Sabtu, 20 September 2014

Terkini Rekor 11 Itu Pecah


(foto wearemania)

Era Liga Indonesia Bank Mandiri atau kita kenal dengan Ligina, di skuad Arema kita mengenal beberapa pemain orisinil Indonesia (pribumi) yang menghuni lini depan, sebut saja Ahmad Junaedi (2001), Johan Prasetyo (2002) dan bahkan prajurit Tentara Nasional Indonesia Charles Samuel Issack Horik (2003).

Deretan nama tadi yaitu pemain Arema orisinil Indonesia yang berhasil mencetak Goal di angka 2digit selama semusim. Mereka hadir di tengah2 gerombolan pemain ekspatriat yang beredar di Liga Indonesia yang hampir selalu menguasai daftar top skor Liga Indonesia.

Musim 2001, kita mengenal dibarisan tukang gedor Arema ada nama Ahmad Junaedi. Dibawah asuhan Daniel Roekito ketika itu, klub berjuluk Singo Edan ini bisa dibawanya ke babak 8 besar, sosok penyerang tinggi besar ini pun menjadi penyumbang 45% Goal dari total memasukan 32 Goal yang dibukukan Arema sepanjang animo itu. Sayangnya catatan baik sepanjang babak penyisihan yang menGoaleksi 14 Goal tidak berlanjut di babak 8 besar, Arema pun gagal lolos ke semifinal ketika itu. Ahmad Junaedi membukukan Goal di angka 2 digit ketika melakoni berkelahi ke 19 ketika Arema menjamu Petrokimia Gresik di Stadion Gajayana Malang, tak tanggung tanggung beliau ciptakan hattrick dilaga itu dan berhasil mengantarkan Arema menang dengan skor 3-2.

Berlanjut di animo berikutnya, Liga Indonesia 2002. Klub pujian Arek Malang  ini memiliki tukang gedor jebolan Timnas U19, beliau yaitu Johan Prasetyo. Kehadiran beliau ketika itu seolah menjadi tanggapan atas kepergian Ahmad Junaedi, sosok pemain muda asal Semarang yang sempat digadang gadang bakal menjadi acuan Timnas Indonesia ini pertanda performa yang cemerlang ketika Arema ditangani Daniel Roekito, Arema berhasil beliau bawa ke babak 8 besar.  Total dari 25 berkelahi yang dijalani Arema (22 babak penyisihan dan 3 babak 8 besar), Johan Prasetyo bisa sarangkan 13 Goal, sumbangkan 42% Goal Arema dalam animo 2002. Gol ke 10 beliau animo itu diciptakan di pertandingan ke 15 ketika Arema dijamu Persija, skor selesai 2-2 dengan Johan Prasetyo ciptakan brace dilaga tersebut.  Namun seolah mengulang nasib terdahulunya, Johan Prasetyo hanya bisa bersinar di babak penyisihan, alasannya yaitu di babak 8 besar beliau tak bisa tunjukan tajinya dan bahkan Arema ciptakan rekor jelek dengan tidak mencetak Goal selama babak 8 besar.


Seolah barisan tukang gedor Arema tak pernah kehabisan pemain tajam di lini depan, animo 2003muncul nama dengan panggilan bersahabat Charles Is Horik. Pemain yang juga anggota Tentara Nasional Indonesia ini tiba ke Arema dibilang cukup terlambat, alasannya yaitu gres masuk di putaran kedua dengan kondisi Arema ketika itu terseok seok di papan bawah. Pesonanya cukup menciptakan Aremania semua terpana kala itu, Stadion Gajayana kembali sering benggemuruh kala itu merayakan Goal demi Goal yang diciptakan Charles Is Horik. Insting tajam beliau bisa buahkan 12 Goal hanya di putaran kedua, jumlah Goal yang sama dengan total Goal Arema selama putaran pertama. Sayang beribu sayang, walo bisa mengangkat produktifitas Goal Arema kala itu, klub berjuluk Singo Edan ini gagal selamat dari jurang degradasi dan menjadi momen paling kelam sepanjang Arema mengikuti Liga Indonesia.

11 tahun sudah terlewati dan kompetisi pun berubah nama menjadi Indonesia Super League, sekarang kerinduan Aremania Aremanita akan sosok pemain orisinil Indonesia yang bisa mencetak 2 digit Goal terobati, sosok itu ada pada pemain Arema bernomor punggung 11 yaitu Samsul Arif. Gol ke 10 animo ini di ISL beliau ciptakan dilaga terakhir penyisihan grup wilayah barat ketika berjumpa Persijap yang berkesudahan 8-0 untuk Arema.

Pemain kelahiran Bojonegoro di animo ini bukanlah pemain depan yang mempunyai  minute play yang banyak animo ini, dari data yang di sanggup dari @AremaStats ,pemain mungil ini bukukan 966 minute play dengan 8x turun dari starting eleven, 10x sebagai pemain pengganti dan 2x tidak bermain. Walaupun dibilang kurang minute play dibanding Beto (1782 menit) dan EL Loco Gonzales (1500 menit) tapi beliau tunjukan diri sebagai predator yang menyeramkan di depan gawang. Performanya ini pun tak ayal buat Alfred Riedl kepincut, tercatat dalam 3 berkelahi uji coba Timnas Indonesia terakhir ini beliau sudah bukukan 2 Goal.

(foto bolanet)
Dengan munculnya kembali Samsul Arif sehabis merindukan striker orisinil Indonesia yang bisa ciptakan 2 digit Goal semusim di Arema, harapan Aremania pastinya tidak mau mengulang insiden menyerupai dimusim 2001 dan 2002, dimana perbendaharaan pemain depan orisinil Indonesia macet di babak 8 besar dan buat Arema tersingkir secara memilukan. Tapi kondisi 2 animo di atas berbeda, alasannya yaitu kali ini Arema memiliki banyak alternative pemain untuk mencetak Goal dan walaupun itu bukan berasal dari pemain orisinil Indonesia.

Menarik dinantikan bagaimana peran Arema dalam mengarungi babak 8 besar ISL animo ini, kembali gagal menyerupai animo terdahulu ataukah memecahkan sejarah lolos dari babak 8 besar kemudian menjadi juara?