak ke Yogyakarta. Pun, di ISL Persiba Bantul tidak satu wilayah dengan Arema, kesempatan ini kami pakai untuk luapkan kangen,” terperinci Idos, sapaan akrabnya.

Idos yang orisinil Malang namun berkuliah di Jogjakarta ini menegaskan, Aremania bakal mengawal Arema selama TC di pantai Parangtritis. “Kita akan menemani tim kita hingga TC selesai, kita pun siap antar hingga stasiun dikala pulang ke Malang hari Minggu nanti,” tutup Idos.

Sementara itu, Suharno, instruktur Arema ternyata juga sanggup perhatian khusus dari Aremania Klaten. Seperti diketahui, Klaten ialah daerah kelahiran Suharno. Pelatih berlisensi A AFC tersebut berpisah dari rombongan tim di Stasiun Tugu untuk pulang ke kampung halaman Klaten.

Rupanya, sudah ada Aremania Klaten yang menyambut Suharno di kediamannya. Suharno merasa kaget sekaligus bahagia dengan perhatian yang diberikan oleh Aremania.

“Saya kaget sekali, ternyata ada puluhan Aremania yang sambut aku di Klaten. Mas Cintung Korwil Klaten membawa sekitar 30 Aremania untuk sambut saya, bahagia rasanya ketemu dulur,” kata Suharno.
(fin/jon/JPNN/baju bola)

Jumat, 04 April 2014

Terkini Pemain Terbaik Arema Bulan Maret

Bulan Maret kemarin, Arema melakoni 2 pertandingan dan kesemuanya di ajang AFC Cup dengan menghadapi Hanoi T&T di sangkar kemudian Maziya di tandang. Dari 2 pertandingan tersebut, Arema peroleh 1x kemenangan dan 1x kekalahan. Tim secara konsisten memberi predikat Best Player of The Mouth, untuk bulan Maret kami jatuhkan predikat itu ke pemain Arema bernomor punggung 17, Hendro Siswanto.

Statistik Hendro Siswanto bulan Maret

Sempat terpinggirkan di 5 tabrak awal Indonesia Super League dengan hanya mencatat 38 menit bermain, bulan maret menjadi panggung bagi Hendro Siswanto untuk unjuk kebolehan. Tampil sebagai pemain pengganti di tabrak lawan Hanoi T&T, pemain bernomor punggung 17 ini bisa merubah permainan Arema di babak kedua. Masuknya Hendro menciptakan lini tengah Hanoi kesulitan. Dengan kemampuan jelajah yang sangat tinggi Hendro ibarat ada dimana-mana, menekan lini tengah lawan saat menyerang dan disiplin saat membantu pertahanan. Passingnya yang akurat juga menjadi satu kelebihan tersendiri. Bahkan di tabrak melawan Hanoi akurasi passingnya mencapai 100%. Sayang meski tampil cantik Hendro gagal menghindarkan Arema dari kekalahan pertama Arema demam isu ini.


Laga melawan Maziya menjadi panggung bagi penampilan apik arek Tuban ini. Tampil semenjak menit pertama, tusukannya di sisi kiri pertahanan Maziya diakhiri dengan tendangan keras dan akurat ke gawang Maziya. Gol yang merupakan Goal keduanya selama membela Arema seakan menandakan kapasitas gelandang 24 tahun ini. Peran Hendro membantu pertahanan dengan menyumbang 4 tackle sukses mengatakan kualitasnya dalam membantu pertahanan. Permainan apiknya sebagai pengalir bola yang akurat turut membantu Arema meraih 3 poin perdana di ajang AFC Cup. Dengan grafik permainan yang meningkat akan menjadi sebuah laba tersendiri bagi duet instruktur Suharno dan Joko Susilo dalam menentukan taktik yang akan diterapkan untuk membawa Arema berjaya dalam kampanye menjuarai ISL dan AFC Cup.

