This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 31 Desember 2011

Terkini Hope...

Tuhan, 2011 dalam hitungan waktu akan segera berakhir. Saya, tentu saja tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi di tahun yang akan datang. Karena hanya kaulah yang maha mengetahui.

Tapi setidaknya, aku memiliki cita-cita besar untuk tim yang aku cintai, Arema Indonesia di Tahun 2012 kedepannya.

Bisakah engkau menciptakan Arema, klub yang menciptakan aku menyayangi sepakbola Indonesia itu kembali menjadi satu ibarat ketika aku pertama kali mengenal Arema dulu ?

Bisakah engkau menyebabkan tim berjuluk singo edan itu kembali meraih masa jayanya ibarat tahun-tahun sebelumnya ?

Bisakah engkau tunjukan mana yang sebetulnya benar-benar menyayangi Arema dan Mana yang sebetulnya benar-benar pantas mengucapkan, “ini semua demi Arema” ?


 dalam hitungan waktu akan segera berakhir Terkini Hope...

Lalu,
Bahagiakanlah mereka Tuhan; Aremania Aremanita dan para punggawa Arema yang tetap setia mendukung Arema.

Baik Aremania Aremanita yang setiap pertandingan tiba memenuhi stadion, atau Aremania dan Aremanita yang hanya dapat mendukung lewat layar kaca, siaran radio atau sekedar hastag di twitter dan tanda “like this” di facebook.

Dan juga untuk para punggawa Arema yang tetap setia mengenakan jersey Arema walaupun kisruh di dalam badan Arema terus tiba dan pergi,
serta punggawa Arema yang pernah membela Arema, yang pernah menyayangi Arema dan menciptakan Aremania dan Aremanita cinta mereka tetapi kini harus mengenakan jersey tim lain alasannya ialah alasan tertentu.

Tuhan, Bahagiakan mereka. Buat Arema kami menjadi satu, dan berikanlah kesadaran untuk segelintir orang yang menganggap dirinya dapat melaksanakan segalanya sehingga menciptakan Arema kami ibarat sekarang.


semoga Tuhan mengizinkan semua itu terjadi..
biar Tuhan mengabulkan segala cita-cita kami.

amin ...


(sumber:annlawliet.blog.com)

Kamis, 29 Desember 2011

Terkini Jangan Pilih Ketua Umum Pssi Yang Menyerupai Boneka

Pengamat sepak bola Indonesia Tommy Welly menilai, kisruh yang melanda PSSI dikala ini sulit untuk diselesaikan. Salah satu cara untuk mengurai benang kusut yakni mengganti pengurus gres dengan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB).

Dia juga sependapat dengan langkah Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) yang bakal menyelenggarakan KLB pada 6 Maret 2012 mendatang di Surabaya.

Pengamat sepak bola Indonesia Tommy Welly menilai Terkini Jangan Pilih Ketua Umum PSSI Yang Seperti Boneka

"Tolong siapkan KLB dengan baik. Pilih ketua yang kredibel dan tidak mempunyai kepentingan apapun. Jangan hingga menentukan ketua, kemudian dijadikan boneka," kata Tommy pada Acara Refleksi Akhir Tahun perihal Perjalanan PSSI, Seputar Kisruh PSSI dan Pasca-Kongres di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (29/12).

Boneka yang dimaksud Tommy yakni Ketum PSSI Djohar Arifin Husin, yang sejauh ini dinilai hampir tak berani menjalankan programnya dengan inisiatif sendiri. Namun, laki-laki asal Medan tersebut terlebih dulu berkonsultasi dengan Arifin Panigoro, seorang pengusaha yang disebut-sebut berada di belakang Djohar.

"Lihat saja. Mau melaksanakan ini, ia tiba ke Jenggala (Rumah Arifin Panigoro-red) dulu. Mau itu ke Jenggala lagi. Ke depan, jangan hingga ketua yang gres ibarat ini yang disetir pihak tertentu," ungkap dia.

Pria yang juga sering menjadi komentator sepak bola ini menambahkan, kalau PSSI berhasil merangkul semua kalangan, niscaya sepak bola nasional akan lebih maju.

"Jangan malah melaksanakan revolusi sepak bola. Menurut saya, frase 'revolusi' tidak sempurna untuk diterapkan di sepak bola. Program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dipertahankan, kemudian yang buruk ditinggalkan. Kalau direvolusi total, mana sanggup maju sepak bola Indonesia," tandasnya.

Dia juga menyayangkan tindakan PSSI yang tidak mendaftarkan Persipura Jayapura tampil di Liga Champion Asia. Padahal, kejuaraan itu diikuti klub-klub dari negara elite di Asia ibarat Jepang, Korea dan Arab.

"Ini sesungguhnya tahapan yang harus dilalui kalau sepak bola Indonesia ingin berkembang. Ada kesempatan menghadapi tim-tim elite di Asia saja tidak ikut, mana mungkin akan ke Piala Dunia. Jangan mimpi juga Indonesia akan jadi Macan Asia," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pengprov PSSI DKI Jakarta Hardi HAsan mengatakan, seluruh Pengprov di Indonesia pernah diberi akad oleh Djohar Arifin akan diberi uang training sebesar Rp 1 miliar per tahun. Namun, hingga dikala ini, akad tersebut belum kunjung ditepati. "Janji itu nol hingga sekarang," ujar dia.

Dia juga berharap, KLB yang diselenggarakan KPSI nanti benar-benar menentukan ketua umum yang sanggup meluruskan seluruh problem seputar PSSI dan menyatukan aneka macam macam kelompok dan kepentingan. Ketika disinggung mengenai sosok yang sempurna memimpin induk sepak bola nasional, Hardi menyebut Dahlan Iskan dan EE Mangindaan.

(sumber:suaramerdeka)

Terkini Dongeng Kusam Sepak Bola Indonesia Tahun 2011

Tahun 2011, persepakbolaan Indonesia dihadapkan pada dua sisi mata uang yang tidak sanggup dipisahkan. Sisi pertama ialah usaha memperbaiki prestasi. Hasilnya cukup bagus, gelaran Piala AFF dan prospek emas dari timnas U-23 di ajang SEA Games cukup memuaskan.

Tapi di sisi yang lain, kisruh PSSI tak sanggup terelakan. Tepatnya pada medio April 2011, kisruh yang melanda PSSI tak sanggup terurai meskipun di bulan ini dilakukan pembekuan Komite Eksekutif oleh FIFA dan pembentukan Komite Normalisasi.

 persepakbolaan Indonesia dihadapkan pada dua sisi mata uang yang tidak sanggup dipisahkan Terkini Kisah Kusam Sepak Bola Indonesia Tahun 2011

Setelah sekitar empat bulan terombang-ambing dalam pusaran konflik, FIFA kesudahannya turun tangan eksklusif menengahi kisruh di tubuh otoritas sepakbola nasional. Di awal bulan ini, FIFA tetapkan mengambil alih Komite Eksekutif dan pada ketika bersamaan membentuk Komite Normalisasi (KN), dengan diketuai Agum Gumelar.

Tugas KN adalah: (1) menjalankan pemilihan ketua umum dan wakil ketua umum serta Exco PSSI, (2) mengontrol liga di bawah PSSI termasuk mengontrol Liga Primer Indonesia (LPI) atau menghentikannya serta (3) menjalankan fungsi keseharian PSSI, sebagaimana mestinya termasuk melaksanakan training dan lainnya.

Sayangnya sesudah Nurdin Halid mundur, dan Djohar Arifin naik tahta di dingklik ketua umum, kisruh tak lantas terhapus. Sebaliknya dongeng kusam terus berlanjut. Yang lebih parah, di kurun pengurus baru, dualisme kompetisi ternyata masih tetap terjadi.

Verifikasi penentuan tim akseptor Liga Indonesia 2011-2012 beraroma kompromi dan kepentingan. Seperti permainan sulap, tinggal bilang simsalabim, PSSI dengan gampang mengubah keputusan setiap ketika dengan berlindung di balik statuta.

Buktinya, pada 20 September 2011 silam, Sekjen PSSI Tri Goestoro kepada wartawan menyatakan bahwa Persema, Persibo, PSM Makarsar tidak sanggup berlaga di Liga Indonesia level teratas. “Karena Persema, Persibo, dan PSM demam isu kemudian tidak ikut kompetisi, mereka tidak sanggup ikut kompetisi demam isu depan. Paling-paling mereka bakal tampil di Divisi Utama,” kata Tri dalam press conference di Kantor PSSI tersebut.

Namun, apa yang terjadi dalam lanjutan sidang pleno Executive Committee (Exco) PSSI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, dua hari stelahnya atau tepatnya pada 22 September ? Dalam rapat yang diikuti lebih banyak didominasi anggota exco, sidang pleno mengubah keputusan. Hasil sidang pleno tetapkan kompetisi 2011/2012 akan diikuti 24 akseptor dari 18 yang sebelumnya sudah disepakati.

Yang patut dipertanyakan ialah proteksi tiket cuma-cuma kepada enam klub. Yakni, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, dan Bontang FC. Padahal dalam kongres tahunan PSSI di Bali pada Januari 2011, keanggotaan Persema dan Persibo dicabut. Sedangkan PSM oleh exco dieksekusi degradasi ke Divisi I.

Sementara itu, alasan masuknya PSMS dan Persebaya, berdasarkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dalam press conference berbeda. Djohar mengatakan, dua tim itu mempunyai kaitan sejarah dalam sepak bola tanah air. Alasan Bontang FC diloloskan lebih ironis lagi. Yaitu, Bontang disebut-sebut sebagai klub degradasi terbaik di ISL demam isu lalu.

Akibatnya sudah sanggup ditebak, perilaku kesewenang-wenangan PSSI dengan mengabaikan prinsip Fair Play dan hasil kongres di Bali menjadi penyebab dualisme kompetisi. Klub-klub terbaik Indonesia berbalik tubuh menuju ISL. Bahkan kompetisi ISL yang dianggap PSSI sebagai liga Ilegal ternyata sanggup berjalan mulus. Pertandingan sanggup digelar di setiap daerah. Tim-tim ISL yang terus berusa mencari sponsor sendiri paska tidak diperbolehkannya penggunaan APBD. Mereka berjuang dan berdarah-darah menggelar kompetisi dengan modal apa adanya.

Kondisi ini mungkin tak terasa bagi tim yang berlaga di IPL. Mereka menerima sokongan dana miliaran rupiah. Bukan diam-diam lagi, kalau pendukung setia dari IPL ialah tim tim yang dikelola konsorsium (perusahaan). Kehadiran konsorsium di tim bertujuan untuk mengeruk hasil keuntungan baik dari sponsor, hak siar, dan tiket. Terlebih lagi, pada demam isu sebelumnya proyek konsorsium lewat Liga Primernya mengalami kerugian besar.

Uniknya Indonesia Primer League (IPL) bentukan PSSI kurun Djohar ternyata kalah mentereng dibanding, Indonesia Super League (ISL) produk PT Liga Indonesia yang sudah ada semenjak jaman Nurdin Halid dulu.

Sebaliknya perjalanan IPL terus menemui kerikil krikil. Amburadulnya jadwal pertandingan yang menciptakan jompetisi tak kunjung digelar. Kepercayaan makin turun. Hingga kesudahannya FIFA memberi ancaman, kalau sampai Maret dualisme kompetisi atau tegasnya kisruh tak kunjung terselesaikan, hukuman lah yang akan didapat sepak bola Indonesia.

Hingga penghujung 2011 ketika ini, dongeng kusam sepak bola Indonesia tak juga berakhir. Bukan mustahil sampai memasuki 2012 benang kusut tak akan sanggup terurai.

(sumber:galamedia, harianolahraga)

Rabu, 28 Desember 2011

Terkini Deklarasi Jakarta Di Selesai Tahun

Kekacauan sepakbola nasional semenjak menjelang lengsernya Nurdin Halid, Kongres Luar Biasa, munculnya Komite Normalisasi hingga jadinya Djohar Arifin dikursi PSSI 1 menuju jalan yang panjang. Bahkan jikalau ditarik jauh ke belakang ketika adanya Kongres Sepakbola Nasional di Malang yang dicetuskan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menginspirasi lahirnya Liga Primer Indonesia ( LPI ) maka sudah lebih dari setahun sepakbola Indonesia dilanda ketidakjelasan.

Perombakan format kompetisi sekaligus pembatalan strata klub Indonesia, dualisme klub yang diputuskan secara tidak fair, tudingan PSSI terhadap Alfred Riedl yang dikontrak secara pribadi menjadi bibit – bibit kekacauan di periode Djohar – Farid Rahman.

