This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 02 April 2015

Terkini Melihat Intelektualitas Di Kota Malang

" Selamat siang, kami dari Dinas Pariwisata Kota Malang akan mengantar adik-adik berkeliling Kota Malang. Adik-adik diminta tidak berdiri dan duduk di pinggir," kata pemandu bus wisata melalui pengeras suara, sebelum memandu belum dewasa MI AL Hidayat Pakis, berkeliling Kota Malang."

Kota Malang memang mempunyai sebuah bus wisata atau biasa disebut bus Macito (Malang City Tour). Bus tingkat dua dengan atap terbuka tersebut mulai dioperasikan Pemkot Malang awal tahun 2015. Bus ini merupakan armada wisata bagi turis mancanegara dan masyarakat lokal dalam menjelajah Kota Malang. Berbeda dengan kota-kota wisata di luar negeri, untuk menikmati Kota Malang memakai bus wisata tidak dipungut biaya. Bus itu memang menjadi salah satu layanan Pemkot Malang untuk masyarakat.

 kami dari Dinas Pariwisata Kota Malang akan mengantar adik Terkini Melihat Intelektualitas di Kota Malang

Kota Malang merupakan salah satu kota menarik untuk diselami. Secara fisik, kota yang dikitari Gunung Semeru, Gunung Kawi, Gunung Arjuno, dan Gunung Welirang ini mempunyai keistimewaan berupa suhu udara lebih hambar dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur.

Sejak masa kolonial, Kota Malang pun dikenal keelokannya dengan aneka taman bunganya. Tak ayal, sebutan Garden City (Kota Taman) pun sempat disematkan untuk wilayah berpenduduk 848.474 jiwa ini.

Meski sebutan "Kota Taman" sempat "melayang" alasannya yaitu tergerus pertumbuhan ekonomi, terimpit pertumbuhan toko dan ruko, Pemkot Malang mencoba memulihkan keindahan kota dengan kembali memperbanyak taman kota dengan aneka bunga. Taman kota dikonsep terbuka sehingga masyarakat bisa mengakses dan menikmati keindahan kota. Alun-alun Bunder (Taman Tugu) di depan Balai Kota Malang, yang semula dipagar, sekarang dibuka. Saat ini dibangun dua taman terbuka lain, yaitu Taman Alun-alun Merdeka serta Taman Kunang-kunang.

"Nantinya di Taman Tugu akan ditonjolkan pagar berupa tanaman. Selain lebih indah, masyarakat bisa dengan gampang menikmati taman kota. Tidak ada jarak antara masyarakat dan taman. Mereka merasa memiliki. Jika merasa memiliki, mereka akan turut menjaganya supaya tak rusak," tutur Mochammad Anton, Wali Kota Malang.

Beberapa taman kota yang banyak dijadikan daerah berkumpul masyarakat yaitu Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Tugu, dan Taman Merbabu. Selain sebagai peneduh kota, tiga taman itu juga jadi daerah bermain keluarga. Terdapat sarana permainan bagi anak-anak, bahkan ada perpustakaan mini, menyerupai di Taman Cerdas Trunojoyo. Jika tidak ada perpustakaan mini, akan ada kendaraan beroda empat perpustakaan keliling yang siap menemani hari-hari libur keluarga di taman kota itu.

 kami dari Dinas Pariwisata Kota Malang akan mengantar adik Terkini Melihat Intelektualitas di Kota Malang

Layanan bagi warga Kota Malang tidak berhenti di sini. Di bidang pendidikan, Pemkot Malang mempunyai beberapa kegiatan unggulan pendidikan, menyerupai sekolah gratis bagi siswa SD-SMP, pembelajaran berbasis teknologi informasi, dan mempermudah susukan masyarakat terhadap buku dan materi bacaan dengan menciptakan taman bacaan masyarakat di setiap kecamatan serta di taman-taman kota. Buku tidak hanya bisa diperoleh di perpustakaan Kota Malang, tetapi juga bisa diakses di taman-taman kota. Ada perpustakaan keliling yang akan bersiaga di beberapa tempat, termasuk taman kota, supaya bisa diakses warga.

Tahun 2015, Pemkot Malang mengalokasikan anggaran Rp 32,4 miliar untuk 60.000 siswa SD dan Rp 27,6 miliar untuk 23.000 siswa Sekolah Menengah Pertama sebagai peserta BOSDA. Pemberian anggaran pendidikan tersebut untuk mendorong siswa usia sekolah supaya terus sekolah meski siswa berasal dari keluarga kurang mampu. Biaya pendidikan siswa kurang bisa inilah yang dijangkau BOSDA.

Satu kebijakan berani dibentuk Pemkot Malang terhadap siswa yaitu larangan bagi siswa yang belum mempunyai SIM membawa kendaraan ke sekolah. Larangan itu dibentuk menurut keputusan kepala dinas pendidikan pada simpulan 2014. Kebijakan ini untuk mengurangi kecelakaan kemudian lintas di kalangan pelajar. Ini alasannya yaitu hampir 75 persen pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas di Kota Malang bersekolah dengan membawa kendaraan bermotor.

Sebagai pendukung kebijakan itu, Pemkot Malang mengoperasikan enam bus seolah yang disebar ke lima kecamatan di Kota Malang. Enam bus sekolah itu terdiri dari 5 derma dari pemerintah sentra dan 1 dari CSR perusahaan. Bus tersebut beroperasi pada jam berangkat dan pulang pelajar. Semua dilakukan supaya pelajar bisa mengakses sekolah dengan gampang dan murah.

 kami dari Dinas Pariwisata Kota Malang akan mengantar adik Terkini Melihat Intelektualitas di Kota Malang

Dalam proses belajar-mengajar pun, Pemkot Malang mengajak guru menciptakan materi pembelajaran kreatif dan inovatif. Guru-guru diajari menciptakan materi menarik di gedung Pusat Sumber Belajar Digital yang berlokasi di Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang. Di sana, ada sejumlah komputer dan pemandu teknologi isu (TI) yang akan membantu guru menciptakan materi pembelajaran terbaik.

