This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 21 Agustus 2011

Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata

Paguyuban Arema Dewata, yg telah berdiri semenjak 18 Agustus 1989, malam ini memperingati Ultah nya yg ke 22 bertempat di Gedung Serba Guna Angakasa Pura, Tuban-Kuta Bali. Tema Ultah kali ini yakni "Dengan Berkah Bulan Suci Ramadhan, dan nilai nilai luhur proklamasi kemerdekaan, keluarga besar Arema Dewata bertekad untuk meningkatkan & mempertajam jiwa sosial, memperkokoh solidaritas, serta berperilaku santun".

 malam ini memperingati Ultah nya yg ke  Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata
Sejak pukul 17.00 wita, venue program yg bersahabat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai ini sudah mulai dipadati para Arema Dewata dari seluruh penjuru Bali. Para Arek Malang yg berdomisili di Bali ini, hadir dari banyak sekali kalangan, bau tanah muda dari banyak sekali profesi membaur jadi satu disini. Walau dalam suasana Puasa, tdk mengendorkan semangat para Arema Dewata semua. Bahkan selepas buka puasa, semakin banyak yg tiba ke venue. Para Arema Dewata yg tiba pribadi menukarkan tiket yg sdh ada, yg tentunya tiket program ini berhadiah doorprize yg menarik.

Sembari menunggu program dimulai, para Arema Dewata dihibur oleh hiburan musik Arema Dewata Rock Dangdut. Gegap gempita bergemuruh di Gedung milik Angkasa Pura ini. Para Arema Dewata saling bernyanyi & berjoged bersama.

 malam ini memperingati Ultah nya yg ke  Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata
Pukul 21.00 Wita program pun dimulai, dimulai dengan menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, semua yg hadir berdiri bersama, menyanyikan dengan khidmat & penuh semangat. Tampak juga Yuli Sumpil yg biasanya sebagai dirigen Aremania. Yuli yg dengan semangat berdiri tegap & posisi hormat menyayikan Indonesia Raya. Acara ini memang tdk saja dihadiri para Arema Dewata di Bali, tp juga perwakilan dari Malang yg hadir, selain Sam Yuli Sumpil, juga hadir Sam Tembel & beberapa Nawak dari Malang.

Setelah menyanyikan Lagu Kebangsaan, program sambutan sambutan dimulai. Sambutan pertama oleh Ketua Paguyuban Arema Dewata, Bpk. Parianto, dlm sambutannya Beliau memberikan seluruh acara Paguyuban Arema Dewata selama ini. Banyak acara sosial selama ini yg telah dilakukan, terutama acara sosial, saling membantu sesama anggota Arema Dewata, jikalau ada anggota yg tertimpa musibah, semua saling membantu & meringankan, bahkan dalam tahun ini juga Arema Dewata juga sedang proses pengadaan ambulans untuk anggota, sehingga jikalau ada anggota yg tertimpa musibah, atau menginggal dunia, sanggup menerima sarana transportasi untuk dipulangkan ke Malang. Beberapa hari yang lalu, juga diadakan program donor darah.Lewat beberapa acara sosial ini,slagan Arema Dewata, yaitu " SOSIAL SOLID SANTUN " tidak perlu diragukan lagi.

Setelah Bpk. Parianto, sambutan berikutnya dari Dewan Pembina & Penasihat, Bpk. Makno Sutedjo, dalam sambutannya dia juga mengajak para anggota Arema Dewata untuk tetap menjaga Sosial, Solid, & Santun yg selama ini sudah dijalankan. Juga Beliau mengajak kepada semua anggota, bahwa bergotong-royong Arema Dewata tidak hanya berasal dari Arek Malang saja. Arema Dewata juga terbuka untuk semua orang, tidak harus dari Arek MAlang saja. Tercatat anggota Arema Dewata yg hingga kini tercatat 2000 orang lebih, dan semuanya tidak berasal dari Malang saja.

Karena masih dalam suasana Ramadhan, tidak lupa program Taushiyah juga disertakan. Taushiyah oleh AKBP. R Ahmad Nurwahid, salah satu pejabat di Polda Bali ini mengajak semuanya untuk memaknai Ultah ke 22 Arema Dewata di bulan Agustus ini. Bulan Agustus yg juga merupakan Bulan Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini, sanggup dijadikan momentum untuk bangkitnya semangat nasionalisme kita semua. Apalagi berbarengan dengan Bulan Ramadhan, momentum pemersatu umat. Usai Taushiyah, Ahmad Nurwahid juga memimpin do'a bersama untuk keselamatan & Kesuksesan Arema Dewata. Dan sesudah do'a bersama, dilanjutkan pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng oleh Dewan Pembina & Penasihat Arema Dewata, Bpk. Hari Dawir. Di atas panggung & disaksikan seluruh Arema Dewata yg hadir, Bpk Hari Dawir menawarkan cuilan tumpeng kepada anggota Arema Dewata termuda.

 malam ini memperingati Ultah nya yg ke  Terkini 22 Tahun Paguyuban Arema Dewata
Ini memperlihatkan betapa Arema Dewata yg anggotanya dari banyak sekali usia, sangat peduli terhadap semua kalangan, tidak hanya didominasi para senior senior, para Ebes Ebes, tapi juga peduli pada Kera Kera Licek, para Nawak nawak Hebak.