Kata “profesional” yang menjadi senjata andalan PSSI kini rupanya sudah tidak mempan lagi sebagai peredam keresahan klub – klub sepakbola Indonesia. Pantas alasannya ialah klaim profesional hanyalah sebuah ratifikasi tanpa bukti.

Alur dongeng kini memuncak alasannya ialah pengprov PSSI dan klub – klub banyak sekali divisi di Indonesia telah melaksanakan Rapat Akbar Sepakbola Nasional ( RASN ) yang menuntut biar Kongres Luar Biasa diadakan untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia dari kehancuran.

Kekacauan sepakbola nasional semenjak menjelang lengsernya Nurdin Halid Terkini Deklarasi Jakarta di Akhir Tahun

452 (Empat Ratus Lima Puluh Dua) anggota PSSI yang hadir dalam Rapat Akbar di Hotel Pullman Jakarta (18/12) ini menumpahkan aspirasi mereka dalam 5 butir perilaku yang terangkum dalam Deklarasi Jakarta :

DEKLARASI JAKARTA
1. Menyampaikan mosi tidak percaya kepada Djohar Arifin Husin (Ketua Umum PSSI), Farid Rahman (Wakil Ketua Umum), Sihar Sitorus (anggota Komite Eksekutif PSSI), Mawardi Nurdin (anggota Komite Eksekutif PSSI), Widodo Santoso (anggota Komite Eksekutif PSSI), Tuti Dau (anggota Komite Eksekutif PSSI), Bob Hippy (anggota Komite Eksekutif PSSI) alasannya ialah dinilai tidak kredibel menjalankan organisasi PSSI dan melaksanakan pelanggaran terhadap? statuta PSSI dan tidak menjalankan hasil keputusan kongres tahunan tahun 2011 di Bali.
2. Meminta untuk diselenggarakan KLB PSSI dengan agenda pemilihan Ketum, Waketum dan anggota Komite Eksekutif PSSI ? paling lambat 30 Maret 2012.
3. Meminta kepada PSSI untuk memperlihatkan balasan terhadap diselenggarakannya KLB PSSI tersebut pada poin 2, selambatnya 23 Desember 2011.
4. Membentuk Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia yang terdiri Tony Apriliani (ketua), La Nyalla M Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan, Benhur Tommy Mano, M Farhan, Dody Alex Nurdin, FX Hadi Rudyatmo, Sumaryoto, Hardi, Benny Dolo, yang mempunyai kiprah untuk memastikan diselenggarakannya KLB PSSI tersebut. Dan apabila PSSI tidak bersedia, maka dengan ini kami? memperlihatkan kewenangan penuh kepada Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia untuk menyelenggarakan KLB PSSI sesuai Statuta PSSI.
5. Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia juga akan bertugas menjalankan roda organisasi PSSI sesuai hasil kongres II di Bali termasuk memproteksi dapat dipercaya dan integritas PSSI dan anggotanya hingga dengan terpilihnya Komite Eksekutif PSSI yang baru.

Deklarasi yang merupakan aspirasi para pemilik bunyi PSSI ini nyatanya gagal diserahkan pribadi kepada Djohar Arifin Husin selaku ketua umum PSSI. Karena Sang Ketua rupanya tidak ada ditempat.

Kongres Bali merupakan fakta yang terus–terusan dibantah oleh PSSI kabinet Djohar Arifin nyatanya menjadi senjata makan tuan bagi PSSI. Kongres yang menghasilkan keputusan saham Liga Super Indonesia sebanyak 99% milik klub penerima 1 % PSSI, dan Liga Super Indonesia diisi oleh 18 klub, dikelola oleh PT.Liga Indonesia, diingkari oleh PSSI dengan mencabut mandat PT.Liga Indonesia dan menggantinya dengan PT.Liga Prima Sportindo.

Dendam ternyata berujung kebodohan. Itulah yang dilakoni oleh PSSI. Merasa mempunyai sebuah konsep “matang” dalam membangun sepakbola Indonesia maka semua yang dianggap warisan pengurus terdahulu ditebang. Padahal PSSI sendiri tidaklah siap dengan konsep mereka membangun sepakbola Indonesia dari awal. Perombakan kompetisi, pembatalan strata klub sepakbola, dualisme klub,promosi gratis kepada klub – klub tertentu menjadi bara api yang tak dapat dipadamkan oleh PSSI.

Ketidaksiapan mereka menggelar kompetisi semakin terlihat dengan pengaturan jadwal yang kacau dan sepinya sponsor.

Kebodohan PSSI ialah dengan mengingkari keputusan kongres yang diganti dengan keputusan rapat exco. Alasan PSSI alasannya ialah anggota exco ialah perwakilan bunyi pengprov PSSI se-Indonesia. Logika yang sederhana namun salah besar. Tak mungkin keputusan sidang paripurna diganti oleh sidang komisi. Kenapa tidak Djohar Arifin, jikalau ingin menganulir keputusan Kongres Bali, segera melaksanakan Kongres sesaat sesudah beliau terpilih ? Inilah pelanggaran statuta oleh PSSI.

Kini jalan semakin terjal bagi PSSI. Suara – bunyi galau sudah lantang, bunyi – bunyi kecewa sudah terdengar. Jika saya bertemu Djohar Arifin saya akan berkata :
“Pak Pilihannya ada 2 yaitu menangkap aspirasi klub – klub dan melaksanakannya atau menganggap semua angin kemudian saja ? Jika pilihan terakhir yang diambil maka nasib Bapak tidak akan jauh berbeda dengan Nurdin Halid yang tidak mau mendengarkan aspirasi para pemilik suara. Kedua pilihan ini konsekuensinya seumur hidup. Pilihan pertama nama Bapak akan harum seumur hidup, pilihan kedua nama Bapak akan diingat sebagai otak kekacauan seumur hidup.”

Pilihan mana yang akan diambil PSSI. Wait N See...

sumber : www.antaranews.com , www.bolabob.com

Senin, 12 Desember 2011

Terkini Ngono Yo Ngono, Tapi Yo Ojo Ngono ...

Judul di atas yaitu sebuah kearifan lokal budaya Jawa. Secara harafiah dalam bahasa Indonesia berarti "Baiklah begitu, tapi jangan begitu" atau "Meskipun begitu, tapi jangan begitu". Misterius, bukan ?

Oleh : Wita Lestari

Meskipun cukup populer, namun toh ungkapan tersebut tetap membingungkan, bahkan menimbulkan pertanyaan di kalangan berbudaya Jawa sendiri. Seandainya kita menerima pesan tersirat "Ngono yo ngono, ning ojo ngono" mungkin kita juga gundah menangkap maksudnya.

BELAJAR DARI NYANYIAN
Ungkapan misterius ini masih sanggup didengar dalam nyanyian. Sebuah tembang dolanan berjudul "Rama, Rama, Ono maling", mengisahkan seorang gadis yang berseru kepada ayahnya bahwa ada seorang pencuri memasuki jendela kamarnya; pencurinya seorang laki-laki ganteng; dan pada hasilnya ia mengaku bahwa yang dicuri yaitu hatinya sendiri. Lalu pada pecahan reffrain dinyanyikan Ngono yo ngono ning ojo ngono. Nah, dalam lagu ini makna ungkapan tersebut masih kurang jelas juga.

Sebuah aliran seringkali diungkapkan secara samar-samar. Mengapa ? Bila terlalu gamblang, mirip orang makan, seseorang tinggal menelannya tanpa perlu mengunyah: tidak ada proses mencerna secara mendalam. Tidak problem bahwa makna yang ditemukan tidak terlalu tepat. Pada hasilnya bila berproses terus-menerus, seseorang akan hingga pada makna terdalam yang tidak selalu sanggup diungkapkan dengan kata-kata, tapi terjadilah pembatinan (internalisasi) terhadap makna ajaran. Jadi, yang penting yaitu proses, bukan jalan pintas mencapai tujuan.

Lalu, apa yang sanggup dijelaskan dari syair tembang di atas ? Artinya, mencuri hati seseorang itu boleh-boleh saja, tapi kita tetap perlu sadar untuk mau memakai cara-cara yang etis. Dapat dibayangkan bagaimana jikalau dongeng dalam lagu tersebut diteruskan. Meskipun mungkin bersama-sama sang ayah bahagia anak gadisnya dicintai laki-laki ganteng, tapi mungkin saja si ayah kemudian tiba dan eksklusif memukuli laki-laki ganteng yang tidak etis (diam-diam masuk ke kamar anak gadisnya) itu atau bahkan eksklusif memanggil tetangga-tetangga untuk menciptakan pengadilan masa.

Nah, ternyata bagaimana aliran tersebut diungkapkan dalam tembang Romo, Romo, ana maling (secara samar-samar) dan juga makna syair lagu itu sendiri menunjuk pada pentingnya proses atau cara mencapai tujuan. Sebuah tujuan yang sah perlu dicapai dengan cara atau proses yang sah pula, tidak memakai jalan pintas yang tidak etis.

PROBLEM SOSIAL
Ngono yo ngono ning ojo ngono, meski berupa ungkapan berbahasa Jawa namun terang bahwa maknanya tidak hanya cocok untuk kultur Jawa. Pentingnya adat dalam mencapai tujuan merupakan norma yang berlaku universal. Robbin Hood yang dikisahkan sebagai pendekar penolong orang miskin pun pada hasilnya dalam perihal ilmiah sikap etis toh digaris-bawahi sebagai referensi yang tidak baik (tidak etis), alasannya yaitu memakai cara yang tidak sah (mencuri milik orang-orang kaya). Seorang perempuan pencetus pembela masyarakat miskin pun menuai banyak penolakan alasannya yaitu sering memakai cara-cara yang keras dalam mengeGoalkankan misinya.

Pada dasarnya, siapa pun atau masyarakat mana pun mengamini pentingnya cara yang etis atau pentingnya proses dalam mencapai tujuan. Namun demikian, sungguh sayang bahwa dalam kenyataan masyarakat kita kini justru terdapat arus besar penggunaan nilai-nilai yang berlawanan. Mereka yang memegang kekuasaan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan kelompok.

Dalam tataran pribadi, kita masyarakat perkotaan pun semakin banyak mengunakan budaya tidak sabar (jalan pintas) dalam mencapai tujuan pribadi. Kekerasan, pemaksaan, mengambil hak orang lain, dan sebagainya, merupakan praktik sehari-hari yang gampang ditemukan.

Demikianlah, kita telah cukup jauh meninggalkan budaya yang berorientasi proses dan lebih berorientasi pada pencapaian tujuan. Meski mencapai tujuan itu penting, namun demikian bila pencapaian tujuan dilakukan tanpa penghayatan terhadap proses dan cara-cara yang etis, maka yang terjadi yaitu kekacauan sosial dan dehumanisasi. Kita tidak lagi menghargai martabat pribadi kita sebagai insan yang mempunyai hati, dan lebih bertindak sebagai mesin pencapai tujuan.

ORIENTASI PROSES
Orientasi proses (kebalikan dari orientasi hasil), merupakan budaya yang sungguh perlu kita kembangkan. Dalam konteks dunia kerja hal ini juga berlaku. Konsep-konsep organisasi modern kini semakin menempatkan insan sebagai subyek utama dalam dunia kerja. Pekerjaan merupakan sarana untuk kesejahteraan (fisik dan mental) umat manusia.

Peneliti budaya organisasi yang sangat terkenal, Hofstede, dalam beberapa tulisannya mengartikan budaya orientasi proses sebagai kondisi di mana praktik-praktik keorganisasian dirasa mencerminkan suatu kepedulian terhadap makna-makna atau cara-cara; sedangkan budaya orientasi hasil merupakan kondisi di mana praktik-praktik keorganisasian dirasa mencerminkan suatu kepedulian yang tinggi terhadap tujuan dan pencapaian tujuan.

Peneliti yang lain, Verbeke (2000), secara lebih lengkap menjelaskan bahwa dikotomi proses-hasil merefleksikan bagaimana administrasi menginginkan karyawan-karyawannya melibatkan diri dalam proses-proses bisnis (misalnya proses-proses dukungan layanan). Orientasi proses merefleksikan bagaimana ketatnya kesetiaan karyawan terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam proses-proses organisasi. Mereka tidak ingin memisahkan dirinya dari skrip-skrip kiprah dan tanggung jawab. Mereka juga bersedia mengambil alih kiprah atau tanggung jawab orang dari departemen lain bila diperlukan.