Di sentra mencar ilmu digital ini, guru dibebaskan mengakses internet untuk kepentingan pendidikan, sepuasnya. Pusat pembelajaran ini biasanya dimanfaatkan guru-guru yang sulit mengakses internet alasannya yaitu jaringan internet di sekolah kurang mendukung.

Di Kota Malang, salah satu forum pendidikan yang cukup bersinar yaitu sekolah menegah kejuruan (SMK). "Hampir semua Sekolah Menengah kejuruan di Kota Malang bekerja sama dengan perusahaan untuk menyalurkan siswa lulusannya supaya cepat terserap lapangan kerja dalam dan luar negeri. Saat ini ada 13 Sekolah Menengah kejuruan negeri dan 46 Sekolah Menengah kejuruan swasta di Kota Malang. Beberapa di antaranya mempunyai bidang menarik, menyerupai TI, farmasi, kecantikan, boga, dan busana," tutur Siti Ratnawati, Kepala Bidang SMP, SMA, dan Sekolah Menengah kejuruan Dinas Pendidikan Kota Malang.

Kota Malang hidup dari pendidikan. Setiap tahun, puluhan ribu mahasiswa gres tiba untuk mencar ilmu di 14 universitas negeri dan swasta di Kota Malang. Mereka berasal dari dalam dan luar Kota Malang.

Jumlah penduduk Kota Malang sendiri tahun 2013-2014 tercatat 848.474 jiwa. Dari jumlah itu, 200.000-an di antaranya yaitu siswa usia sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai SMA. Mereka mencar ilmu di 1.500-an forum pendidikan formal, mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan khusus atau luar biasa, sampai universitas. Itu masih ditambah dengan keberadaan 200-an forum kursus yang tercatat di Dinas Pendidikan Kota Malang.

Banyaknya siswa usia sekolah tersebut rupanya juga menorehkan prestasi bagus bagi Kota Malang. Angka partisipasi murni sekolah mencapai 97 persen, serta angka putus sekolah SD 0,05 persen, Sekolah Menengah Pertama 0,37 persen, dan Sekolah Menengan Atas 0,68 persen.


Bahu-membahu

Malang yaitu kota pendidikan, daerah orang mengasah intelektualitas di segala bidang. Intelektualitas tidak tiba dengan sendiri. Kecerdasan dibangun sebetulnya antara masyarakat dan pemda.

Di bidang lingkungan, kota ini juga sudah menjadi percontohan. Melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Malang berusaha menangani sampah perkotaan menjadi energi terbarukan. Kota Malang menghasilkan sampah 607,44 ton per hari. Dari jumlah itu, sekitar 412,98 ton sampah masuk dan ditimbun di TPA Supit Urang.

Timbunan sampah terus menggunung sampai harus dibagi-bagi dalam sel-sel penampungan. Diperkirakan, ketika ini total timbunan sampah di TPA Supit Urang mencapai 2.272.500 meter kubik. Dari jumlah tersebut, estimasi produksi gas metan di TPA Supit Urang sekitar 10,35 juta BTU per jam.

 kami dari Dinas Pariwisata Kota Malang akan mengantar adik Terkini Melihat Intelektualitas di Kota Malang

Potensi gas metan itulah yang kemudian dilirik Pemkot Malang. Tahun 2012, gas metan itu secara sederhana ditangkap dan disalurkan ke rumah-rumah warga di sekitar TPA. Lebih dari 400 rumah sudah memanfaatkan gas metan tersebut untuk memasak.

Selain penangkapan gas metan, Kota Malang juga menjadi acuan pengelolaan bank sampah. Sampah anorganik, yang biasanya dibuang begitu saja, semenjak tahun 2011 didorong untuk dikumpulkan dan dijual ke bank sampah. Uang yang diperoleh akan ditabung dan suatu ketika diambil untuk banyak sekali keperluan, menyerupai membayar listrik, air PDAM, telepon, bahkan untuk biaya kesehatan.

Saat ini nilai transaksi bank sampah Kota Malang berkisar Rp 300 juta-Rp 500 juta per bulan. Jumlah nasabah mencapai 24.000 orang, mencakup 381 kelompok masyarakat (tiap kelompok anggotanya 20-100 orang), 178 sekolah, 900-an individu, 35 instansi, serta 25 lapak atau pengepul sampah.

Untuk sampah organik pun, warga Kelurahan Sukun mempunyai kecerdasan tersendiri dalam menGoalahnya. Mereka memelihara cacing lumbricus sehingga sisa sampah anorganik, menyerupai masakan sisa dan sampah dedaunan, tidak terbuang ke sungai. Cacing ini kesudahannya bisa dijual ke petambak sebagai pakan udang dengan harga cukup mahal, yakni Rp 50.000 per kg.

"Kami sedang upayakan sampah di Kota Malang bisa diolah menjadi tenaga listrik. Ini akan menjadi salah satu solusi energi alternatif yang lahir dari materi yang terbuang," tutur Anton.

Malang memang benar-benar kota cerdas. Kecerdasan tidak hanya di bidang pendidikan formal, tetapi juga meluas sampai ke sektor lingkungan. Dan, kecerdasan itu lahir alasannya yaitu kolaborasi warga dan pemerintah.

(sumber: Koran Kompas 31 Maret 2015)