Acara dilanjutkan dengan hiburan musik, Arema Dewata Rock Dangdut, dengan beberapa artis dari Malang Raya tentunya, semua bergembira dalam suka ria, bernyanyi & berjoget bersama. Dan akhirnya, sempurna pukul 24.00 Wita, program diakhiri bersama, dengan semua Pengurus Arema Dewata naik diatas panggung, bernyanyi bersama seluruh anggota yg hadir.

Semoga program Ultah ke 22 Arema Dewata kali ini, sanggup semakin meningkatkan jiwa Sosial, solid, santun kita semua. Akhirnya Seluruh Keluarga Besar arema Dewata, mengucapkan banyakk terimakasih untuk semua yg telah mendukung program ini.

Salam Satu Jiwa untuk Arek Malang Se Jagat Raya.

Denpasar, Agustus 2011 (WE/hers/aremadewata)

Kamis, 18 Agustus 2011

Terkini Ade Dkross - Salah Satu Dedengkot Aremania

Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania Terkini Ade DKross - Salah Satu Dedengkot Aremania
Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania, tak akan dapat lepas dari nama Ade Herawanto (43) alias Ade D’ Kross. Ayah dua anak ini dapat dikatakan sebagai orang yang dituakan di komunitas itu. Tak hanya di Jawa Timur, tapi juga di kota lain, termasuk Kalimantan Timur yang gres saja beliau sambangi saat meresmikan Aremania yang ada di banyak sekali daerah di sana.

Ada dongeng unik seputar Aremania ini. Ketika beliau menjalankan ibadah umrah beberapa tahun silam, entah siapa yang memberi kabar, setiba di Mekkah beliau disambut Aremania yang jadi TKI di Arab Saudi.

“Saya hingga terharu, ternyata nama aku dikenal mereka,” katanya.

Tak berlebihan kalau Ade begitu populer, lantaran hampir seluruh hidupnya beliau curahkan untuk Aremania.

“Tak hanya mengurusi yang enaknya saja, saat ada yang tawuran antar-supporter, aku yang pertama kali dihubungi untuk menyelesaikan,” katanya tertawa.

Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania Terkini Ade DKross - Salah Satu Dedengkot Aremania
Pria ini kemudian bercerita, sebelum berdinas di Departemen Pekerjaan Umum Kodya Malang, sempat beberapa tahun menggelandang di Jakarta. Lalu oleh ayahnya diminta kembali ke Malang dan menata Aremania.

“Bapak bilang, lebih baik di Malang dan berbuat hal positif daripada di Jakarta,” kenangnya.

Bicara soal komunitas arek Malang atau dikenal dengan sebutan Aremania Terkini Ade DKross - Salah Satu Dedengkot Aremania
Kembali ke Malang dan jadi PNS, itulah obsesinya untuk dapat mendekati para Aremania. Ia berusaha masuk ke komunitas itu melalui banyak sekali lini, bahkan mendirikan grup musik D’ Kross, studio rekaman D’ Kross, hingga sasana tinju D’ Kross Boxing Camp. Termasuk mengurusi anak jalanan, pesilat Cimande, dan komunitas para pengamen.

“Saya sengaja masuk ke dunia musik, lantaran Malang dulu merupakan barometernya musik rock Indonesia. Begitu pula tinju, Malang kan gudangnya bibit petinju hebat,” papar Ade.

Namun, lantaran terlalu memikirkan Aremania, sang istri Rr. Andayun Sri Apriana, serta dua anaknya Andrawina Aisyah Dewanti dan Ega M Dewanto, protes.

“Ya, maklumlah konsentrasi aku ke Aremania terlalu berlebihan. Tapi, mereka mau memahami sehabis aku beri pengertian.”

Terkini Selamat Tiba Meneer Albert ...

Arema Indonesia akan kembali dilatih sosok yang pernah membawa Arema menjadi juara Indones Terkini Selamat Datang Meneer Albert ...
Arema Indonesia akan kembali dilatih sosok yang pernah membawa Arema menjadi juara Indonesia Super League (ISL) animo 2009-2010. Pelatih asal Belanda, Robert Rene Albert, siap menjadi arsitek “Singo Edan” sehabis klub tersebut melunasi utangnya kepada Robert sebesar Rp 100 juta.

“Awalnya, Robert tak mau kembali melatih alasannya yaitu utangnya (Arema) belum dibayar. Tapi kalau utangnya dibayar oleh Arema, ia siap melatih Arema,” kata investor gres Arema, Iwan Budianto, dalam jumpa pers di kantor Arema, Jalan Sultan Agung, Kota Malang, Rabu (17/8/2011) malam.

Arema melunasi utang kepada Robert yang sudah lewat satu tahun itu pada Senin (15/8/2011) lalu. Begitu mendapatkan pembayaran, Robert eksklusif menyatakan bersedia melatih Arema. “Setelah dibayar, Robert eksklusif berkenan. Kaprikornus ia sudah siap dikontrak Arema,” tegas Iwan.

Selama ini Alberts dianggap memiliki komunikasi yang manis dengan pemain sekaligus suporter Aremania. Dan juga ia tidak terlalu rewel dalam meminta pemain yang harus direkrut klub. Siapa pun pemain yang ada, bakal dimaksimalkan. Alberts juga lebih memihak pemain kalau terjadi problem di badan klub, contohnya kasus finansial. Kalau ada kelemahan, mungkin di faktor fasilitas. Alberts diprediksi bakal meminta kemudahan lebih dibanding ketika menangani Arema dua animo lalu. Namun sepertinya administrasi Singo Edantak keberatan memenuhi seruan instruktur dari Negeri Tulip tersebut.