Dowdle dkk dalam suatu jurnal menggambarkan bagaimana administrasi yang berbasis proses (process-based management) akan membawa sukses organisasi. Mereka berpandangan bahwa organisasi merupakan sekumpulan proses-proses, dan ini memerlukan pengelolaan yang lebih baik dalam rangka untuk tetap bertahan dan dan berhasil baik. Manajemen berbasis proses merupakan model administrasi yang ditujukan untuk menghadapi aneka macam tantangan organisasi pada masa kini. Salah satu fokus dari administrasi berbasis proses yaitu mempromosikan budaya yang berbasis proses.

AKTUALISASI
Penghayatan terhadap proses, dan juga kesetiaan menggunaan cara-cara yang etis memang tidak menjamin tujuan dicapai dalam waktu yang singkat, namun demikian dengan kesetiaan terhadap proses dalam mencapai tujuan ini kita akan mengalami perubahan yang sangat berharga bagi kesejahteraan hidup kita dalam jangka panjang. Dalam berproses kita akan menemukan makna-makna hidup yang menjadikan kita benar-benar sebagai insan yang utuh, mengalami kepenuhan pribadi. Di dalam organisasi, individu-individu dalam organisasi yang menerapkan budaya proses, pada hasilnya akan mencapai tujuan bersama secara menggembirakan.

Seorang ibu yang telah mengalami sukses sekaligus dikenal sebagai orang yang mempunyai spiritualitas sangat tinggi, dalam sebuah seminar mengungkapkan : Yang penting bukanlah mengejar kesuksesan, melainkan menjalani hidup dengan penuh kesetiaan kepada Tuhan (yang mendorong kita untuk terus berperilaku etis, dan menempuh proses inovasi makna hidup). Dengan kesetiaan kepada Tuhan itu, maka kita akan mengalami kesuksesan. Secara singkat ibu tersebut menegaskan : Hanya orang-orang yang setialah yang hasilnya sanggup mencapai kesuksesan hidup dalam arti sebenarnya.

MASIHKAH AREMANIA BERPEGANG PADA KESETIAAN ITU ...???
SALAM SATU JIWA ...!!!

Minggu, 11 Desember 2011

Terkini Evaluasi Kelayakan Pemain Timnas Bukan Monopoli Pssi

"Habis Manis Sepah Dibuang", Itulah yang terjadi di tubuh sepak bola Indonesia (PSSI). Setelah sama-sama punya wangsit besar menggantikan Nurdin Halid dari tapuk PSSI dan dipilihnya Djohar Arifin Husin menjadi Ketua Umum PSSI, situasi justru semakin memanas. Lagi-lagi, ricuh soal kompetisi dan kebijakan yang diberlakukan. Ironisnya, klub yang dulu menentang Nurdin Halid, kini kembali menjadi penentang PSSI sekarang.

 Itulah yang terjadi di tubuh sepak bola Indonesia  Terkini Penilaian Kelayakan Pemain Timnas bukan Monopoli PSSI

Klub PSSI dikala ini, memecahkan diri dalam melangsungkan kompetisi. Ada yang ikut Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Primer Indonesia (LPI). Tak ayal, Djohar pun bikin ultimatum yang nyaris sama dengan Nurdin Halid. Tiba-tiba kompetisi LSI dinyatakan ilegal. Sedangkan kurun Nurdin Halid, LPI yang dinyatakan tidak sah.

Dan pekan lalu, Djohar bikin ketegasan. Mengacu pada Statuta FIFA, maka timnas tertutup bagi pemain yang berlaga di LSI. Dan keputusan itu, sama persis dengan Nurdin Halid untuk pemain LPI yang dikomandoi Arifin Panigoro.

"Acuan yang digunakan yaitu Statuta FIFA Pasal 79. Bunyinya, pertandingan yang dilakukan oleh timnas, di mana pemainnya tidak berada dalam klub atau liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA yaitu dilarang," ujar Djohar dikala pertemuan dengan klub divisi utama, pekan lalu.

Dalih penegasannya, kata Djohar, kebijakan itu telah diingatkan oleh FIFA melalui Direktur Pengembangan Organisasi dan Asosiasi, Thierry Regenass. "Kita maunya semua ke timnas, asalkan prestasinya bagus. Tapi ini FIFA yang mengingatkan, bukan Djohar," katanya.

Atas nama PSSI, Djohar mengatakan, dirinya menyalahkan klub atau pengurus yang bergerak di PT Liga Indonesia yang menjadi tubuh pengelola LSI. Dan dianggap memecah belah. "Yang hancurkan timnas bukan kami, tapi mereka. Makanya kita kerja keras lagi bangkit timnas, lantaran tidak mau dieksekusi FIFA."

Pernyataan Djohar ditanggapi Presiden Kehormatan Arema Indonesia, Rendra Kresna. Ia mengatakan, layak tidaknya seorang pemain masuk skuad tim nasional (Timnas) bukan kewenangan PSSI, melainkan instruktur dan masyarakat yang ikut menilai kualitas pemain.

 Itulah yang terjadi di tubuh sepak bola Indonesia  Terkini Penilaian Kelayakan Pemain Timnas bukan Monopoli PSSI

Selain pelatih, kata Rendra, masyarakat juga ikut memilih layak dan tidaknya seorang pemain bola masuk timnas. Apakah pemain itu dikala ini berkompetisi di Liga Super Indonesia (LSI) atau Liga Primer Indonesia (LPI) juga tidak masalah, yang terpenting yaitu kualitasnya.

Namun demikian, kalaupun para pemain yang dikala ini merumput di ajang LSI tidak dapat memperkuat Timnas, juga tidak masalah. "Yang terperinci dikala ini ada persoalan serius di tubuh PSSI," ungkapnya menyerupai dilansir Antara.

Meski para pemain yang berlaga di ajang LSI tidak dapat memperkuat timnas, kompetisi LSI di Tanah Air akan tetap bergulir. "Saya yakin para pemain yang sebelumnya memperkuat timnas dan kini berkiprah di LSI, tidak akan 'lari' ke LPI," ujar Rendra.

Bahkan, sebagian besar pemain timnas senior maupun U-23 yaitu pemain yang dikala ini berlaga di ajang LSI. Buktinya, Bambang Pamungkas, Christian Gonzales, Firman Utina, Diego Michell, Yongki Aribowo, Achmad Bustomi, Zilkifli Syukur dan sebagian pemain Persipura Jayapura. Sedangkan yang tercatat memperkuat tim LPI yaitu Kurnia Meiga, Irfan Bachdim, dan Andik Vermansyah.

Menurut Rendra yang juga Bupati Malang itu, tak bisanya pemain LSI memperkuat timnas itu disebabkan oleh ketidakjelasan PSSI. Pembinaan pada pemain juga tidak terperinci arahnya.

Ia mengemukakan, tidak masuknya timnas bagi pemain LSI bukanlah selesai dari segalanya. Sebab bukan PSSI yang memilih komposisi pemain timnas. Dan, masyarakat niscaya tahu siapa pemain yang layak untuk memperkuat tim Garuda.

"Saya rasa tidak ada pengaruhnya bagi pemain, bila PSSI memilih kebijakan tersebut. Apalagi kompetisi LSI sudah bergulir dan sesuai hasil kongres PSSI di Bali," ujar Rendra.

Kepengurusan PSSI di kurun sebelumnya juga pernah mengeluarkan kebijakan larangan bagi pemain LPI memperkuat timnas. Kebijakan itu dinilai oleh pengurus yang kini sebagai kebijakan diskriminatif, namun kebijakan itu kini justru diterapkan.

Atas perseteruan itu, Badan Olahraga Profesional (BOPI) kembali turun tangan. Organisasi yang pernah menunjukkan legalitas kepada LPI, kini memberi legalitas juga kepada LSI yang dianggap sebagai turnamen.

Ketua Umum BOPI, Gordon Mogot pernah mengatakan, kompetisi profesional di Indonesia hanya LSI yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). "PT LPIS sudah disahkan PSSI. Kami sudah melaksanakan kajian, ternyata memang tidak ada APBD, sehingga kami mengetahui bahwa mereka olahraga profesional," ujar Gordon. Bila BOPI menunjukkan rekomendasi, hanya bersifat turnamen bagi event yang berlangsung di luar induk organisasi.

Sementara itu, Pelatih Timnas U23, Rahmad Darmawan berharap, konflik sepak bola Indonesia segera diselesaikan. Karena dikhawatirkan, pemain yang akan menjadi korban. Yang terjadi dikala ini bukan salah pemain, lantaran bawah umur tidak tahu apa-apa," ujar Rahmad.

 Itulah yang terjadi di tubuh sepak bola Indonesia  Terkini Penilaian Kelayakan Pemain Timnas bukan Monopoli PSSI

PSSI, menurut statuta FIFA pasal 79, menutup pintu masuk timnas buat pemain yang timnya berlaga di LSI. RD -sapaan erat Rahmad Darmawan- mengatakan, keharusan mematuhi hukum FIFA akan menciptakan timnas Indonesia kehilangan hampir seluruh pemain intinya.

Untuk timnas U-23 saja, nama-nama yang menjadi bintang di SEA Games XXVI lalu, menyerupai Okto Maniani, Patrich Wanggai, Diego Michiels, Titus Bonai dikala ini bermain di LSI. Jika itu diberlakukan, maka kata RD, sangat sulit membentuk skuad yang tangguh. Karena, dengan pilihan yang jadi sangat terbatas. Itulah kondisi PSSI dikala ini.

(Rusman)

Jumat, 02 Desember 2011

Terkini Pssi Serasa Ditampar Bopi...

PSSI semakin tertampar sehabis Badan Olahraga Profesional Indonesia ( BOPI ) menyatakan tidak ada pelarangan terhadap Liga Super Indonesia ( LSI ). Padahal sebelumnya PSSI sempat melempar isu bahwa BOPI tidak mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan LSI.

Seperti yang diberitakan situs goal.com BOPI menyatakan tidak pernah mengirim surat yang berisi larangan LSI. Bahkan sebagai kepanjangan tangan pemerintah, BOPI tidak akan melarang pihak – pihak yang ingin memajukan olahraga Indonesia.

Hal serupa dilakukan oleh BOPI dikala memperlihatkan “persetujuan” terhadap Liga Primer Indonesia besutan Arifin Panigoro yang hanya bergulir setengah musim. Bahkan dikala itu Liga Primer Indonesia diisi oleh klub – klub yang gres lahir dan bukan anggota PSSI. Sedangkan ISL demam isu 2011/2012 diisi oleh klub – klub anggota PSSI.

Dengan adanya pernyataan “silahkan jalan” dari BOPI ini maka penyelenggaraan ISL yang telah dinanti – nanti suporter sepakbola Indonesia akan berjalan semakin mulus. Isu tidak akan dikeluarkannya izin keramaian oleh pihak keamanan hanya menjadi kabar angin belaka. Sikap BOPI ini disambut antusiasme oleh Panpel Persib Bandung yang pada tanggal 3 Desember nanti akan menghadapi Persiram Raja Ampat.

Sikap BOPI ini juga akan dengan sendirinya menghapus keraguan soal izin kerja pemain asing. Izin kerja dikeluarkan oleh Dirjen Imigrasi dan Depnaker Pusat. Contoh para pemain absurd yang berlaga di kompetisi LPI kemarin tanpa ada rekomendasi PSSI menerangkan bahwa PSSI hanya mengeluarkan rekomendasi bukan memperlihatkan izin.

PSSI semakin tertampar sehabis Badan Olahraga Profesional Indonesia  Terkini PSSI Serasa Ditampar BOPI...

PSSI, menyerupai yang dikatakan oleh Bernhard Limbong, akan mencoba rekonsiliasi dengan klub – klub yang berada di ISL. Inilah yang selama ini hilang dari PSSI. PSSI kerap kali mengeluarkan kebijakan – kebijakan tanpa berkomunikasi dengan klub – klub sepakbola. Padahal klub – klub sepakbola inilah yang menentukan para anggota exco PSSI. Tetapi justru sehabis terpilih mereka melupakan klub – klub dalam pengambilan keputusan terkait kompetisi. Apalagi keputusan – keputusan kompetisi seringkali kontroversial.

Praktis – mudahan langkah BOPI ini akan menyadarkan PSSI sehingga mau merubah sikap, mau mendengarkan aspirasi, dan mau berubah untuk kebaikan sepakbola Indonesia.

But Until then, Let’s Enjoy Indonesian Super League…..


(original-post : Catatan Bujangan)

Terkini Pssi Panik... !!!

Liga Prima Indonesia ( LPI/IPL) sebagai Kompetisi asuhan PSSI kabinet Djohar Arifin terancam eksistensinya. Hal ini dikarenakan klub – klub besar sepakbola Indonesia menentukan untuk mengikuti Liga Super Indonesia( LSI ), meneruskan apa yang telah mereka jalani beberapa tahun terakhir ini. Terakhir Persib Bandung menetapkan untuk mengikuti Liga Super Indonesia, sesudah syarat yang mereka ajukan, bahwa IPL harus diikuti 18 klub sesuai kongres Bali tak dipenuhi PSSI.

