Rabu, 17 Agustus 2011

Terkini Asa Para Supporter

Untuk urusan sabar dan sabar, rasa-rasanya Aremania masih masuk dalam urutan wahid daftar suporter yang tabah. Bagaimana tidak, sampai memasuki tahun ke-25 perjalanan Arema ini sudah tidak terhitung cecaran cobaan yang harus dihadapi untuk mendukung tim kesayangannya. Tidak jarang semua harus dihadapi dengan kepala sedingin mungkin.

Musim ini saja lebih dari ribuan kali Singo Edan dicecar di banyak sekali pemberitaan media massa akhir banyak sekali masalah. Beberapa diantaranya menjadi konsumsi publik dan obyek perbandingan oleh beberapa pihak yang terlibat dalam perebutan dingklik kekuasaan di PSSI. Jengah? Iya, nyatanya saat mendengar nama Arema, mereka seakan mengintrodusir banyak sekali duduk kasus begitu saja, ibarat menjadikan Arema sebagai obyek penderitaan.

Kondisi ibarat ini sayangnya kurang ditanggapi secara mendalam oleh administrasi Arema isu terkini lalu. Tanggapan yang ada kurang menyentuh akar permasalahan yang terjadi dalam diri Arema. Reaksi suporter sendiri beraneka ragam. Ratusan Aremania/Aremanita yang tergabung dalam banyak sekali jejaring sosial (Twitter, Facebook, dll) mengungkapkan nada kekecewaannya.

Berbagai stimulasi kekecewaan tersebut terdapat satu muara, bukan sekedar urusan uang tapi bagaimana mengelola klub secara efektif dan efisien. Dalam sepakbola industri, ada uang bukan berarti berfungsi laksana obat bagi setiap masalah. Seringkali modal yang melimpah menyebabkan duduk kasus baru, ibarat meretas kestabilan bagi sebuah sistem.

Di iklim sepakbola Indonesia, gelontoran uang berjibun dalam banyak sekali bentuk hibah menyebabkan konsekuensi akan terciptanya sebuah problem baru. Problem yang paling utama yakni duduk kasus inflasi yang menghinggapi klub akan kebutuhan pasokan dana dari tahun ke tahun.

rasanya Aremania masih masuk dalam urutan wahid daftar suporter yang sabar Terkini Asa Para Supporter
Ketika ada 1-2 klub saja yang menggelontorkan dana berlimpah dan sumbernya jauh dari pemberdayaan profesionalisme klub yang bersangkutan, berikutnya akan melahirkan imbas domino yang akan diikuti oleh beberapa klub lainnya. Apalagi saat pengelolaan klub dikemas dalam visi politis oleh sekelompok orang yang duduk dalam dingklik kepengurusan klub.

Beranjak dari hal tersebut, dibutuhkan sebuah terobosan sistematis untuk mendongkrak roda ekonomi klub. Caranya sanggup bermacam-macam, contohnya dengan melaksanakan banyak sekali perjuangan strategis untuk meningkatkan bisnis klub, salah satunya berupa diversifikasi bisnis.

Arema sudah mempunyai PT Arema Indonesia dengan tiap tahun menjual banyak sekali merchandise dari 2 official store-nya, dan menjual hang tag. Faktanya, lini perjuangan yang terdapat di Arema masih jauh dari kata cukup untuk menambal banyak sekali kebutuhan Arema. Bahkan, di salah satu media cetak lokal salah seorang karyawan Arema mengakui bahwa penjualan dari official store belum melampaui laba higienis diatas 1Miliar rupiah.

Hasil tersebut masih jauh dari rata-rata prosentase pendapatan 20 besar klub Eropa berdasarkan Deloitte yang sanggup membukukan pendapatan lebih dari 30persen dari sektor merchandise dan perjuangan komersial. Dengan hasil ibarat itu rasanya ‘wajar’ jikalau Arema dihadapkan pada kondisi sulit setiap tahunnya.

Berbagai lubang duduk kasus tersebut harus ditambal sebagai solusi strategis untuk mengatasi problem finansial yang terjadi di dalam klub. Tantangan di masa depan mengharuskan Arema untuk tidak sekedar mempertahankan bisnisnya, tetapi wajib untuk meningkatkan usahanya dari tahun ke tahun, serta mencari peluang bisnis gres yang sanggup menambah penghasilannya.

Berbagai upaya tersebut sanggup ditopang dengan banyak sekali cara ibarat meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran, memperbesar skala usaha, memulainya dengan mempersiapkan sumber daya yang memadai beserta business plan yang menunjang kebutuhan klub tersebut.

Program Arema dengan administrasi gres ibarat yang disinggung dalam goresan pena Cocomeo News berjudul “Arema Malang Mercu Suar Bola Indonesia” patut diapresiasi. Cocomeo News menuturkan bahwa di Arema terdapat calon pengelola yang siap membangun Arema secara profesional laksana sebuah aspek bisnis dalam sepakbola modern. Calon pengelola tersebut sudah menyiapkan banyak sekali jadwal termasuk menjadikan sepakbola sebagai bisnis hiburan. Langkah pertama berupa penerbitan tabloid bertajuk Forza Arema sudah direalisasikan, dan dalam waktu 2 tahun kedepan direncanakan Arema sudah mempunyai sebuah stadion berstandar internasional.

Rencana tersebut bukanlah sekedar angin nirwana kepada suporter, apalagi jikalau calon investor tersebut sudah menyiapkan banyak sekali uji teknis untuk mempersiapkan perangkat termasuk SDM terbaik yang ditempatkan ke banyak sekali pos produksi.

Tanpa bermaksud mengecilkan arti terhadap pihak-pihak yang sudah membantu Arema kini ini, izinkanlah saya mengetuk hati kepada setiap Aremania untuk terus berkomitmen menjaga Arema. Jadikanlah Arema sebagai sebuah klub sepakbola yang bernuansa sportainment diluar kepentingan politis langsung atau Goalongan.
(Pekaruokhlis)