Dalam waktu erat ini, administrasi Arema akan membicarakan kontrak dengan Robert melalui agennya, Onana Jules Denies. Iwan mengatakan, Arema sudah mengirimkan anjuran tawaran kepada Robert melalui Denies. “Hanya, distributor mengaku Robert masih akan masih menuntaskan Copa Malaysia terlebih dahulu,” kata Iwan.

Semula ada dua nama yang sempat menjadi kandidat berpengaruh sebagai instruktur Arema, yakni Miroslav Janu dan Robert Rene Albert. Manajemen, pemain, dan Aremania lebih cocok kalau Robert kembali menukangi klub berlogo singa tersebut.

“Mayoritas pemain lebih suka pada Robert, makanya pemain bersyukur kalau coach Robert bersedia kembali asuh kami,” kata seorang pemain Arema yang tak mau disebutkan namanya.

Sosok Robert juga begitu disegani oleh para pendukung Arema. Aremania memandang Robert sebagai orang yang cocok melatih klub tersebut, apalagi ia pernah membawa tim itu menjadi juara ISL. “Wah, mantap kalau kembali dilatih Robert. Semoga sanggup juara lagi. Aremania memang lebih suka dilatih Robert,” kata Fathur, Aremania Malang Selatan.

Pretasi Arema Indonesia tak lepas dari santunan Aremania yang tanpa henti menawarkan santunan setiap team berlaga, selain mereka (Aremania) Singoedan berhasil menggapai tahta tertinggi alasannya yaitu sosok Robert Rene Albert. Pelatih asal Belanda yang gres pertama pertamakali menangani tim di Indonesia eksklusif menawarkan donasi luar biasa bagi Arema FC dan sepakbola Indonesia. Bagaimana melihat olahraga tidak sekedar tontonan tapi juga sebagi suatu entertainment yang menawarkan suguhan menarik bagi penikmatnya. Dan sekarang sosok itu telah kembali.

Rabu, 17 Agustus 2011

Terkini Asa Para Supporter

Untuk urusan sabar dan sabar, rasa-rasanya Aremania masih masuk dalam urutan wahid daftar suporter yang tabah. Bagaimana tidak, sampai memasuki tahun ke-25 perjalanan Arema ini sudah tidak terhitung cecaran cobaan yang harus dihadapi untuk mendukung tim kesayangannya. Tidak jarang semua harus dihadapi dengan kepala sedingin mungkin.

Musim ini saja lebih dari ribuan kali Singo Edan dicecar di banyak sekali pemberitaan media massa akhir banyak sekali masalah. Beberapa diantaranya menjadi konsumsi publik dan obyek perbandingan oleh beberapa pihak yang terlibat dalam perebutan dingklik kekuasaan di PSSI. Jengah? Iya, nyatanya saat mendengar nama Arema, mereka seakan mengintrodusir banyak sekali duduk kasus begitu saja, ibarat menjadikan Arema sebagai obyek penderitaan.

Kondisi ibarat ini sayangnya kurang ditanggapi secara mendalam oleh administrasi Arema isu terkini lalu. Tanggapan yang ada kurang menyentuh akar permasalahan yang terjadi dalam diri Arema. Reaksi suporter sendiri beraneka ragam. Ratusan Aremania/Aremanita yang tergabung dalam banyak sekali jejaring sosial (Twitter, Facebook, dll) mengungkapkan nada kekecewaannya.

Berbagai stimulasi kekecewaan tersebut terdapat satu muara, bukan sekedar urusan uang tapi bagaimana mengelola klub secara efektif dan efisien. Dalam sepakbola industri, ada uang bukan berarti berfungsi laksana obat bagi setiap masalah. Seringkali modal yang melimpah menyebabkan duduk kasus baru, ibarat meretas kestabilan bagi sebuah sistem.

Di iklim sepakbola Indonesia, gelontoran uang berjibun dalam banyak sekali bentuk hibah menyebabkan konsekuensi akan terciptanya sebuah problem baru. Problem yang paling utama yakni duduk kasus inflasi yang menghinggapi klub akan kebutuhan pasokan dana dari tahun ke tahun.

rasanya Aremania masih masuk dalam urutan wahid daftar suporter yang sabar Terkini Asa Para Supporter
Ketika ada 1-2 klub saja yang menggelontorkan dana berlimpah dan sumbernya jauh dari pemberdayaan profesionalisme klub yang bersangkutan, berikutnya akan melahirkan imbas domino yang akan diikuti oleh beberapa klub lainnya. Apalagi saat pengelolaan klub dikemas dalam visi politis oleh sekelompok orang yang duduk dalam dingklik kepengurusan klub.

Beranjak dari hal tersebut, dibutuhkan sebuah terobosan sistematis untuk mendongkrak roda ekonomi klub. Caranya sanggup bermacam-macam, contohnya dengan melaksanakan banyak sekali perjuangan strategis untuk meningkatkan bisnis klub, salah satunya berupa diversifikasi bisnis.

Arema sudah mempunyai PT Arema Indonesia dengan tiap tahun menjual banyak sekali merchandise dari 2 official store-nya, dan menjual hang tag. Faktanya, lini perjuangan yang terdapat di Arema masih jauh dari kata cukup untuk menambal banyak sekali kebutuhan Arema. Bahkan, di salah satu media cetak lokal salah seorang karyawan Arema mengakui bahwa penjualan dari official store belum melampaui laba higienis diatas 1Miliar rupiah.