Pertanyaannya mengapa LPI tidak diminati oleh klub – klub besar yang memiliki basis suporter dengan jumlah besar? Hal ini diakibatkan oleh ketidakjelasan PSSI dalam merancang kompetisi.

 sebagai Kompetisi asuhan PSSI kabinet Djohar Arifin terancam eksistensinya Terkini PSSI Panik... !!!
Awal sekali PSSI menghapus kasta – kasta sepakbola dengan membuka registrasi bagi semua klub sepakbola dari banyak sekali divisi dan bahkan klub – klub LPI ( liga setengah animo yang dibuat Arifin Panigoro ) untuk dapat mengikuti kompetisi teratas / level I, persyaratan registrasi hanya seputar problem administrasi. Namun akhirnya, walaupun banyak klub dari banyak sekali divisi mendaftar, PSSI yang dikritik, kembali menetapkan klub eks LSI animo kemudian yang menjadi penerima kompetisi teratas ( sebab memang begitu seharusnya ).

Tetapi kemudian langkah lain diambil PSSI dengan memperlihatkan promosi gratis kepada 6 klub dari divisi utama dengan alasan yang dibuat – buat menyerupai pesanan sponsor dan klub bersejarah. Sehingga jumlah penerima kompetisi level I menjadi 24 klub. Mayoritas klub eks LSI menolak hal ini, sebab ini sama saja meniadakan nilai – nilai sportivitas.

Disisi lain, PSSI kolam seorang ilmuwan, menciptakan kloningan – kloningan klub – klub. Persija dan Arema ialah dua klub yang menjadi kelinci percobaan PSSI. PSSI malah mengakui Hadi Basalamah sebagai pemilik Persija. Hal yang sangat ditolak. Karena Hadi Basalamah tak dikenal sebelumnya dan malah merupakan pemilik Jakarta FC ( klub eks LPI ). Kini Persija Basalamah ( yang bergotong-royong PS .Halim ) berisikan para serdadu Angkatan Udara dan pemain – pemain eks Jakarta FC. Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan ikon Persija, tetap bergabung dengan Persija dibawah kepemimpinan Ferry Paulus, ketua yang terpilih menurut Rapat Umum Anggaran klub – klub anggota Persija.

Terakhir yang menjadi materi ujicoba PSSI ialah PSMS. PSMS yang menetapkan setia di PT.Liga Indonesia, dibuatkan kloningannya oleh PSSI dengan nama PSMS 1950.

Persib sempat diisukan dibuat kloningan, dengan nama Persib 1933 ( nama khas klub – klub bentukan Arifin Panigoro yang selalu mencantumkan tahun dibelakang nama klub ). Beruntung tidak hingga terjadi, sebab “Maung Bandung” akhirnya ikut LSI.

Dalam sebuah artikel disebutkan kenapa hingga ada klub – klub KW/kloningan. Ini tak lain ialah perjuangan PSSI yang ingin menerapkan sistem pengelolaan klub sesuai keinginan mereka sekaligus meraup untung dari klub – klub kloningan tersebut dengan melihat fakta bahwa klub – klub ini merupakan klub besar dan bersejarah.

Sistem pengelolaan klub yang diinginkan PSSI ialah apa yang diterapkan di LPI (Liga Setengah Musim). Klub – klub akan dihidupi oleh PSSI melalui dana santunan kesannya semua pemasukan klub dari tiket penonton, sponsor, dan lain – lain eksklusif masuk ke PSSI. PSSI menginginkan semua klub yang ikut dalam LPI/IPL didanai oleh konsorsium tunggal.

Namun secara umum dikuasai klub menolaknya, sebab APBD sudah dihentikan untuk dipakai klub, dan dampak lainnya ialah klub – klub akan diatur oleh PSSI hingga kedalam – dalamnya. Beberapa klub yang sudah berdikari pun menolak dengan sistem ini.

Disisi lain, LPI ( liga setengah musim) meninggalkan hutang yang besar, dan melalui LPI PSSI mencoba menutupi hutang. Munculnya klub – klub kloningan pun sebab perjuangan untuk membayar hutang. Mereka menciptakan kloningan dengan harapan, klub – klub besar akan mendatangkan penghasilan yang besar pula. Tapi yang dilupakan PSSI ialah suporter pun tahu mana yang orisinil dan palsu.

PSSI juga tidak siap dan berpengalaman dalam menangani kompetisi. Orang – orang yang sekarang diserahi tanggungjawab untuk menangani kompetisi ialah orang – orang yang terbiasa mengurus bisnis tambang. Jadwal pun dicicil buatnya, tidak ada kejelasan.

Pertandingan yang digelar Sabtu ( 26/11 ) dan Minggu ( 27/11 ) meninggalkan dongeng unik. Karena terlihat sekali ketidaksiapannya. Bola yang akan dipakai terdiri dari banyak sekali macam merk. Perangkat pertandingan tidak tersusun rapi. Asisten wasit yang ditugaskan dalam pertandingan Persiba Bantul ternyata domisili di Bantul juga.

Tetapi PSSI justru tidak menganggap semua kritikan dan masukan. Mereka yakin merekalah andal dalam kompetisi tanpa mau mencar ilmu dari yang pengalaman.

Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun TV, seorang Wartawan Senior, menyebutkan bahwa LPI ialah kompetisi profesional dan berdaya jual. Suatu pernyataan yang kontradiktif sebab apa yang terjadi ialah kebalikan dari kata – kata yang diucapkannya. Tapi tak aneh, sebab TV itu memang merupakan pendukung Arifin Panigoro semenjak Liga Setengah Musim bergulir.

Yang terang PSSI panik namun terus berusaha menutupi kepanikan mereka.

(original-post : Catatan Bujangan)

Rabu, 30 November 2011

Terkini Skuad Arema Indonesia Segera Diperkenalkan Ke Publik

Skuad Arema Indonesia yang dipersiapkan untuk kompetisi Indonesia Super League (ISL) akan segera diperkenalkan / dilaunching kepada Aremania dan warga Malang Raya. Dijawalkan pada hari Minggu tanggal 04 Desember 2011 pukul 10.00 wib pagi bertempat di gedung Graha Cakrwala Universitas Negeri Malang / UM program launching singo Edan Arema Indonesia akan diadakan.

Skuad Arema Indonesia yang dipersiapkan untuk kompetisi Indonesia Super League  Terkini Skuad Arema Indonesia Segera Diperkenalkan ke Publik

Manajer Media Officer PT.Arema Indonesia Sudarmaji menyatakan format ataupun isi program tersebut yaitu memperkenalkan pemain Arema Indonesia, bersamaan peluncuran kostum atau jersey yang akan digunakan pemain tersebut selama kompetisi ISL berlangsung.

Berikut Daftar Nama Lengkap Pemain Arema Indonesia yang telah resmi dikontrak :

Penjaga Gawang :     Dian Agus Prasetyo (eks Pelita Jaya)     Rudi Ardiansyah (eks Tangerang Wolves)  Pemain Belakang :     Charis Yulianto (eks Sriwijaya FC)     Semme Piere Patrick (eks Persema Malang)     Sujarwoko (eks Metro FC)     Khusnul Yuli (eks Persebaya)     Nurul Mauludi (eks Metro FC)     Kerry Yudiono  Pemain Tengah :     Luki Ari (Arema U-21)     Oki Deri     Gilang ( Arema U-21)     Andik Faturahman (Arema U-21)     Supriadi     Kim yong Hee ( eks Sriwijaya FC)     Irsyad Aras (eks PSM)     Catur Pamungkas (eks Metro FC)  Pemain Depan :     Beni Kristian (eks Metro FC)     Marcio Souza (eks Deltras Sidoarjo)     Nanda     Dicky Firasat

(sumber:malangsoccwenews.web.id)

Minggu, 27 November 2011

Terkini Wolfgang Pikal Instruktur Singo Edan Ekspresi Dominan 2011 - 2012

Ujicoba Arema [ISL] melawan Persekab yang dimenangkan oleh Arema [ISL] 6-3 kemarin terasa istimewa lantaran mantan ajun instruktur timnas senior Wolfgang Pikal telah resmi menangani Arema Indonesia yang akan tampil di Liga Super Indonesia (ISL) 2011/12. Manajemen Arema Indonesia mengontrak Pikal selama satu musim.

Kemarin, instruktur berlisensi B UEFA ini memasuki stadion didampingi Direktur PT.Arema Indonesia Rudi Widodo, dan eksklusif menyapa para supporter Aremania yang memadati stadion Kanjuruhan untuk melihat uji coba tersebut. Wolf mengaku bahagia bergabung dengan Arema. Sebelumnya, Pikal sempat berharap bisa menangani salah satu klub di Indonesia sehabis tidak menjadi ajun instruktur di tim nasional.

 melawan Persekab yang dimenangkan oleh Arema  Terkini Wolfgang Pikal Pelatih Singo Edan Musim 2011 - 2012

Dia menyampaikan jikalau bukan menjadi diam-diam umum lagi Arema Indonesia yaitu salah satu klub terbesar di Indonesia. Apalagi didukung suporter fanatiknya, Aremania. Dia bilang bahwa Arema yaitu klub yang top di Indonesia.

"Setelah saya nanti malam (kemarin red.) sudah menuntaskan kontrak dengan administrasi eksklusif saya akan adakan meeting dengan team jajaran pelatih," ujar laki-laki yang usang tinggal di pulau Dewata Bali tersebut.

Media officer Arema Sudarmaji mengungkapkan, alasan administrasi klub mengontrak Pikal disebabkan banyaknya pihak yang menginginkan Singo Edan ditangani instruktur berpengalaman di tim nasional.

“Apalagi Aremania dan pecinta sepakbola di Malang Raya sudah mengetahu reputasi Wolfgang Pikal,” kata dia.

“Manajemen berharap semoga Aremania memperlihatkan dukungan, sekaligus saran dan masukan kepada administrasi maupun tim, semoga persiapan Arema Indonesia menghadapi ISL nanti berjalan dengan baik, dan bisa mengukir prestasi di ISL.”

Ditambahkan, Arema masih perlu banyak evaluasi. Mengingat waktu sangat mepet menghadapi ISL, Pikal harus segera menyusun jadwal percepatan untuk persiapan tim yang tangguh. Salah satu jadwal jangka pendek yang dilakukan bakal digelar TC selama tiga hari kedepan di Kota Batu.

Nantinya, Wolfgang juga akan dibantu oleh para instruktur yang sudah usang berada di Arema terlebih dahulu ibarat Joko Susilo, Dwi Sasmianto dan Siswantoro untuk membentuk dan mempersiapkan team Arema Indonesia menuju kompetisi Indonesia Super League atau ISL

 melawan Persekab yang dimenangkan oleh Arema  Terkini Wolfgang Pikal Pelatih Singo Edan Musim 2011 - 2012

Profil Wolfgang Pikal (by Wikipedia)

Wolfgang Pikal (lahir di Wina, Austria, 1 November 1967; umur 43 tahun) yaitu mantan ajun instruktur tim nasional sepak bola Indonesia dikala posisi instruktur dijabat Alfred Riedl.

Pikal sempat menjadi pesepakbola dengan berkarir bersama klub divisi tiga SR Donaufeld, sampai usia 22 tahun, dan terpaksa berhenti dari karirnya sebagai pemain sepakbola akhir patah engkel. Pikal kemudian berkeliling dunia sebelum kesannya berlabuh di Bali. Di Bali ia bertemu dengan perempuan Indonesia yang kemudian menjadi istrinya. Pikal lantas memulai hidupnya yang gres dengan merintis bisnis tekstil.

Selama 10 tahun ia tak menyentuh soal sepakbola. Namun berkat pertemuannya dengan Dick Buitelaar mantan instruktur PS Perseden Denpasar, Pikal kembali terlibat dalam dunia sepak bola. Sejak 1999 Pikal lantas menekuni bidang kepelatihan dengan melatih sejumlah klub di Bali. Ia lantas menimba ilmu kepelatihan di klub-klub top Eropa termasuk Arsenal, Aston Villa dan Ajax Amsterdam dan sekarang telah mempunyai 20 akta kepelatihan, diantaranya Lisensi B UEFA, Lisensi FA, dan KNVB Belanda. Di Bali, Pikal menangani tim anabawang di Akademi Real Madrid Asia.