Terkini Pemain Terbaik Arema Bulan Maret

Bulan Maret kemarin, Arema melakoni 2 pertandingan dan kesemuanya di ajang AFC Cup dengan menghadapi Hanoi T&T di sangkar kemudian Maziya di tandang. Dari 2 pertandingan tersebut, Arema peroleh 1x kemenangan dan 1x kekalahan. Tim secara konsisten memberi predikat Best Player of The Mouth, untuk bulan Maret kami jatuhkan predikat itu ke pemain Arema bernomor punggung 17, Hendro Siswanto.

Statistik Hendro Siswanto bulan Maret

Sempat terpinggirkan di 5 tabrak awal Indonesia Super League dengan hanya mencatat 38 menit bermain, bulan maret menjadi panggung bagi Hendro Siswanto untuk unjuk kebolehan. Tampil sebagai pemain pengganti di tabrak lawan Hanoi T&T, pemain bernomor punggung 17 ini bisa merubah permainan Arema di babak kedua. Masuknya Hendro menciptakan lini tengah Hanoi kesulitan. Dengan kemampuan jelajah yang sangat tinggi Hendro ibarat ada dimana-mana, menekan lini tengah lawan saat menyerang dan disiplin saat membantu pertahanan. Passingnya yang akurat juga menjadi satu kelebihan tersendiri. Bahkan di tabrak melawan Hanoi akurasi passingnya mencapai 100%. Sayang meski tampil cantik Hendro gagal menghindarkan Arema dari kekalahan pertama Arema demam isu ini.


Laga melawan Maziya menjadi panggung bagi penampilan apik arek Tuban ini. Tampil semenjak menit pertama, tusukannya di sisi kiri pertahanan Maziya diakhiri dengan tendangan keras dan akurat ke gawang Maziya. Gol yang merupakan Goal keduanya selama membela Arema seakan menandakan kapasitas gelandang 24 tahun ini. Peran Hendro membantu pertahanan dengan menyumbang 4 tackle sukses mengatakan kualitasnya dalam membantu pertahanan. Permainan apiknya sebagai pengalir bola yang akurat turut membantu Arema meraih 3 poin perdana di ajang AFC Cup. Dengan grafik permainan yang meningkat akan menjadi sebuah laba tersendiri bagi duet instruktur Suharno dan Joko Susilo dalam menentukan taktik yang akan diterapkan untuk membawa Arema berjaya dalam kampanye menjuarai ISL dan AFC Cup.