Hasil tersebut masih jauh dari rata-rata prosentase pendapatan 20 besar klub Eropa berdasarkan Deloitte yang sanggup membukukan pendapatan lebih dari 30persen dari sektor merchandise dan perjuangan komersial. Dengan hasil ibarat itu rasanya ‘wajar’ jikalau Arema dihadapkan pada kondisi sulit setiap tahunnya.

Berbagai lubang duduk kasus tersebut harus ditambal sebagai solusi strategis untuk mengatasi problem finansial yang terjadi di dalam klub. Tantangan di masa depan mengharuskan Arema untuk tidak sekedar mempertahankan bisnisnya, tetapi wajib untuk meningkatkan usahanya dari tahun ke tahun, serta mencari peluang bisnis gres yang sanggup menambah penghasilannya.

Berbagai upaya tersebut sanggup ditopang dengan banyak sekali cara ibarat meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran, memperbesar skala usaha, memulainya dengan mempersiapkan sumber daya yang memadai beserta business plan yang menunjang kebutuhan klub tersebut.

Program Arema dengan administrasi gres ibarat yang disinggung dalam goresan pena Cocomeo News berjudul “Arema Malang Mercu Suar Bola Indonesia” patut diapresiasi. Cocomeo News menuturkan bahwa di Arema terdapat calon pengelola yang siap membangun Arema secara profesional laksana sebuah aspek bisnis dalam sepakbola modern. Calon pengelola tersebut sudah menyiapkan banyak sekali jadwal termasuk menjadikan sepakbola sebagai bisnis hiburan. Langkah pertama berupa penerbitan tabloid bertajuk Forza Arema sudah direalisasikan, dan dalam waktu 2 tahun kedepan direncanakan Arema sudah mempunyai sebuah stadion berstandar internasional.

Rencana tersebut bukanlah sekedar angin nirwana kepada suporter, apalagi jikalau calon investor tersebut sudah menyiapkan banyak sekali uji teknis untuk mempersiapkan perangkat termasuk SDM terbaik yang ditempatkan ke banyak sekali pos produksi.

Tanpa bermaksud mengecilkan arti terhadap pihak-pihak yang sudah membantu Arema kini ini, izinkanlah saya mengetuk hati kepada setiap Aremania untuk terus berkomitmen menjaga Arema. Jadikanlah Arema sebagai sebuah klub sepakbola yang bernuansa sportainment diluar kepentingan politis langsung atau Goalongan.
(Pekaruokhlis)

Senin, 15 Agustus 2011

Terkini Merealisasikan Inspirasi Kreatif Supporter Aremania

Jangan khawatir kehabisan pandangan gres untuk menghidupkan Arema Indonesia ! Rasa-rasanya membaca berita, opini, artikel hingga rencana strategis Aremania untuk klub pujaannya patut menciptakan kita berbangga. Mereka bisa melahirkan karya inovatif yang bisa menciptakan kita tercengang.

Karya dari Aremania yang mengharumkan nama klubnya yaitu Suporter Terbaik PSSI di tahun 2000, Suporter Terbaik Copa Indonesia 2006, hingga penghargaan dari MURI untuk Aremania di tahun 2005 dikala berhasil mengumpulkan cap jempol sebanyak 33.000 hanya dalam waktu 2 jam saja.

Karya Aremania bukan hanya itu, setidaknya dalam 2 tahun terakhir mereka seakan ‘berlomba’. Beberapa korwil dan komunitas Aremania seakan menggeliat dan melahirkan karya positif dalam mempertahankan eksistensi Aremania sendiri. Beberapa korwil yang terdapat di beberapa sudut stadion misalnya, mereka berkreasi dengan menyajikan atraksi gres untuk Arema. Mereka memakai banyak sekali bendera, koreografi hingga musik dikala mengiringi Arema berlaga.

Berbeda dengan rekannya di dunia nyata, Aremania di dunia maya tidak turut ketinggalan. Banyak komunitas Aremania menciptakan website untuk menampilkan informasi perihal tim pujaannya dan suporternya. Upaya ini sudah dirintis lebih dari satu dasawarsa lalu. Berkat peran di dunia maya tersebut peran Aremania semakin dikenal di penjuru nusantara, terlebih dikala Arema melakoni sabung di tingkatan regional, kehadiran situs beserta informasinya menjadi lahan untuk memperkenalkan klub dan suporternya di mancanegara.

Dalam wujud ekonomis, beberapa komunitas Aremania lainnya mewujudkan karya kreatif yang dihasilkan dari sebuah pandangan gres dan penemuan dalam bentuk banyak sekali wujud. Aries E. Ekawidjaja misalnya, salah satu admin twitter @AremaFC ini pernah mencoba berdagang produk Arema mirip merchandise. Dengan berjualan memakai account pribadinya saja ia sanggup meraup omzet yang lumayan. Bahkan margin laba setiap produk merchandise nilainya minimal 10 kali lipat dari nilai hangtag yang dijual PT Arema Indonesia untuk membranding logo Arema tersebut. Arema tentunya sanggup mengkaryakan demikian tidak hanya lewat 2 Official Store-nya selama ini.

Implementasi satu jiwa dengan klub masih menempel berkat perwujudan cinta dalam dari suporter. Dukungan kepada klub diwujudkan dalam beberapa jalan. Abdullah Hariri Moenir bersama beberapa rekannya dari Arema Senayan hingga tiba ke Malang untuk meminta implementasi tiket terusan. Uang lebih dari 400ribu per orang dikucurkan kepada klub untuk diganti semacam freepass dan tanda bukti bahwa yang bersangkutan telah membeli tiket saluran selama semusim.