Awal perkenalannya dengan Riedl bermula dari seorang teman pada 2008. Riedl yang ketika itu masih melatih klub Vietnam Haipong tertarik dengan "presentasi" Pikal melalui cuilan dvd. Pikal kemudian menghabiskan waktu bersama Riedl selama dua pekan untuk berguru teknik kepelatihan. Riedl lantas berjanji akan menghubunginya jikalau jadi bekerja di Indonesia. Dua tahun kemudian, Riedl mendapatkan ajuan untuk menjadi instruktur timnas Indonesia dan ia menunjuk Pikal sebagai asistennya.

Jumat, 25 November 2011

Terkini Arema Indonesia - Japan University Football Association (Juva)


Arema Indonesia yang bakal memulai kompetisi Indonesia Super League (ISL), digandeng JUFA Jepang untuk membuatkan pendidikan sepak bola usia dini di Malang.

Singo Edan menjalin kerjasama dengan Japan University Football Association (JUFA) atau Asosiasi Sepak Bola Liga Mahasiswa Jepang.

Media Officer Arema Indonesia, Sudramadji, mengungkapkan bahwa pembicaraan kerjasama ini sudah dimulai semenjak tahun lalu, tepatnya sebelum menghadapi Cerezo Ozaka, Jepang.

"Salah satunya, pertemuan itu akan menindaklanjuti pertemuan Manajemen Arema Indonesia dengan Japan University Football Association (JUFA), atau tim sepak bola mahasiswa di Jepang dikala mengikuti LCA tahun lalu," terang Sudarmadji, Jumat (25/11/2011).

Utusan yang tiba tersebut diantaranya ialah Executive Director JUFA, Kent Takahashi dan Masahiro Inui, Team Manager Fukuoka University Football Club, salah satu tim dibawah naungan binaan JUFA.

Dukungan suporter fanatik, Aremania, serta pengembangan sepak bola usia dini yang mulai dirintis Arema diakui Kent sebagai salah satu faktor ketertarikan JUFA, demikian diungkapkan Sudarmadji.

“Makanya, pihak JUFA ingin bekerja sama dalam pengelolaan usia dini. Adapun tahap awal yang akan dilakukan ada dua program. Yakni Coaching Clinic kerjasama JUFA dengan Arema Indonesia, dan pertandingan ujicoba,” akunya.

“Acara bakal digelar pada 19-20 Maret 2012. Untuk aktivitas Coaching Clinic nanti akan melibatkan kalangan pelajar usia 10-14 tahun untuk diberikan pendidikan dan wawasan wacana sepak bola," katanya.

Masih berdasarkan Kent, tim dibawah naungang JUFA itu sudah melaksanakan keliling ke banyak sekali Negara untuk menimba ilmu. Lalu, dipilihlah Indonesia, alasannya ialah kompetisi di Indonesia sangat bagus, dan mendapat pemberian yang besar dari penontonnya. "Selain itu, banyak pemain jepang yang juga bermain di Indonesia," ujarnya.

Keuntungan lain yang didapat Arema antara lain ialah jalan masuk lebih gampang untuk melaksanakan pendekatan kepada para alumnus JUFA. “Bahkan, sanggup merekrut untuk menjadi bermain di Arema Indonesia. Program ini akan direalisasikan pada tahun 2012 mendatang," tandasnya.

Terkini Jadwal Arema Indonesia Putaran I Kompetisi Isl 2011 - 2012

Jadwal Arema Indonesia Putaran I Kompetisi ISL 2011 - 2012

HARI TANGGAL PERTANDINGAN

SELASA 06 Des 2011 AREMA INDONESIA vs PERSELA LAMONGAN SABTU 10 Des 2011 PERSIBA BALIKPAPAN vs AREMA INDONESIA RABU 14 Des 2011 GRESIK UNITED vs AREMA INDONESIA RABU 04 Jan 2012 AREMA INDONESIA vs PERSIRAM RAJA AMPAT MINGGU 08 Jan 2012 AREMA INDONESIA vs SRIWIJAYA FC JUMAT 13 Jan 2012 PERSIDAFON DAFONSORO vs AREMA INDONESIA RABU 18 Jan 2012 DELTRAS SIDOARJO vs AREMA INDONESIA MINGGU 22 Jan 2012 AREMA INDONESIA vs PSMS MEDAN SABTU 28 Jan 2012 AREMA INDONESIA vs PSAP SIGLI RABU 01 Feb 2012 PERSISAM SAMARINDA vs AREMA INDONESIA MINGGU 05 Feb 2012 MITRA KUKAR vs AREMA INDONESIA KAMIS 16 Feb 2012 AREMA INDONESIA vs PSPS PEKANBARU MINGGU 19 Feb 2012 AREMA INDONESIA vs PERSIJA JAKARTA MINGGU 11 Mar 2012 PELITA JAYA vs AREMA INDONESIA KAMIS 15 Mar 2012 PERSIB BANDUNG vs AREMA INDONESIA MINGGU 25 Mar 2012 AREMA INDONESIA vs PERSIPURA JAYAPURA KAMIS 29 Mar 2012 AREMA INDONESIA vs PERSIWA WAMENA


Rabu, 12 Oktober 2011

Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

Aremania memang tersebar dimana-mana. Tidak terkecuali di Bhumi Borneo, bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja, terbukti pada dikala program Halal Bi Halal banyak juga yang berasal dari kota2 yang ada di Jawa timur. Ada juga yang berasal dari kota2 yang ada di Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta dan bahkan ada juga yg berasal dari Sulawesi

Tanggal 18 September 2011 masih dalam suasana lebaran, untuk mempererat tali persaudaraan diantara Aremania maka Aremania di seluruh Kaltim mengadakan Halal Bi Halal, yang kebetulan nawak2 dari kota Sangatta di percaya sebagai tuan rumah.

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

Pada Halal Bi Halal yang pertama kali ini di hadiri lebih dari 300 Perwakilan Aremania di seluruh Kaltim antara lain dari Aremania Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Bontang, Muara Wahau, Bengalon, Tarakan dan kota2 lain di Kaltim.

Diawali kedatangan Aremania Balikpapan yg di jemput Koordinator Aremania Sangatta Sam Arie bersama nawak2 Aremania Sangatta di pintu Gerbang Kota Sangatta. Kami tidak pribadi menuju daerah acara, tapi menunggu kedatangan nawak2 dari Bontang, Samarinda, Muara Badak, Tenggarong dan kota2 lainnya yang selanjutnya kita menuju ke daerah program sambil konvoi. (mboois pokok_e konvoine yo di kawal silup barang ker)

Jalannya Acara Halal Bi Halal sangat meriah di awali dengan sambutan dari ketua Panitia sekaligus tuan Rumah Sam Sugeng yang pada dasarnya mengucapkan rasa terima kasih atas partisipasi nawak2 Aremania Borneo, selanjutnya sambutan dari Ketua Paguyuban Arema Sangatta.

Kata Sambutan yang di awali dengan nyanyian lagu2 yel2 Arema di sampaikan koordinator Aremania Balikpapan sam Alie, tidak ketinggalan perwakilan Aremania Samarinda juga memberikan kata sambutannya yang di wakili sam Heri yg lebih di kenal nawak2 sebagai Ebes_e sekaligus Penasihat Aremania Borneo (di fb populer dgn Arema Kaltim), selanjutnya Perwakilan Aremania Bontang sam Jek, Bengalon dan lainya. Isi sambutan pada dasarnya mengajak kita semua untuk saling menjaga nama baik Arema dan Aremania dan juga untuk mengajak kita untuk lebih mengedepankan persaudaraan di antara Aremania dan Supporter lain yang ada di Kaltim Khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Tidak lupa pada program Halal Bi Halal ini juga di adakan potong tumpeng yang di lakukan secara tolong-menolong oleh perwakilan Aremania yg di iringi lagu Salam Satu Jiwa. Dan selanjutnya program makan siang dan ramah tamah khas Aremania ( nakam2, guyon, salam2man, foto2, mgodew barang kanggo sing bujangan)

Harapan dari nawak2 Aremania Borneo program ini terus di gelar setiap tahunnya dan untuk daerah dapat di Bontang, Samarinda, Balikpapan atau kota2 Lainnya. (Ayo sopo sing siap gawe tahun ngarep)

Foto-Foto Lain :

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur

 bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja Terkini Halal Bi Halal Aremania Se Kalimantan Timur


(original-post : ongiznade.wordpress.com)

Minggu, 02 Oktober 2011

Terkini Selamat Menempuh Hidup Baru, Arema

And The Show Begin,,itulah yang bisa saya ucapkan begitu mendengar dari seorang mitra wacana hasil putusan PSSI terhadap kisruh yang ada dalam badan Arema Indonesia. Kisruh yang telah menyedot seluruh perhatian Aremania bahkan hampir seluruh pengamat sepakbola Indonesia, salah satu fase terberat dalam sejarah perkembangan Arema Indonesia, dan semoga pelajaran berharga ini bisa kita semua jadikan pelajaran, sehingga tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang.

Kenapa saya katakan The Show Begin, alasannya memang sesungguhnya gres sesudah inilah tarik ulur kepentingan memperebutkan Klub Sepakbola yang sangat saya cintai ini akan benar-benar dimulai, dalam penerawangan saya, Kubu RK yang dikalahkan PSSI terperinci tidak akan tinggal diam, dan benar saja mereka pribadi menggelar demo dikantor PSSI, bukan RK memang, tapi pendukungnya, dan inilah yang menciptakan saya sakit, alasannya Aremania kini telah terkotak-kotak. Demo ialah sebuah awalan, untuk selanjutnya mungkin akan ada jalan lain yang ditempuh, dan ini tidak akan berakhir cepat kecuali pihak RK mau secara sportif berlapang dada demi Arema.

Tapi, menyerupai apa yang saya tuliskan di goresan pena saya sebelumnya bahwa Sportivitas hanya kasatmata di wilayah-wilayah romantik. Masing-masing kita menjagokan kesebelasan sendiri-sendiri. Pertimbangan kita bukan sportivitas, melainkan selera pribadi. Selera pribadi inilah yang menyebabkan kita subjektif dan tidak memandang permasalahan secara objektif. Sehingga akan sangat sulit mungkin untuk mengharapkan kubu RK berlapang dada dalam menghadapi duduk masalah ini. Karena tidak hanya “kehilangan” Arema, bagi RK ini juga berarti kehilangan potensi pemasukan hampir 2 M dari sektor pajak untuk Kabupaten Malang, tempat yang beliau pimpin dikala ini. Selain itu juga berarti kehilangan promosi bagi Kabupaten Malang, disamping juga kerugian-kerugian dari faktor irit bagi Kabupaten Malang baik Pemerintah Daerah maupun masyarakatnya, dan tentu ini ialah sebuah kehilangan yang sangat besar bagi RK sebagai personal dan Bupati.

Seperti yang biasa terjadi, pihak yang kalah akan selalu meradang, dan yang menang akan selalu senang, selalu sulit mendapatkan kekalahan, sangat sulit. Dibutuhkan mental yang sangat membaja dalam menghadapi sebuah kekalahan, bahkan lebih gampang menghadapi sebuah kemenangan, jadi jikalau sudah menyerupai itu, bisa juga, untuk segera mengakhiri konflik ini, pihak M. Nur mau berlapang dada, menawarkan hak pengelolaan Arema kepada kubu RK, yang selama ini juga sudah bekerja keras menjaga tim ini selama M. Nur menghilang entah kemana. Toh pihak M. Nur juga tidak akan terlalu banyak kehilangan secara bahan maupun potensi politik. Atau mungkin, semoga sedikit lebih adil, kedua kubu sama-sama mundur, dan menyerahkan pengelolaan Arema Indonesia kepada pihak yang pertama kali menyerahkan Arema kembali kepada publik, PT. Bentoel, jikalau Bentoel tidak bersedia, maka serahkan pada pihak lain yang bisa dan sanggup mengelola Arema, jangan kepada Aremania, alasannya Aremania sudah terkotak-kotak pada masing-masing kubu. Tapi, jalan yang terbaik dalam pandangan saya adalah, kembali bersilaturahim, kembali bersama, bergandengan tangan demi memajukan Arema. Karena masing-masing pihak mempunyai potensi yang besar untuk bersama membesarkan Arema.