Kamis, 03 April 2014

Terkini Kemenangan Dramatis, Semua Lini Wajib Evaluasi

Arema menyongsong langgar melawan Maziya dengan konfidensi tinggi berbekal kemenangan di Male 1-3. Kembali membangkucadangkan Purwaka untuk kebutuhan taktikal mengakibatkan duo berdarah Afrika mengisi pos centreback ialah Igbonefo dan Gatheussi untuk mengawal gawang Meiga. Alfarizie dan Beny mengapitnya di posisi fullback kiri dan kanan. Hendro yang sedang dalam performa menjajanjikan kembali dipercaya dalam starting XI mengisi pos lini tengah bersama sang kapten Bustomi dan “El fantasista” Gustavo. Sedangkan di lini depan dua nama Amerika Latin masih belum tergantikan, Gonzales dan Beto yang kali ini ditemani Dendi yang punya statistik cantik ketika berhadapan dengan pemain asal Maladewa. Di 5 menit pertama Maziya yang tampil lepas tampak eksklusif berusaha merebut kendali serangan. Arema perlahan tapi niscaya bisa mengambil alih penguasaan bola, serangan gencar Singo Edan membuahkan hasil ketika tandukan Gonzales memanfaatkan crossing Hendro Siswanto menemui sasaran di menit 24. Semenit kemudian Gustavo Lopez merobek jala gawang Maziya lewat tendangan akurat dari luar kotak penalti. Di babak pertama total Arema melaksanakan 8 shot dengan 4 diantaranya on target, Singo Edan tampak akan menang mudah. Maziya yang mengandalkan serangan balik menekan lini tengah Arema dan memaksa Ahmad Bustomi kehilangan bola 3 kali di babak pertama sebab pressing ketat pemain Maziya.
Di babak kedua Arema tetap memegang kendali permainan. Sayang dengan keunggulan dua Goal justru menciptakan pertahanan Singo Edan lengah. Maziya yang melepas 4 shot dengan 3 diantaranya  on sasaran bisa membobol gawang Arema2 kali. Berawal dari kondisi bola mati, lengahnya pertahanan Arema dan kurang baiknya clearance yang dilakukan menciptakan gawang Kurnia Meiga bobol dua kali dalam tempo 3 menit. Masuknya Juan Revi tak bisa menciptakan lini tengah Arema garang, sore kemarin lini tengah berkontribusi minim dalam pertahanan dengan hanya menyumbang 3 tackle sukses dan 4 intercept. Masuknya Sunarto menggantikan Ahmad Bustomi menciptakan Arema bermain dengan 4 pemain di lini depan dan menyisakan Gustavo Lopez dan Juan Revi di tengah. Kondisi ini menciptakan Gustavo memikul beban berat dengan menjadi satu-satunya referensi serangan. 15 menit terakhir Arema menyerang maziya dengan gencar, serangkaian peluang dari Gonzales dan Samsul Arif masih bisa digagalkan pertahanan dan mistar gawang Maziya. Gol akibatnya tiba di injury time sebuah umpan crossing yang ditanduk Samsul Arif diteruskan dengan tandukan akurat Gonzales menciptakan aremania bersorak. Dengan 8 shot dan 3 diantaranya on sasaran menonjolkan Gonzales sebagai pemain paling berbahaya di atas lapangan. Gol Gonzales di interval terakhir pertandingan mengantar Arema merebut 3 poin dan menciptakan peluang Singo Edan lolos ke babak 16 besar semakin terbuka.


MENJADIKAN BUSTOMI SEORANG GELANDANG BERTAHAN

Seperti yang dikatakan diawal, kali ini para gelandang sangat minim dalam hal bantuan bertahan. Hendro yang memiliki daya jelajah tinggi cukup baik memainkan tugas box-to-box midfielder, satu crossingnya di sisi kanan pertahanan Maziya menemui sasaran dan menjadi assist bagi G.onzales. Bustomi yang dipasang agak kedalam dan lebih bersahabat dengan centreback terhitung gagal dalam melaksanakan aksi-aksi bertahan dan ia di langgar lawan Maziya ciptakan 4 kali loseball yang dimana seorang gelandang sangat dihentikan melaksanakan banyak loseball sebab bisa dimanfaatkan lawan untuk serangan balik, catatanya tackle ia membukukan 1 tackle sukses dari 2 kali percobaan. Mengingat memang ia bukan tipikal yang bisa menghentikan laju pemain lawan dengan tackle maupun berlari untuk mengganggu pergerakan lawan yang mencoba mengancam. Apalagi ini bukan posisinya. Beberapa kali serangan balik Maziya menangkap celah ini, ketika Hendro masih berlari kebelakang membantu untuk bertahan ketika diserang balik, Bustomi yang memainkan tugas gelandang bertahan tidak bisa mendelaynya dengan agresi bertahan, ia hanya mencoba menutup arah umpan, hasilnya beberapa kali pemain Maziya yang cukup cepat dalam berlari bisa melewati dengan mudah. Hasilnya ialah serangan -serangan eksklusif menusuk ke jantung pertahanan Arema, dan buruknya lagi beberapa serangan tersebut eksklusif menghasilkan tendangan sudut bagi Maziya. Hal yang sangat menguntungkan bagi Maziya yang selama ini memang mengandalkan bola set piece dan heading. 2 Goal yang bersarang ke gawang Arema memang terjadi jawaban kurangnya koordinasi di lini belakang dalam menghalau umpan set piece dan (lagi-lagi) terkesan meremehkan. Masuki menit 75, Bustomi yang kurang baik dalam membantu pertahanan di gantikan Juan Revi dan seni administrasi ini cukup menciptakan kenyamanan pertahanan Arema walo Igbonefo sering memainkan bola di area pertahanan Arema dan itu sangat rawan di rebut pemain Maziya.