Bukan hal gampang bagi suporter untuk mengeluarkan uang sebesar itu di dalam satu waktu saja. Bukan perkara gampang juga untuk mengurus hal tersebut dikala Sumber Daya dan sistem didalam klub belum siap untuk menerapkan hal semacam ini.

Tidak ketinggalan pula, beberapa Aremanita juga ikut melontarkan ide. Anindya Pratama Putri misalnya, Aremanita yang ‘mengaku’ tinggal di Bandung ini pernah mengutarakan pandangan gres berupa Mobile Ticketing System untuk dipergunakan Panpel di setiap pertandingan Arema. Sistem ini memperkenalkan pemesanan dan pembelian tiket yang murah dan kondusif serta mempunyai banyak sekali laba dibandingkan metode konvensional yang memakai tiket yang dicetak ataupun barcode konvensional. Sistem ini sanggup dibranding dengan operator seluler dan implementasi sistem hanya membutuhkan biaya kurang dari 100juta rupiah untuk setiap 10 pintu masuk, dan sanggup dipergunakan untuk jangka waktu lama.

Diluar hal diatas masih terdapat sekian pandangan gres dan karya inovatif lain yang diciptakan oleh Aremania dan Aremanita. Ide dan karya Aremania tersebut sangat inspiratif. Ide yang mereka ciptakan sangat menggugah bahwa Arema mempunyai potensi luar biasa untuk menjadi klub yang mandiri. Ide yang mereka hasilkan mirip trigger atau pemicu bagi Arema untuk tidak ketinggalan start dan melahirkan produk yang mempunyai kegunaan dan bersifat masif serta menunjang intensitas bisnis klub. Inilah duduk perkara yang terjadi di Arema belakangan ini. Meski mempunyai pandangan gres dan potensi yang luar biasa, dalam pengembangannya selalu jalan di kawasan atau bahkan tidak berjalan sama sekali.

Ide kreatif dari Aremania seringkali mentok secara dini. Peran administrasi Arema yang diharapkan untuk meneruskan pandangan gres kreatif para suporter tersebut. Jika karya kreatif tersebut berhenti dan tidak terwujud implementasinya sama saja dengan menutup mata akan potensi besar yang sanggup diwujudkan oleh klub. Kita sanggup membayangkan jikalau pandangan gres tersebut tidak hanya sekedar ditampung namun juga ditindaklanjuti lewat sebuah uji teknis yang ter-manage dengan baik.

Arema dan Aremania besar sebab keterikatan cinta diantara keduanya. Ide dan karya inovatif yang terciota dari suporter harus diwujudkan oleh klub. Jika hal tersebut sanggup diimplementasikan tentunya akan terdapat laba strategis yang sanggup dipetik oleh Arema di masa mendatang.

Kita sanggup berguru dari Barcelona. Defisit keuangan yang sangat besar tidak menghalangi klub untuk berinovasi dalam menghasilkan pendapatan ekonomis. Otonomi dan kemandirian tidak menghilangkan upaya klub untuk berkarya, banyak sekali terobosan dihasilkan tidak hanya untuk upaya mengurangi defisit klub tetapi juga meningkatkan pendapatan komersial dari banyak sekali jenis. Segala lini perjuangan dikaryakan dan di-manage secara baik. Bahkan setiap tahunnya, pendapatan klub disisihkan sebesar 0,7persen untuk FC Barcelona Foundation yang mempunyai tujuan sosial disamping kesepakatan Barcelona sendiri untuk menyumbang beberapa juta euro kepada UNICEF.

Kita patut iri tidak hanya kepada Barcelona tetapi juga beberapa klub di Asia yang sukses membuatkan pandangan gres dan karya inovatif mereka untuk menghidupkan klub sepakbola. Dengan potensi yang dimiliki Arema, semestinya Arema bisa bersaing dengan klub sepakbola di tingkatan regional tanpa kesulitan bernafas. Ini semua bergantung kepada kemauan dari administrasi Arema. Apakah kita hanya plonga-plongo dengan membiarkan ide-ide kreatif ini mangkrak pada tahap pencitaan saja atau dikembangkan menjadi sebuah produk pujian Arema?

Arema dimasa depan hendaknya bukan sekedar entitas klub bermental konsumen, tetapi harus bisa bangun sebagai sebuah produsen yang mempunyai sumber daya dan menghasilkan produk yang bisa menopang kehidupan klub. Masih ada waktu 1-2 tahun untuk memperbaiki kekurangan. Masihkah kita hanya bermental nriman keadaan, sementara Tuhan Yang Maha Esa memperlihatkan logika kebijaksanaan beserta cipta, rasa dan karsa untuk setiap manusia.

(original-post: anak-negeri.blogpost.com)

Terkini Menebar Benih Kedamaian Untuk Arema

Krisis multidimensi yang terjadi di Arema turut menyisakan keprihatinan di tengah sambutan milad Arema ke-24. Dari semula tuntutan mundur kepada Ketua Yayasan Arema, M. Noer perkembangan seolah terjadi begitu cepat. Krisis kemudian menjelma jadwal perselisihan mirip yang ditunjukkan dalam beberapa kutipan gosip di media massa.

Kita selayaknya tercengang dengan segala krisis yang terjadi di Arema. Apalagi jikalau krisis itu hingga berlarut dan tidak memperlihatkan pengurangan intensitas konflik. Apalagi pada perkembangan terakhir, Ir. Lucky Acub Zaenal yang berperan dalam pendirian Arema harus turun gunung untuk menyatukan pihak yang berselisih.