Tapi jikalau tidak ada yang mau mengalah, maka semuanya akan menjadi sangat panjang dan berlarut-larut. kedua kubu yang berseteru di Arema bisa menggandakan Claudio Ranieri, bekas instruktur Valencia, Chelsea, Juventus, dan AS Roma itu kesudahannya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai instruktur AS Roma beberapa bulan yang lalu, instruktur yang dalam beberapa masalah seringkali meninggikan harga dirinya sebagai instruktur nomor wahid ketika dilengserkan, tapi demi AS Roma, beliau rela mengundurkan diri, menyerupai yang ditulis oleh Susy Campanale disalah satu tabloid sepakbola tanah air, itu semua alasannya Ranieri menyayangi AS Roma. Saya punya keyakinan, sebagai orang-orang yang mempunyai kekerabatan emosional sangat akrab dengan Malang Raya dan Arema, kedua kubu mempunyai rasa cinta yang begitu mendalam kepada Arema, begitu juga kepada sepakbola. Jika sudah menyerupai itu, maka menggandakan apa yang dilakukan Ranieri untuk AS Roma bisa segera dilaksanakan oleh salah satu dari kedua kubu, atau mungkin keduanya, demi rasa cintanya kepada Malang Raya, demi rasa cintanya kepada Arema, demi rasa cintanya kepada olahraga terhebat sepenjang masa, Sepakbola.

Mundur bukanlah sebuah hal yang buruk, lihat bagaimana mantan presiden Soeharto sampai selesai hayatnya masih banyak masyarakat yang mencintainya, semua itu alasannya rakyat tahu Soeharto mundur demi rasa cintanya pada negeri dan rakyat. Waktu itu bisa saja Soeharto melaksanakan apa yang dilakukan oleh Moammar Khadafi hari ini, dengan membunuh semua demonstran yang ada, alasannya militer berada dibawah kekuasaannya, beliau ialah salah satu dari dua dari Jendral berbintang lima di Indonesia, jendral yang layak dipanggil sebagai Jendral Besar, bersanding dengan Panglima Besar Jendral Sudirman, tapi Soeharto kesudahannya lebih menentukan mengundurkan diri, dengan membacakan sendiri pengunduran dirinya, tidak menyerupai presiden mesir Hosni Mubarok yang menentukan untuk menyingkir dan menyelamatkan diri. Dan apabila salah satu kubu, atau keduanya mundur dari perseteruan hari ini, ditengah gelombang kebimbangan Aremania, maka sesungguhnya mereka telah menjadi martir, untuk mempersatukan kembali seluruh pencinta Arema Indonesia.

itulah yang bisa saya ucapkan begitu mendengar dari seorang mitra wacana hasil putusan PS Terkini Selamat Menempuh Hidup Baru, Arema

Suasana menyerupai ini tidaklah sanggup dibiarkan, alasannya akan terus menawarkan efek-efek negatif lainnya kepada Arema maupun Aremania. Saat ini saja, menyerupai yang saya tulis di atas, Aremania sudah terkotak-kotak, sudah mulai saling menghujat antar Aremania sendiri ketika mereka berada dalam posisi kubu yang saling berlawanan, sehingga dikala ini bagi saya, Salam Satu Jiwa telah mati, dan Aremania telah kehilangan jati diri. Aremania tidak lagi bisa menghargai segala perbedaan pendapat, yang ada hanyalah saling hujat, semua merasa benar sendiri, kemana semua semangat Egalitarian yang menciptakan Malang Raya sangat dihormati.

Kita (Aremania) tidak terbangun dari sesuatu yang instan, kita terbangun dari sebuah semangat persaudaraan, semangat kebersamaan, dan egalitarian, sebagai sesama loyalis Arema, tim yang selalu kita dukung dan bela dengan segala apa yang kita miliki. Kini semangat itu hanya tinggal slogan, salam satu jiwa hanya tinggal menjadi perhiasan bibir dan tidak tertancap dalam hati. Yang ada kini hanyalah kesombongan, merasa kita kelompok supporter terbaik, paling kompak dan kreatif, padahal kondisinya, kita sedang sibuk saling hujat dan saling serang antar sesama saudara sendiri, sesama Aremania.

Saya tidak ingin, ketika saya menggunakan kaos Arema, ditanya oleh seseorang “Sampeyan Aremania versi Rendra opo M. Nur?”, itu akan menjadi pertanyaan paling memalukan dan menyakitkan hati saya sebagai seorang Aremania. Saya hanya menyayangi Arema, Arema dengan warna kebesaran Biru, dengan lambang Kepala Singa di dada, Arema yang ada di Malang Raya, Arema yang didukung oleh Aremania yang tidak gampang terpecah belah. Saya menyayangi Arema alasannya Arema itu sendiri, dan alasannya Arema ialah sepakbola itu sendiri. Saya tidak peduli siapa yang sedang memimpin di Arema, asal Arema tidak didanai pemerintah, saya akan tetap tiba ke stadion, mendukung Arema, merindukan, dan mencintainya. Tapi ketika Arema didanai uang negara, saya akan tetap menyayangi Arema, tapi saya tidak akan pernah lagi hadir di stadion manapun Arema bertanding, seberapapun rindunya saya.

Semua permasalahan yang terjadi hari ini, hanyalah alasannya Arogansi, egoisme, dan tentu saja politik tahi kucing yang menyebabkan Arema sebagai kuda pacu kepentingan politik. Sayangnya, Aremania telah terperangkap didalam kepentingan politik personal itu, mulai membela orang dan bukan Arema itu sendiri. Maka pertanyaannya siapa yang bergotong-royong Aremania cintai, pemimpin Arema (orang) atau Arema itu sendiri (Klub)?.

Saya bukan orang yang membenci politik, saya menyayangi politik, tapi politik beretika yang saya cintai, politik yang tidak hanya mementingkan menang dan kalah, tapi politik yang lebih mementingkan nilai dan bukan hanya hitung-hitungan suara. Politik yang tidak merugikan kepada masyarakat, tapi politik yang menyerupai hakikatnya, menyerupai yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam La Politica, sebuah jalan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, bukan jalan kekuasaan.

Sepakbola memang selalu bersinggungan dengan politik menyerupai yang dirumuskan oleh Gordon Brown, seorang politisi Inggris yang sangat menggilai sepakbola, dengan rumus singkat bahwa Sepakbola = Popularitas, atau dalam rumus panjanganya “Bayangkan sebuah dunia dimana politisi dipuja menyerupai David Beckham atau punya kekuatan menyerupai Sir Alex Ferguson. Akhirnya anda bisa memahami kenapa mereka terus terlibat di sepakbola” yang sanggup diartikan, ketika bersentuhan dan menjadi sosok penting dalam sepakbola, maka anda akan menjadi orang yang populer, dan dengan kepopuleran anda, makan anda bisa memenangkan apapun dalam politik.

Yang perlu diingat, Arema bukanlah milik Aremania, Aremania hanyalah sekelompok orang yang menyayangi Arema, sekelompok orang yang merasa memiliki, tapi tidak benar-benar memiliki. Kepemilikan Aremania kepada Arema hanyalah menurut pada cinta, cinta yang bersyarat. Karena saya yakin, jikalau mau jujur, masing-masing dari kita (Aremania), mempunyai syarat dalam menyayangi Arema. Karena bila cinta kita murni, kita akan saling menghormati sesama pencinta Arema, tidak saling hujat dan menyalahkan alasannya berbeda kubu. Karena sesungguhnya Arema itu, hanya satu.

Sebagai selesai goresan pena ini, saya teringat sebuah lagu yang tidak mengecewakan sering dinyanyikan di stadion ketika Arema bertanding, “Koen jare sopo, onok seng iso, ngalahno Aremania lha kok iso?”. Sekarang saya tahu tanggapan dari pertanyaan itu, Aremania-lah yang bisa mengalahkan Aremania itu sendiri, kata siapa itu, itu kata realita dan fakta hari ini, bahwa Aremania telah dikalahkan oleh Aremania itu sendiri.

Jika sudah menyerupai ini kondisinya, saya hanya bisa berucap, "Selamat Menempuh Hidup Baru, Arema."

Petilasan Brontoseno, 29 September 2011
By Trezegulum17
(photo:wearemania.net)

Minggu, 25 September 2011

Terkini Bukankah Kita Satu ?

Sudah hampir kurang lebih tiga bulan mungkin klub-klub di Indonesia libur dari kompetisi. Sudah selama itu juga aku tidak melihat Arema berlaga di lapangan hijau. Jangan kalian Tanya seberapa rindukah aku melihat para singo edan itu, seberapa deg-deg an nya aku menanti keputusan demi keputusan yang ada dalam badan Arema. Baik dari transfer pemain, administrasi dan yang paling hangat-hangatnya di bicarakan kini ialah perihal dua kubu yang terdapat dalam badan Arema.

Terus terang, aku tidak begitu menyimak isu perihal dua kubu itu. Toh berdasarkan aku yang terang sebagai orang awam, mau kubu manapun yang mereka junjung tetap Arema. Yang mereka tanam di hati mereka ialah cinta Arema. Dan yang mereka mau ialah untuk memajukan Arema.

Sudah hampir kurang lebih tiga bulan mungkin klub Terkini Bukankah Kita Satu ?

Mengapa aku begitu yakin ?
Sebenarnya bukan soal yakin atau tidaknya, tetapi lebih mencoba berfikir positif. Dan jikalau kalian Tanya siapa yang aku dukung, ya aku dukung Arema yang mempunyai supporter loyalitas tanpa batas menyerupai Aremania dan Aremanita. Simple kan ?

Karena bukankah seharusnya begitu ? Karena kita telah terikat SATU. Satu dalam semangat, satu dalam rasa kagum dan satu dalam ucap salam yaitu “Salam Satu Jiwa” ? Bukankah tidak pernah terhitung seberapa sering kita mengucapkan “Salam Satu Jiwa” jikalau kita bertemu sobat kita sesama Aremania dan Aremanita ? Bahkan bukan hanya antar supporter Arema, tetapi juga para pemain Arema pun sering kali dengan gembira berucap menyerupai itu. Atau, apakah sudah hilang rasa SATU JIWA kalian sampai ada beberapa sobat yang saling mencaci maki hanya alasannya ialah munculnya dua kubu itu ?

Mengapa kita seakan ada yang terprovokasi alasannya ialah adanya dua kubu itu ? Mengapa kita tidak berdoa saja, bahwa siapa pun yang nantinya terpilih menjadi pengurus Arema, baik dari kubu A dan B akan menjadi seseorang yang benar-benar akan memajukan tim kesayangan kita yaitu Arema.

Sekarang, mari nawak. Dimanapun kalian berada. Dimanapun kalian menumbuhkan rasa cinta kalian terhadap Arema, seberapa jauhnya kalian dengan tim yang berjuluk Singo Edan itu, kembalilah kita focus mendukung Arema. Men-support baik para pemain yang masih bertahan di Arema dan juga mereka yang gres bergabung dengan Arema. Coba lupakan sejenak duduk perkara itu, mari kita berdiri kreativitas gres untuk Arema di liga yang akan datang. Kerahkan lagi semangat kalian untuk menyanyikan yel-yel untuk Arema kita. Arema tercinta.

Lalu, jangan pernah kita lupa untuk mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal untuk para pemain yang sudah menentukan untuk meninggalkan Arema dan bergabung dengan tim lain. Terima kasih untuk kalian telah menciptakan kami semua gembira dikarenakan telah mempunyai ‘singa’ semacam kalian. Semoga kalian sukses di sana dan tidak melupakan kami yang pernah begitu mengasihi kalian dikarenakan telah pernah menjadi bab dari jiwa kami, jiwa Arema.

Dan, selamat tiba untuk singa-singa Arema yang baru. Selamat mencicipi euforia yang maha dahsyat dari kami, AREMANIA AREMANITA. Selamat mencicipi jatuh cinta untuk tim pujian kami. Yaitu AREMA INDONESIA.

SALAM SATU JIWA !

“Kami Arema, SALAM SATU JIWA di Indonesia kan slalu ada slalu BERSAMA, untuk kemenangan, KAMI A..RE..MA…

(original-post : annlawliet.blog.com)

Minggu, 21 Agustus 2011

Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata

Paguyuban Arema Dewata, yg telah berdiri semenjak 18 Agustus 1989, malam ini memperingati Ultah nya yg ke 22 bertempat di Gedung Serba Guna Angakasa Pura, Tuban-Kuta Bali. Tema Ultah kali ini yakni "Dengan Berkah Bulan Suci Ramadhan, dan nilai nilai luhur proklamasi kemerdekaan, keluarga besar Arema Dewata bertekad untuk meningkatkan & mempertajam jiwa sosial, memperkokoh solidaritas, serta berperilaku santun".

 malam ini memperingati Ultah nya yg ke  Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata
Sejak pukul 17.00 wita, venue program yg bersahabat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai ini sudah mulai dipadati para Arema Dewata dari seluruh penjuru Bali. Para Arek Malang yg berdomisili di Bali ini, hadir dari banyak sekali kalangan, bau tanah muda dari banyak sekali profesi membaur jadi satu disini. Walau dalam suasana Puasa, tdk mengendorkan semangat para Arema Dewata semua. Bahkan selepas buka puasa, semakin banyak yg tiba ke venue. Para Arema Dewata yg tiba pribadi menukarkan tiket yg sdh ada, yg tentunya tiket program ini berhadiah doorprize yg menarik.