LEBIH BANYAK MEMAINKAN BOLA CROSSING

Permainan umpan pendek datar di sepertiga area simpulan penyerangan yang sempat menjadi andalan di beberapa pertandingan awal tidak bisa muncul dengan baik, Dendi dan Beto yang diinstruksikan untuk menjadi pelaksana umpan satu dua dengan Gonzales sebagai tembok pemantul malah lebih banyak salah umpan dan kehilangan banyak bola. Selain sebab cukup rapatnya pemain Maziya dalam menjaga pertahanan juga sebab ikut naiknya dua gelandang Arema di area ini yang posisinya selalu berdekatan sehingga banyak salah pengertian dalam mendapatkan umpan untuk dipantulkan. Aktifnya fullback kanan Beny naik untuk membantu penyeranganlah yang akibatnya banyak memainkan bola bola crossing. Total 34 crossing dilepaskan para pemain arema dengan tingkat akurasi hanya 24%. Padahal ibarat yang dikatakan di twitter aremastats, pemain Maziya lebih mumpuni dalam memainkan duel duel udara daripada Arema. Memang setiap kali crossing dari arah sayap, terlihat trio striker selalu berada di dalam kotak penalti Maziya, dan minimal ada dua orang yang berusaha mendapatkanya. Tapi kalau dilihat dari posturnya, hanya Gonzales yang bisa dikatakan cukup siap untuk melaksanakan duel udara ketimbang Dendi dan Beto.  Sangat tidak efektif kalau dipaksakan dengan hanya mengandalkan Gonzales sebagai penerimanya. Belum lagi kalau umpan tidak menemui sasaran, bola hanya akan berpindah di sektor kanan Maziya yang dimana pemain Arema tidak bisa melihat celah ini. Kebanyakan pemain Arema menumpuk di sektor kiri pertahanan Maziya, berkali kali bola crossing Beny tidak mengenai pemain kedua tim di kotak penalti Maziya, bola liar ini banyak dikuasai oleh pemain Maziya dan menjadi area dimana Maziya akan memulai serangan balik. Dan beruntung Gonzales menjadi penyelamat muka Arema dengan Goal nya di masa injury time yang memenangkan Arema.



KESIMPULAN

Dari sisi gugusan dan susunan pemain Starting XI kali ini tidak banyak berubah dari pertemuan pertama, mudah hanya Dendi yang kali ini yang dipercaya semenjak menit awal, selebihnya sama. Mencoba mamainkan pemain yang sedang dalam performa baiknya secara bersamaan memang menjanjikan potensi yang luarbiasa untuk memenangkan suatu pertandingan, apalagi Arema di langgar ini mengincar kemenangan dengan selisih yang besar. Tapi keseimbangan antar lini harus juga menjadi perhatian instruktur Arema. Semoga proses mendapatkan kemenangan yang dramatis ini menjadi pembelajaran staf instruktur Arema. Sampai jumpa nawak Aremania di pertandingan selanjutnya.