Di luar pertanyaan perihal legitimisasi dari pihak yang disebut ambil potongan dalam perselisihan, sejarah tidak sanggup mengingkari hubungan dekat Ir. Lucky Acub Zaenal sebagai founding fathers dengan Arema. Ir. Lucky Acub Zaenal atau yang bersahabat disapa sebagai Sam Ikul merupakan salah satu pendiri Arema, gotong royong dengan ayahandanya, Alm Jendral Acub Zaenal. Keduanya sama-sama berjuang dari bawah untuk mendirikan Arema dengan pertolongan koleganya mirip Dirk Sutrisno, Ovan Tobing, Ebes Sugiyono, dll.

Semenjak Sam Ikul mengelola Arema, tidak terhitung nilai ikatan batin yang terjalin diantaranya. Pernah suatu ketika Sam Ikul harus menjual rumah, kendaraan beroda empat beserta harta bendanya untuk dijadikan sebagian besar modal demi merombak Stadion Gajayana Malang di tahun 1990. Hasil perombakan stadion tersebut masih menyisakan beberapa tribun stadion yang masih sanggup kita lihat hingga kini ini.
Sam Ikul dikala menghadiri malam syukuran sederhana AremaKrisis multidimensi yang terjadi di Arema turut menyisakan keprihatinan di tengah sambutan Terkini Menebar Benih Kedamaian Untuk Arema
Meski harus berkorban harta benda untuk perombakan Stadion Gajayana yang hanya diganti pengelolaan stadion selama belasan tahun Sam Ikul tulus merelakannya. Hanya kehidupan Arema yang ia harap sebagai gantinya, disamping prestasi yang diibaratkan sebagai anugerah untuk Sam Ikul.

Anugerah itu toh bagi sebagian orang ‘hanya’ terlihat sebagai tetesan air mata senang dari Sam Ikul yang semenjak beberapa tahun ini terganggu penglihatannya. Namun, bagi dirinya tetesan air mata itu bukanlah sekedar perwujudan syukur kepada Tuhan YME, melainkan perwujudan rasa terima kasih kasih yang mendalam sebab Arema diberikan kesempatan untuk hidup dan berprestasi.

Sekitar 11 tahun saya ‘menikmati’ kiprah Arema dibawah didikan Sam Ikul sebagai suporter, rasanya tidak ada yang menimbulkan kegetiran mendalam bagi saya selain krisis yang terjadi di Arema kini ini.

Barangkali kita harus bersyukur bahwa Arema animo ini diberikan banyak kemudahan untuk hidup oleh Tuhan dalam bentuk pemberian sponsor yang melimpah, dukungan penonton yang masif dan banyak sekali kemudahan lainnya yang semestinya sanggup dipakai untuk menopang kehidupan Arema sehingga tidak separah kini ini.

Di animo 1995-1996 saya berulang kali menyaksikan perjalanan Arema dari sisi barat daya tribun stadion. Dalam 2 kali stadion penuh ialah ketika menghadapi musuh bebuyutannya Mitra Surabaya dan Persebaya. Melawan Persema saja jumlah penonton hanya memenuhi separuh stadion, bahkan ketika Arema ‘kering’ prestasi sebab menuai beberapa kekalahan ketika tour, jumlah penonton pernah melonjak drastis di kisaran 2000 orang.

Jika sudah mirip ini apa yang sanggup dipercaya untuk menghidupi klub, terlebih Arema tidak sanggup pemasukan sama sekali dari sponsor? Tuhan berbaik hati menganugerahkan nalar kepada manusia, dan lewat nalar itu pula perputaran uang di Arema serasa dipermudah.

Meski pemasukan minim, namun tidak memungkiri jikalau krisis finansial memang ada. Beberapa kali terjadi klub dalam kondisi melaksanakan penundaan pembayaran gaji. Pernah suatu ketika lewat beberapa harian media massa Bhirawa(Malang Post) dan Suara Indonesia(almarhum) pemain Arema sesekali mencicipi honor telat hingga 3 bulan. Tetapi keterlambatan pembayaran honor hingga 3 bulan tersebut tidak berlarut hingga hingga setengah tahun mirip kini ini.

Krisis finansial yang terjadi di Arema juga tidak hingga menimbulkan pemain melaksanakan pemogokan berkali-kali mirip yang terjadi animo lalu. Barangkali hal tersebut sanggup ditekan oleh suasana tim yang kekeluargaan.

Salah seorang mantan kiper Arema, Sukrian menuturkan adanya perbedaan akomodasi dan suasana finansial tim dibandingkan ketika ia memperkuat Pelita Jaya sebelumnya. Seringkali pula untuk urusan makan ia harus utang di warung. Sungguh kontras jikalau dibandingkan dengan yang didapat di Pelita Jaya dimana sajian gizi tim terjaga.

Salah seorang Aremania dari Tarakan, Syahrul Sajidin menuturkan bahwa Sam Ikul merupakan sosok yang “ngemong” bagi belum dewasa muda namun humoris. Tidak jarang beliau memberi pesan yang tersirat dengan cara elegan sehingga kita tidak merasa tersinggung. Faktor emosional ini yang menimbulkan banyak pemain ‘betah’ di Arema hingga menghabiskan masa keemasan di Arema mirip yang terjadi dalam diri Singgih Pitono, Mecky Tata, dll. Harus diakui prestasi mereka teramat menggiurkan dibandingkan dibiarkan begitu saja.