Sembari menunggu program dimulai, para Arema Dewata dihibur oleh hiburan musik Arema Dewata Rock Dangdut. Gegap gempita bergemuruh di Gedung milik Angkasa Pura ini. Para Arema Dewata saling bernyanyi & berjoged bersama.

 malam ini memperingati Ultah nya yg ke  Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata
Pukul 21.00 Wita program pun dimulai, dimulai dengan menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, semua yg hadir berdiri bersama, menyanyikan dengan khidmat & penuh semangat. Tampak juga Yuli Sumpil yg biasanya sebagai dirigen Aremania. Yuli yg dengan semangat berdiri tegap & posisi hormat menyayikan Indonesia Raya. Acara ini memang tdk saja dihadiri para Arema Dewata di Bali, tp juga perwakilan dari Malang yg hadir, selain Sam Yuli Sumpil, juga hadir Sam Tembel & beberapa Nawak dari Malang.

Setelah menyanyikan Lagu Kebangsaan, program sambutan sambutan dimulai. Sambutan pertama oleh Ketua Paguyuban Arema Dewata, Bpk. Parianto, dlm sambutannya Beliau memberikan seluruh acara Paguyuban Arema Dewata selama ini. Banyak acara sosial selama ini yg telah dilakukan, terutama acara sosial, saling membantu sesama anggota Arema Dewata, jikalau ada anggota yg tertimpa musibah, semua saling membantu & meringankan, bahkan dalam tahun ini juga Arema Dewata juga sedang proses pengadaan ambulans untuk anggota, sehingga jikalau ada anggota yg tertimpa musibah, atau menginggal dunia, sanggup menerima sarana transportasi untuk dipulangkan ke Malang. Beberapa hari yang lalu, juga diadakan program donor darah.Lewat beberapa acara sosial ini,slagan Arema Dewata, yaitu " SOSIAL SOLID SANTUN " tidak perlu diragukan lagi.

Setelah Bpk. Parianto, sambutan berikutnya dari Dewan Pembina & Penasihat, Bpk. Makno Sutedjo, dalam sambutannya dia juga mengajak para anggota Arema Dewata untuk tetap menjaga Sosial, Solid, & Santun yg selama ini sudah dijalankan. Juga Beliau mengajak kepada semua anggota, bahwa bergotong-royong Arema Dewata tidak hanya berasal dari Arek Malang saja. Arema Dewata juga terbuka untuk semua orang, tidak harus dari Arek MAlang saja. Tercatat anggota Arema Dewata yg hingga kini tercatat 2000 orang lebih, dan semuanya tidak berasal dari Malang saja.

Karena masih dalam suasana Ramadhan, tidak lupa program Taushiyah juga disertakan. Taushiyah oleh AKBP. R Ahmad Nurwahid, salah satu pejabat di Polda Bali ini mengajak semuanya untuk memaknai Ultah ke 22 Arema Dewata di bulan Agustus ini. Bulan Agustus yg juga merupakan Bulan Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini, sanggup dijadikan momentum untuk bangkitnya semangat nasionalisme kita semua. Apalagi berbarengan dengan Bulan Ramadhan, momentum pemersatu umat. Usai Taushiyah, Ahmad Nurwahid juga memimpin do'a bersama untuk keselamatan & Kesuksesan Arema Dewata. Dan sesudah do'a bersama, dilanjutkan pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng oleh Dewan Pembina & Penasihat Arema Dewata, Bpk. Hari Dawir. Di atas panggung & disaksikan seluruh Arema Dewata yg hadir, Bpk Hari Dawir menawarkan cuilan tumpeng kepada anggota Arema Dewata termuda.

 malam ini memperingati Ultah nya yg ke  Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata
Ini memperlihatkan betapa Arema Dewata yg anggotanya dari banyak sekali usia, sangat peduli terhadap semua kalangan, tidak hanya didominasi para senior senior, para Ebes Ebes, tapi juga peduli pada Kera Kera Licek, para Nawak nawak Hebak.

Acara dilanjutkan dengan hiburan musik, Arema Dewata Rock Dangdut, dengan beberapa artis dari Malang Raya tentunya, semua bergembira dalam suka ria, bernyanyi & berjoget bersama. Dan akhirnya, sempurna pukul 24.00 Wita, program diakhiri bersama, dengan semua Pengurus Arema Dewata naik diatas panggung, bernyanyi bersama seluruh anggota yg hadir.

Semoga program Ultah ke 22 Arema Dewata kali ini, sanggup semakin meningkatkan jiwa Sosial, solid, santun kita semua. Akhirnya Seluruh Keluarga Besar arema Dewata, mengucapkan banyakk terimakasih untuk semua yg telah mendukung program ini.

Salam Satu Jiwa untuk Arek Malang Se Jagat Raya.

Denpasar, Agustus 2011 (WE/hers/aremadewata)

Kamis, 18 Agustus 2011

Terkini Ade Dkross - Salah Satu Dedengkot Aremania

Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania Terkini Ade DKross - Salah Satu Dedengkot Aremania
Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania, tak akan dapat lepas dari nama Ade Herawanto (43) alias Ade D’ Kross. Ayah dua anak ini dapat dikatakan sebagai orang yang dituakan di komunitas itu. Tak hanya di Jawa Timur, tapi juga di kota lain, termasuk Kalimantan Timur yang gres saja beliau sambangi saat meresmikan Aremania yang ada di banyak sekali daerah di sana.

Ada dongeng unik seputar Aremania ini. Ketika beliau menjalankan ibadah umrah beberapa tahun silam, entah siapa yang memberi kabar, setiba di Mekkah beliau disambut Aremania yang jadi TKI di Arab Saudi.

“Saya hingga terharu, ternyata nama aku dikenal mereka,” katanya.

Tak berlebihan kalau Ade begitu populer, lantaran hampir seluruh hidupnya beliau curahkan untuk Aremania.

“Tak hanya mengurusi yang enaknya saja, saat ada yang tawuran antar-supporter, aku yang pertama kali dihubungi untuk menyelesaikan,” katanya tertawa.

Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania Terkini Ade DKross - Salah Satu Dedengkot Aremania
Pria ini kemudian bercerita, sebelum berdinas di Departemen Pekerjaan Umum Kodya Malang, sempat beberapa tahun menggelandang di Jakarta. Lalu oleh ayahnya diminta kembali ke Malang dan menata Aremania.

“Bapak bilang, lebih baik di Malang dan berbuat hal positif daripada di Jakarta,” kenangnya.

Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania Terkini Ade DKross - Salah Satu Dedengkot Aremania
Kembali ke Malang dan jadi PNS, itulah obsesinya untuk dapat mendekati para Aremania. Ia berusaha masuk ke komunitas itu melalui banyak sekali lini, bahkan mendirikan grup musik D’ Kross, studio rekaman D’ Kross, hingga sasana tinju D’ Kross Boxing Camp. Termasuk mengurusi anak jalanan, pesilat Cimande, dan komunitas para pengamen.

“Saya sengaja masuk ke dunia musik, lantaran Malang dulu merupakan barometernya musik rock Indonesia. Begitu pula tinju, Malang kan gudangnya bibit petinju hebat,” papar Ade.

Namun, lantaran terlalu memikirkan Aremania, sang istri Rr. Andayun Sri Apriana, serta dua anaknya Andrawina Aisyah Dewanti dan Ega M Dewanto, protes.

“Ya, maklumlah konsentrasi aku ke Aremania terlalu berlebihan. Tapi, mereka mau memahami sehabis aku beri pengertian.”

Terkini Selamat Tiba Meneer Albert ...

Arema Indonesia akan kembali dilatih sosok yang pernah membawa Arema menjadi juara Indones Terkini Selamat Datang Meneer Albert ...
Arema Indonesia akan kembali dilatih sosok yang pernah membawa Arema menjadi juara Indonesia Super League (ISL) animo 2009-2010. Pelatih asal Belanda, Robert Rene Albert, siap menjadi arsitek “Singo Edan” sehabis klub tersebut melunasi utangnya kepada Robert sebesar Rp 100 juta.

“Awalnya, Robert tak mau kembali melatih alasannya yaitu utangnya (Arema) belum dibayar. Tapi kalau utangnya dibayar oleh Arema, ia siap melatih Arema,” kata investor gres Arema, Iwan Budianto, dalam jumpa pers di kantor Arema, Jalan Sultan Agung, Kota Malang, Rabu (17/8/2011) malam.

Arema melunasi utang kepada Robert yang sudah lewat satu tahun itu pada Senin (15/8/2011) lalu. Begitu mendapatkan pembayaran, Robert eksklusif menyatakan bersedia melatih Arema. “Setelah dibayar, Robert eksklusif berkenan. Kaprikornus ia sudah siap dikontrak Arema,” tegas Iwan.

Selama ini Alberts dianggap memiliki komunikasi yang manis dengan pemain sekaligus suporter Aremania. Dan juga ia tidak terlalu rewel dalam meminta pemain yang harus direkrut klub. Siapa pun pemain yang ada, bakal dimaksimalkan. Alberts juga lebih memihak pemain kalau terjadi problem di badan klub, contohnya kasus finansial. Kalau ada kelemahan, mungkin di faktor fasilitas. Alberts diprediksi bakal meminta kemudahan lebih dibanding ketika menangani Arema dua animo lalu. Namun sepertinya administrasi Singo Edantak keberatan memenuhi seruan instruktur dari Negeri Tulip tersebut.

Dalam waktu erat ini, administrasi Arema akan membicarakan kontrak dengan Robert melalui agennya, Onana Jules Denies. Iwan mengatakan, Arema sudah mengirimkan anjuran tawaran kepada Robert melalui Denies. “Hanya, distributor mengaku Robert masih akan masih menuntaskan Copa Malaysia terlebih dahulu,” kata Iwan.

Semula ada dua nama yang sempat menjadi kandidat berpengaruh sebagai instruktur Arema, yakni Miroslav Janu dan Robert Rene Albert. Manajemen, pemain, dan Aremania lebih cocok kalau Robert kembali menukangi klub berlogo singa tersebut.

“Mayoritas pemain lebih suka pada Robert, makanya pemain bersyukur kalau coach Robert bersedia kembali asuh kami,” kata seorang pemain Arema yang tak mau disebutkan namanya.

Sosok Robert juga begitu disegani oleh para pendukung Arema. Aremania memandang Robert sebagai orang yang cocok melatih klub tersebut, apalagi ia pernah membawa tim itu menjadi juara ISL. “Wah, mantap kalau kembali dilatih Robert. Semoga sanggup juara lagi. Aremania memang lebih suka dilatih Robert,” kata Fathur, Aremania Malang Selatan.

Pretasi Arema Indonesia tak lepas dari santunan Aremania yang tanpa henti menawarkan santunan setiap team berlaga, selain mereka (Aremania) Singoedan berhasil menggapai tahta tertinggi alasannya yaitu sosok Robert Rene Albert. Pelatih asal Belanda yang gres pertama pertamakali menangani tim di Indonesia eksklusif menawarkan donasi luar biasa bagi Arema FC dan sepakbola Indonesia. Bagaimana melihat olahraga tidak sekedar tontonan tapi juga sebagi suatu entertainment yang menawarkan suguhan menarik bagi penikmatnya. Dan sekarang sosok itu telah kembali.

Rabu, 17 Agustus 2011

Terkini Asa Para Supporter

Untuk urusan sabar dan sabar, rasa-rasanya Aremania masih masuk dalam urutan wahid daftar suporter yang tabah. Bagaimana tidak, sampai memasuki tahun ke-25 perjalanan Arema ini sudah tidak terhitung cecaran cobaan yang harus dihadapi untuk mendukung tim kesayangannya. Tidak jarang semua harus dihadapi dengan kepala sedingin mungkin.

Musim ini saja lebih dari ribuan kali Singo Edan dicecar di banyak sekali pemberitaan media massa akhir banyak sekali masalah. Beberapa diantaranya menjadi konsumsi publik dan obyek perbandingan oleh beberapa pihak yang terlibat dalam perebutan dingklik kekuasaan di PSSI. Jengah? Iya, nyatanya saat mendengar nama Arema, mereka seakan mengintrodusir banyak sekali duduk kasus begitu saja, ibarat menjadikan Arema sebagai obyek penderitaan.