Terkini Kemenangan Dramatis, Semua Lini Wajib Evaluasi

Arema menyongsong langgar melawan Maziya dengan konfidensi tinggi berbekal kemenangan di Male 1-3. Kembali membangkucadangkan Purwaka untuk kebutuhan taktikal mengakibatkan duo berdarah Afrika mengisi pos centreback ialah Igbonefo dan Gatheussi untuk mengawal gawang Meiga. Alfarizie dan Beny mengapitnya di posisi fullback kiri dan kanan. Hendro yang sedang dalam performa menjajanjikan kembali dipercaya dalam starting XI mengisi pos lini tengah bersama sang kapten Bustomi dan “El fantasista” Gustavo. Sedangkan di lini depan dua nama Amerika Latin masih belum tergantikan, Gonzales dan Beto yang kali ini ditemani Dendi yang punya statistik cantik ketika berhadapan dengan pemain asal Maladewa. Di 5 menit pertama Maziya yang tampil lepas tampak eksklusif berusaha merebut kendali serangan. Arema perlahan tapi niscaya bisa mengambil alih penguasaan bola, serangan gencar Singo Edan membuahkan hasil ketika tandukan Gonzales memanfaatkan crossing Hendro Siswanto menemui sasaran di menit 24. Semenit kemudian Gustavo Lopez merobek jala gawang Maziya lewat tendangan akurat dari luar kotak penalti. Di babak pertama total Arema melaksanakan 8 shot dengan 4 diantaranya on target, Singo Edan tampak akan menang mudah. Maziya yang mengandalkan serangan balik menekan lini tengah Arema dan memaksa Ahmad Bustomi kehilangan bola 3 kali di babak pertama sebab pressing ketat pemain Maziya.
Di babak kedua Arema tetap memegang kendali permainan. Sayang dengan keunggulan dua Goal justru menciptakan pertahanan Singo Edan lengah. Maziya yang melepas 4 shot dengan 3 diantaranya  on sasaran bisa membobol gawang Arema2 kali. Berawal dari kondisi bola mati, lengahnya pertahanan Arema dan kurang baiknya clearance yang dilakukan menciptakan gawang Kurnia Meiga bobol dua kali dalam tempo 3 menit. Masuknya Juan Revi tak bisa menciptakan lini tengah Arema garang, sore kemarin lini tengah berkontribusi minim dalam pertahanan dengan hanya menyumbang 3 tackle sukses dan 4 intercept. Masuknya Sunarto menggantikan Ahmad Bustomi menciptakan Arema bermain dengan 4 pemain di lini depan dan menyisakan Gustavo Lopez dan Juan Revi di tengah. Kondisi ini menciptakan Gustavo memikul beban berat dengan menjadi satu-satunya referensi serangan. 15 menit terakhir Arema menyerang maziya dengan gencar, serangkaian peluang dari Gonzales dan Samsul Arif masih bisa digagalkan pertahanan dan mistar gawang Maziya. Gol akibatnya tiba di injury time sebuah umpan crossing yang ditanduk Samsul Arif diteruskan dengan tandukan akurat Gonzales menciptakan aremania bersorak. Dengan 8 shot dan 3 diantaranya on sasaran menonjolkan Gonzales sebagai pemain paling berbahaya di atas lapangan. Gol Gonzales di interval terakhir pertandingan mengantar Arema merebut 3 poin dan menciptakan peluang Singo Edan lolos ke babak 16 besar semakin terbuka.


MENJADIKAN BUSTOMI SEORANG GELANDANG BERTAHAN

Seperti yang dikatakan diawal, kali ini para gelandang sangat minim dalam hal bantuan bertahan. Hendro yang memiliki daya jelajah tinggi cukup baik memainkan tugas box-to-box midfielder, satu crossingnya di sisi kanan pertahanan Maziya menemui sasaran dan menjadi assist bagi G.onzales. Bustomi yang dipasang agak kedalam dan lebih bersahabat dengan centreback terhitung gagal dalam melaksanakan aksi-aksi bertahan dan ia di langgar lawan Maziya ciptakan 4 kali loseball yang dimana seorang gelandang sangat dihentikan melaksanakan banyak loseball sebab bisa dimanfaatkan lawan untuk serangan balik, catatanya tackle ia membukukan 1 tackle sukses dari 2 kali percobaan. Mengingat memang ia bukan tipikal yang bisa menghentikan laju pemain lawan dengan tackle maupun berlari untuk mengganggu pergerakan lawan yang mencoba mengancam. Apalagi ini bukan posisinya. Beberapa kali serangan balik Maziya menangkap celah ini, ketika Hendro masih berlari kebelakang membantu untuk bertahan ketika diserang balik, Bustomi yang memainkan tugas gelandang bertahan tidak bisa mendelaynya dengan agresi bertahan, ia hanya mencoba menutup arah umpan, hasilnya beberapa kali pemain Maziya yang cukup cepat dalam berlari bisa melewati dengan mudah. Hasilnya ialah serangan -serangan eksklusif menusuk ke jantung pertahanan Arema, dan buruknya lagi beberapa serangan tersebut eksklusif menghasilkan tendangan sudut bagi Maziya. Hal yang sangat menguntungkan bagi Maziya yang selama ini memang mengandalkan bola set piece dan heading. 2 Goal yang bersarang ke gawang Arema memang terjadi jawaban kurangnya koordinasi di lini belakang dalam menghalau umpan set piece dan (lagi-lagi) terkesan meremehkan. Masuki menit 75, Bustomi yang kurang baik dalam membantu pertahanan di gantikan Juan Revi dan seni administrasi ini cukup menciptakan kenyamanan pertahanan Arema walo Igbonefo sering memainkan bola di area pertahanan Arema dan itu sangat rawan di rebut pemain Maziya.