Kembali kepada krisis Arema yang terjadi kini ini, jikalau pertarungan antar kedua kubu tidak juga mereda dikhawatirkan efek krisis akan terus mengemuka. Kita sebagaimana Aremania tentu menginginkan Arema yang stabil, hening dan kondusif.

Untuk menuju kearah tersebut diharapkan kebesaran hati dari kedua belah pihak yang terlibat. Jika salah satu saja masih mempertahankan pandangannya, pasti potensi bara konflik masih akan terjadi hingga beberapa waktu kedepan.

Sam Ikul tentunya paham perselisihan yang berlarut-larut tidak akan menuntaskan masalah. Penyelesaian yang berlarut hanya akan menambah luka bagi Arema, sementara akar permasalahan masih belum terselesaikan. Maka dari itu, Sam Ikul dengan berbesar hati menghilangkan egonya, mencoba merangkul beberapa pihak untuk turut meredam gejolak krisis di Arema.

Tidak seharusnya beberapa kelompok/perorangan terus menggalakkan perselisihan tanpa memperlihatkan wragad untuk sebuah solusi jangka pendek. Dalam beberapa waktu kedepan harus dipikirkan oleh semua pihak yang terlibat konflik untuk menghentikan konflik dan menghindarkan situasi chaos.

Jika suasana chaos sanggup dihentikan, kita sanggup memperlihatkan kesempatan kepada Arema untuk menghidupkan roda perekonomian klub, menyiapkan transisi untuk menjadi sebuah klub yang profesional yang dikelola oleh administrasi baru. Jika situasi ini tercipta, barulah sanggup diusahakan untuk mewujudkan klub sebagai aspek bisnis dalam industri sepakbola modern, demikian yang terkutip dalam salah satu wall di facebook pages berjulukan Cocomeo News.

Selamat ulang tahun ke – 24, semoga dalam perayaan ulang tahun Arema kali ini tidak hanya melahirkan sebuah konsesi hening bagi semua kalangan, namun juga perubahan besar ke arah yang lebih bagi bagi Arema. Salam Satu Jiwa ! (anak-negeri/wearemania.net)

Minggu, 14 Agustus 2011

Terkini Meningkatkan Value Added Pt Arema Indonesia


PT Arema Indonesia yakni sebuah perusahaan yang mengelola klub sepakbola Arema Indonesia yang berdomisili di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Sebuah klub sepakbola yang bisa menghasilkan pendapatan ticketing terbesar di Indonesia sebab didukung oleh supporternya, yang menamakan diri sebagai Aremania dan Aremanita. Mereka mempunyai loyalitas berbasis bahan dan hati nurani sehingga bisa dijadikan soko guru bagi keuangan klub. Seiring dengan perkembangan sepakbola nasional yang melaksanakan reformasi banyak sekali bidang demi terwujudnya kurun sepakbola industri di Indonesia, kualitas dan kuantitas santunan Aremania dan Aremanita dibutuhkan terus mengalami peningkatan. Diakui atau tidak, Aremania dan Aremanita yakni nafas klub Arema Indonesia.

Jika kita menilai semua asset yang dimiliki oleh PT Arema Indonesia berdasarkan perhitungan akuntansi, maka kita akan mengetahui sebetulnya PT Arema Indonesia itu terGoalong perusahaan kecil. Sebagai pengelola klub Arema Indonesia, berdasarkan ayas PT Arema Indonesia hanya mempunyai sebuah kantor yang beralamat di Jl Sultan Agung No. 9, Kota Malang dan segala aktiva tetap yang ada di dalamnya. Menurut ayas, kini ini PT Arema Indonesia mempunyai saldo cash Rp 0. Hal ini sanggup dibuktikan masih tertunggaknya honor para pemain dan banyaknya tagihan utang dari pihak ketiga yang belum dilunasi. PT Arema Indonesia juga tidak mempunyai asset berupa stadion yang notabene merupakan asset utama bagi klub-klub besar sepakbola luar negeri. Sejak klub Arema Indonesia lahir, untuk menggelar pertandingan sangkar selalu menyewa stadion milik pihak ketiga. Jika kita meneropong kondisi di atas dari segi ekonomi, maka kita semua niscaya terheran-heran kenapa masih ada saja pihak ketiga yang bersedia untuk menjalin kerjasama dengan PT Arema Indonesia, baik dalam bentuk sponsorship, pinjaman, hibah maupun bentuk kerjasama lainnya ? Jawabannya yakni sebab eksistensi Aremania dan Aremanita.

Eksistensi Aremania dan Aremanita merupakan faktor utama yang bisa menghasilkan pemikiran kas masuk dari banyak sekali sektor pendapatan klub. Aliran dana dari pihak ketiga yang berafiliasi dalam bentuk sponsorship pastinya didasari oleh eksistensi Aremania dan Aremanita yang dibidik untuk meningkatkan image produk milik pihak ketiga tersebut. Aremania dan Aremanita sendiri juga bisa menghasilkan debit pemikiran kas masuk yang cukup besar dari penjualan tiket pertandingan dan merchandise. Menurut ayas, eksistensi Aremania dan Aremanita bisa membuat sebuah “prospek” dan inilah produk utama PT Arema Indonesia yang sebaiknya terus dimanage untuk membuat nilai jualnya, selain prestasi yang berhasil dicapai tentunya.