Kondisi ibarat ini sayangnya kurang ditanggapi secara mendalam oleh administrasi Arema isu terkini lalu. Tanggapan yang ada kurang menyentuh akar permasalahan yang terjadi dalam diri Arema. Reaksi suporter sendiri beraneka ragam. Ratusan Aremania/Aremanita yang tergabung dalam banyak sekali jejaring sosial (Twitter, Facebook, dll) mengungkapkan nada kekecewaannya.

Berbagai stimulasi kekecewaan tersebut terdapat satu muara, bukan sekedar urusan uang tapi bagaimana mengelola klub secara efektif dan efisien. Dalam sepakbola industri, ada uang bukan berarti berfungsi laksana obat bagi setiap masalah. Seringkali modal yang melimpah menyebabkan duduk kasus baru, ibarat meretas kestabilan bagi sebuah sistem.

Di iklim sepakbola Indonesia, gelontoran uang berjibun dalam banyak sekali bentuk hibah menyebabkan konsekuensi akan terciptanya sebuah problem baru. Problem yang paling utama yakni duduk kasus inflasi yang menghinggapi klub akan kebutuhan pasokan dana dari tahun ke tahun.

rasanya Aremania masih masuk dalam urutan wahid daftar suporter yang sabar Terkini Asa Para Supporter
Ketika ada 1-2 klub saja yang menggelontorkan dana berlimpah dan sumbernya jauh dari pemberdayaan profesionalisme klub yang bersangkutan, berikutnya akan melahirkan imbas domino yang akan diikuti oleh beberapa klub lainnya. Apalagi saat pengelolaan klub dikemas dalam visi politis oleh sekelompok orang yang duduk dalam dingklik kepengurusan klub.

Beranjak dari hal tersebut, dibutuhkan sebuah terobosan sistematis untuk mendongkrak roda ekonomi klub. Caranya sanggup bermacam-macam, contohnya dengan melaksanakan banyak sekali perjuangan strategis untuk meningkatkan bisnis klub, salah satunya berupa diversifikasi bisnis.

Arema sudah mempunyai PT Arema Indonesia dengan tiap tahun menjual banyak sekali merchandise dari 2 official store-nya, dan menjual hang tag. Faktanya, lini perjuangan yang terdapat di Arema masih jauh dari kata cukup untuk menambal banyak sekali kebutuhan Arema. Bahkan, di salah satu media cetak lokal salah seorang karyawan Arema mengakui bahwa penjualan dari official store belum melampaui laba higienis diatas 1Miliar rupiah.

Hasil tersebut masih jauh dari rata-rata prosentase pendapatan 20 besar klub Eropa berdasarkan Deloitte yang sanggup membukukan pendapatan lebih dari 30persen dari sektor merchandise dan perjuangan komersial. Dengan hasil ibarat itu rasanya ‘wajar’ jikalau Arema dihadapkan pada kondisi sulit setiap tahunnya.

Berbagai lubang duduk kasus tersebut harus ditambal sebagai solusi strategis untuk mengatasi problem finansial yang terjadi di dalam klub. Tantangan di masa depan mengharuskan Arema untuk tidak sekedar mempertahankan bisnisnya, tetapi wajib untuk meningkatkan usahanya dari tahun ke tahun, serta mencari peluang bisnis gres yang sanggup menambah penghasilannya.

Berbagai upaya tersebut sanggup ditopang dengan banyak sekali cara ibarat meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran, memperbesar skala usaha, memulainya dengan mempersiapkan sumber daya yang memadai beserta business plan yang menunjang kebutuhan klub tersebut.

Program Arema dengan administrasi gres ibarat yang disinggung dalam goresan pena Cocomeo News berjudul “Arema Malang Mercu Suar Bola Indonesia” patut diapresiasi. Cocomeo News menuturkan bahwa di Arema terdapat calon pengelola yang siap membangun Arema secara profesional laksana sebuah aspek bisnis dalam sepakbola modern. Calon pengelola tersebut sudah menyiapkan banyak sekali jadwal termasuk menjadikan sepakbola sebagai bisnis hiburan. Langkah pertama berupa penerbitan tabloid bertajuk Forza Arema sudah direalisasikan, dan dalam waktu 2 tahun kedepan direncanakan Arema sudah mempunyai sebuah stadion berstandar internasional.

Rencana tersebut bukanlah sekedar angin nirwana kepada suporter, apalagi jikalau calon investor tersebut sudah menyiapkan banyak sekali uji teknis untuk mempersiapkan perangkat termasuk SDM terbaik yang ditempatkan ke banyak sekali pos produksi.

Tanpa bermaksud mengecilkan arti terhadap pihak-pihak yang sudah membantu Arema kini ini, izinkanlah saya mengetuk hati kepada setiap Aremania untuk terus berkomitmen menjaga Arema. Jadikanlah Arema sebagai sebuah klub sepakbola yang bernuansa sportainment diluar kepentingan politis langsung atau Goalongan.
(Pekaruokhlis)

Senin, 15 Agustus 2011

Terkini Merealisasikan Inspirasi Kreatif Supporter Aremania

Jangan khawatir kehabisan pandangan gres untuk menghidupkan Arema Indonesia ! Rasa-rasanya membaca berita, opini, artikel hingga rencana strategis Aremania untuk klub pujaannya patut menciptakan kita berbangga. Mereka bisa melahirkan karya inovatif yang bisa menciptakan kita tercengang.

Karya dari Aremania yang mengharumkan nama klubnya yaitu Suporter Terbaik PSSI di tahun 2000, Suporter Terbaik Copa Indonesia 2006, hingga penghargaan dari MURI untuk Aremania di tahun 2005 dikala berhasil mengumpulkan cap jempol sebanyak 33.000 hanya dalam waktu 2 jam saja.

Karya Aremania bukan hanya itu, setidaknya dalam 2 tahun terakhir mereka seakan ‘berlomba’. Beberapa korwil dan komunitas Aremania seakan menggeliat dan melahirkan karya positif dalam mempertahankan eksistensi Aremania sendiri. Beberapa korwil yang terdapat di beberapa sudut stadion misalnya, mereka berkreasi dengan menyajikan atraksi gres untuk Arema. Mereka memakai banyak sekali bendera, koreografi hingga musik dikala mengiringi Arema berlaga.

Berbeda dengan rekannya di dunia nyata, Aremania di dunia maya tidak turut ketinggalan. Banyak komunitas Aremania menciptakan website untuk menampilkan informasi perihal tim pujaannya dan suporternya. Upaya ini sudah dirintis lebih dari satu dasawarsa lalu. Berkat peran di dunia maya tersebut peran Aremania semakin dikenal di penjuru nusantara, terlebih dikala Arema melakoni sabung di tingkatan regional, kehadiran situs beserta informasinya menjadi lahan untuk memperkenalkan klub dan suporternya di mancanegara.

Dalam wujud ekonomis, beberapa komunitas Aremania lainnya mewujudkan karya kreatif yang dihasilkan dari sebuah pandangan gres dan penemuan dalam bentuk banyak sekali wujud. Aries E. Ekawidjaja misalnya, salah satu admin twitter @AremaFC ini pernah mencoba berdagang produk Arema mirip merchandise. Dengan berjualan memakai account pribadinya saja ia sanggup meraup omzet yang lumayan. Bahkan margin laba setiap produk merchandise nilainya minimal 10 kali lipat dari nilai hangtag yang dijual PT Arema Indonesia untuk membranding logo Arema tersebut. Arema tentunya sanggup mengkaryakan demikian tidak hanya lewat 2 Official Store-nya selama ini.

Implementasi satu jiwa dengan klub masih menempel berkat perwujudan cinta dalam dari suporter. Dukungan kepada klub diwujudkan dalam beberapa jalan. Abdullah Hariri Moenir bersama beberapa rekannya dari Arema Senayan hingga tiba ke Malang untuk meminta implementasi tiket terusan. Uang lebih dari 400ribu per orang dikucurkan kepada klub untuk diganti semacam freepass dan tanda bukti bahwa yang bersangkutan telah membeli tiket saluran selama semusim.

Bukan hal gampang bagi suporter untuk mengeluarkan uang sebesar itu di dalam satu waktu saja. Bukan perkara gampang juga untuk mengurus hal tersebut dikala Sumber Daya dan sistem didalam klub belum siap untuk menerapkan hal semacam ini.

Tidak ketinggalan pula, beberapa Aremanita juga ikut melontarkan ide. Anindya Pratama Putri misalnya, Aremanita yang ‘mengaku’ tinggal di Bandung ini pernah mengutarakan pandangan gres berupa Mobile Ticketing System untuk dipergunakan Panpel di setiap pertandingan Arema. Sistem ini memperkenalkan pemesanan dan pembelian tiket yang murah dan kondusif serta mempunyai banyak sekali laba dibandingkan metode konvensional yang memakai tiket yang dicetak ataupun barcode konvensional. Sistem ini sanggup dibranding dengan operator seluler dan implementasi sistem hanya membutuhkan biaya kurang dari 100juta rupiah untuk setiap 10 pintu masuk, dan sanggup dipergunakan untuk jangka waktu lama.

Diluar hal diatas masih terdapat sekian pandangan gres dan karya inovatif lain yang diciptakan oleh Aremania dan Aremanita. Ide dan karya Aremania tersebut sangat inspiratif. Ide yang mereka ciptakan sangat menggugah bahwa Arema mempunyai potensi luar biasa untuk menjadi klub yang mandiri. Ide yang mereka hasilkan mirip trigger atau pemicu bagi Arema untuk tidak ketinggalan start dan melahirkan produk yang mempunyai kegunaan dan bersifat masif serta menunjang intensitas bisnis klub. Inilah duduk perkara yang terjadi di Arema belakangan ini. Meski mempunyai pandangan gres dan potensi yang luar biasa, dalam pengembangannya selalu jalan di kawasan atau bahkan tidak berjalan sama sekali.

Ide kreatif dari Aremania seringkali mentok secara dini. Peran administrasi Arema yang diharapkan untuk meneruskan pandangan gres kreatif para suporter tersebut. Jika karya kreatif tersebut berhenti dan tidak terwujud implementasinya sama saja dengan menutup mata akan potensi besar yang sanggup diwujudkan oleh klub. Kita sanggup membayangkan jikalau pandangan gres tersebut tidak hanya sekedar ditampung namun juga ditindaklanjuti lewat sebuah uji teknis yang ter-manage dengan baik.

Arema dan Aremania besar sebab keterikatan cinta diantara keduanya. Ide dan karya inovatif yang terciota dari suporter harus diwujudkan oleh klub. Jika hal tersebut sanggup diimplementasikan tentunya akan terdapat laba strategis yang sanggup dipetik oleh Arema di masa mendatang.

Kita sanggup berguru dari Barcelona. Defisit keuangan yang sangat besar tidak menghalangi klub untuk berinovasi dalam menghasilkan pendapatan ekonomis. Otonomi dan kemandirian tidak menghilangkan upaya klub untuk berkarya, banyak sekali terobosan dihasilkan tidak hanya untuk upaya mengurangi defisit klub tetapi juga meningkatkan pendapatan komersial dari banyak sekali jenis. Segala lini perjuangan dikaryakan dan di-manage secara baik. Bahkan setiap tahunnya, pendapatan klub disisihkan sebesar 0,7persen untuk FC Barcelona Foundation yang mempunyai tujuan sosial disamping kesepakatan Barcelona sendiri untuk menyumbang beberapa juta euro kepada UNICEF.

Kita patut iri tidak hanya kepada Barcelona tetapi juga beberapa klub di Asia yang sukses membuatkan pandangan gres dan karya inovatif mereka untuk menghidupkan klub sepakbola. Dengan potensi yang dimiliki Arema, semestinya Arema bisa bersaing dengan klub sepakbola di tingkatan regional tanpa kesulitan bernafas. Ini semua bergantung kepada kemauan dari administrasi Arema. Apakah kita hanya plonga-plongo dengan membiarkan ide-ide kreatif ini mangkrak pada tahap pencitaan saja atau dikembangkan menjadi sebuah produk pujian Arema?

Arema dimasa depan hendaknya bukan sekedar entitas klub bermental konsumen, tetapi harus bisa bangun sebagai sebuah produsen yang mempunyai sumber daya dan menghasilkan produk yang bisa menopang kehidupan klub. Masih ada waktu 1-2 tahun untuk memperbaiki kekurangan. Masihkah kita hanya bermental nriman keadaan, sementara Tuhan Yang Maha Esa memperlihatkan logika kebijaksanaan beserta cipta, rasa dan karsa untuk setiap manusia.

(original-post: anak-negeri.blogpost.com)