LEBIH BANYAK MEMAINKAN BOLA CROSSING

Permainan umpan pendek datar di sepertiga area simpulan penyerangan yang sempat menjadi andalan di beberapa pertandingan awal tidak bisa muncul dengan baik, Dendi dan Beto yang diinstruksikan untuk menjadi pelaksana umpan satu dua dengan Gonzales sebagai tembok pemantul malah lebih banyak salah umpan dan kehilangan banyak bola. Selain sebab cukup rapatnya pemain Maziya dalam menjaga pertahanan juga sebab ikut naiknya dua gelandang Arema di area ini yang posisinya selalu berdekatan sehingga banyak salah pengertian dalam mendapatkan umpan untuk dipantulkan. Aktifnya fullback kanan Beny naik untuk membantu penyeranganlah yang akibatnya banyak memainkan bola bola crossing. Total 34 crossing dilepaskan para pemain arema dengan tingkat akurasi hanya 24%. Padahal ibarat yang dikatakan di twitter aremastats, pemain Maziya lebih mumpuni dalam memainkan duel duel udara daripada Arema. Memang setiap kali crossing dari arah sayap, terlihat trio striker selalu berada di dalam kotak penalti Maziya, dan minimal ada dua orang yang berusaha mendapatkanya. Tapi kalau dilihat dari posturnya, hanya Gonzales yang bisa dikatakan cukup siap untuk melaksanakan duel udara ketimbang Dendi dan Beto.  Sangat tidak efektif kalau dipaksakan dengan hanya mengandalkan Gonzales sebagai penerimanya. Belum lagi kalau umpan tidak menemui sasaran, bola hanya akan berpindah di sektor kanan Maziya yang dimana pemain Arema tidak bisa melihat celah ini. Kebanyakan pemain Arema menumpuk di sektor kiri pertahanan Maziya, berkali kali bola crossing Beny tidak mengenai pemain kedua tim di kotak penalti Maziya, bola liar ini banyak dikuasai oleh pemain Maziya dan menjadi area dimana Maziya akan memulai serangan balik. Dan beruntung Gonzales menjadi penyelamat muka Arema dengan Goal nya di masa injury time yang memenangkan Arema.



KESIMPULAN

Dari sisi gugusan dan susunan pemain Starting XI kali ini tidak banyak berubah dari pertemuan pertama, mudah hanya Dendi yang kali ini yang dipercaya semenjak menit awal, selebihnya sama. Mencoba mamainkan pemain yang sedang dalam performa baiknya secara bersamaan memang menjanjikan potensi yang luarbiasa untuk memenangkan suatu pertandingan, apalagi Arema di langgar ini mengincar kemenangan dengan selisih yang besar. Tapi keseimbangan antar lini harus juga menjadi perhatian instruktur Arema. Semoga proses mendapatkan kemenangan yang dramatis ini menjadi pembelajaran staf instruktur Arema. Sampai jumpa nawak Aremania di pertandingan selanjutnya.