Menurut ayas, prospek Aremania dan Aremanita itu sanggup dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Aspek kuantitas berarti memperlihatkan kuantitas jiwa Aremania dan Aremanita yang ada. Jargon “Aremania tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana” mempunyai andil yang besar untuk menjelaskan kuantitas dan eksistensi Aremania dan Aremanita. Bukti kasatmata lainnya yakni jumlah kedatangan para Aremania dan Aremanita yang memadati stadion setiap klub Arema Indonesia bertanding, terutama di Stadion Kanjuruhan. Peningkatan kuantitas Aremania dan Aremanita menyerupai mirip amoeba yang bisa membelah diri untuk membuat individu Aremania dan Aremanita yang baru. Virus Aremania dan Aremanita yang tidak ada obatnya, sangat aktif menyerang jiwa individu-individu penggemar sepakbola yang masih mencari klub untuk didukungnya. Ditambah lagi, lebih banyak didominasi belum dewasa kecil yang berdomisili di Malang Raya dan sekitarnya yang sangat gembira dengan segala macam atribut Arema dan fasih menyanyikan lagu-lagu Arema yakni jaminan bahwa 60 tahun ke depan, klub Arema Indonesia akan tetap survive.

Aspek kualitas berarti menggambarkan kualitas santunan yang telah diberikan oleh para Aremania dan Aremanita untuk klub Arema Indonesia. Parameter aspek kualitas sanggup diukur dari banyak sekali sudut pandang. Dilihat dari sudut pandang ekonomi, parameter utama dalam mengukur kualitas santunan supporter kepada klub kesayangannya yakni jumlah pendapatan dari ticketing dan jumlah pendapatan dari penjualan merchandise yang diterima oleh klub. Muara dari semua santunan Aremania dan Aremanita yakni peningkatan nilai perusahaan yang mengelola klub Arema Indonesia, yaitu PT Arema Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya nilai PT Arema Indonesia dimata publik, dibutuhkan bisa menjadi daya tarik pihak ketiga untuk menjalin kerjasama dengan PT Arema Indonesia demi mengatasi tantangan problem financial yang selalu menghampiri klub Arema Indonesia selama ini.

Lanjutkan Pembinaan Usia Dini PT Arema Indonesia yakni sebuah perusahaan yang mengelola klub sepakbola Arema Indonesia Terkini Meningkatkan Value Added PT Arema Indonesia
Konsistensi training usia dini dan kepemilikan tim sepakbola dari banyak sekali jenjang umur dan tersebar di banyak sekali tempat sanggup menjadi senjata ampuh untuk meningkatkan nilai PT Arema Indonesia. Contohnya yakni perluasan klub besar Arsenal yang mendirikan sekolah sepakbola di banyak sekali penjuru dunia, yang salah satunya ada di Indonesia dengan nama Soccer School Indonesia (SSI) Arsenal. Menurut ayas, laba yang diperoleh klub Arsenal dengan didirikannya SSI Arsenal, antara lain: sebagai media promosi klub ke banyak sekali penjuru dunia, mencari pemain berbakat semenjak usia dini sehingga menghemat pengeluaran untuk belanja pemain masa depan, meningkatkan laba keuangan klub, meningkatkan penjualan merchandise klub, dan lain-lain. Ayas yakin PT Arema Indonesia bisa membuat sekolah sepakbola mirip yang dilakukan oleh klub Arsenal.

Berkaca dari banyak sekali klub sepakbola di Indonesia yang mempunyai klub anggota dan bisa menjalankan kompetisi internal, tentunya akan semakin meningkatkan nilai klub yang bersangkutan. Ayas yakin bahwa sebagian besar Aremania dan Aremanita yakni para penggila sepakbola dan tidak sedikit pula yang lihai bermain sepakbola. Ayas berharap setiap atau beberapa adonan korwil Aremania tolong-menolong mendirikan sekolah sepakbola. Sebaiknya sekolah sepakbola tersebut berbadan aturan dan tubuh aturan yang applicable yakni koperasi. Untuk meningkatkan nilai klub Arema Indonesia di mata publik, berdasarkan ayas sebanyak 49% kepemilikan tersebut kita hibahkan ke PT Arema Indonesia dan 51% sisanya dimiliki oleh korwil Aremania.

Dengan adanya hibah 49% kepada PT Arema Indonesia, dibutuhkan sekolah sepakbola yang didirikan oleh Aremania dan Aremanita akan semakin digemari oleh para pemain sepakbola muda berbakat di Indonesia dan PT Arema Indonesia juga dibutuhkan untuk menularkan ilmunya dalam memanage sebuah klub. PT Arema Indonesia tak perlu pusing untuk membuat tim yang solid dari banyak sekali jenjang umur sebab bisa melaksanakan seleksi dari banyak sekali klub yang didirikan oleh Aremania dan Aremanita tersebut. Dipandang dari sudut ekonomi, kepemilikan 49% terhadap klub sepakbola merupakan sebuah investasi sehingga akan meningkatkan asset perusahaan.

Seiring dengan semakin meningkatnya nilai klub Arema Indonesia, akan meningkatkan daya saing bagi klub Arema Indonesia dalam berafiliasi dengan pihak ketiga. Aremania dan Aremanita tidak hanya bertugas untuk memperlihatkan nafas buat klub Arema Indonesia, tetapi juga dituntut untuk membuat sumber-sumber nafas yang baru. Salam satu jiwa, Arema Indonesia.

(Ayas.Araya@yahoo.com)
(original-post & photo : wearemania.net)