Kamis, 29 Desember 2011

Terkini Jangan Pilih Ketua Umum Pssi Yang Menyerupai Boneka

Pengamat sepak bola Indonesia Tommy Welly menilai, kisruh yang melanda PSSI dikala ini sulit untuk diselesaikan. Salah satu cara untuk mengurai benang kusut yakni mengganti pengurus gres dengan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB).

Dia juga sependapat dengan langkah Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) yang bakal menyelenggarakan KLB pada 6 Maret 2012 mendatang di Surabaya.

Pengamat sepak bola Indonesia Tommy Welly menilai Terkini Jangan Pilih Ketua Umum PSSI Yang Seperti Boneka

"Tolong siapkan KLB dengan baik. Pilih ketua yang kredibel dan tidak mempunyai kepentingan apapun. Jangan hingga menentukan ketua, kemudian dijadikan boneka," kata Tommy pada Acara Refleksi Akhir Tahun perihal Perjalanan PSSI, Seputar Kisruh PSSI dan Pasca-Kongres di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (29/12).

Boneka yang dimaksud Tommy yakni Ketum PSSI Djohar Arifin Husin, yang sejauh ini dinilai hampir tak berani menjalankan programnya dengan inisiatif sendiri. Namun, laki-laki asal Medan tersebut terlebih dulu berkonsultasi dengan Arifin Panigoro, seorang pengusaha yang disebut-sebut berada di belakang Djohar.

"Lihat saja. Mau melaksanakan ini, ia tiba ke Jenggala (Rumah Arifin Panigoro-red) dulu. Mau itu ke Jenggala lagi. Ke depan, jangan hingga ketua yang gres ibarat ini yang disetir pihak tertentu," ungkap dia.

Pria yang juga sering menjadi komentator sepak bola ini menambahkan, kalau PSSI berhasil merangkul semua kalangan, niscaya sepak bola nasional akan lebih maju.

"Jangan malah melaksanakan revolusi sepak bola. Menurut saya, frase 'revolusi' tidak sempurna untuk diterapkan di sepak bola. Program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dipertahankan, kemudian yang buruk ditinggalkan. Kalau direvolusi total, mana sanggup maju sepak bola Indonesia," tandasnya.

Dia juga menyayangkan tindakan PSSI yang tidak mendaftarkan Persipura Jayapura tampil di Liga Champion Asia. Padahal, kejuaraan itu diikuti klub-klub dari negara elite di Asia ibarat Jepang, Korea dan Arab.

"Ini sesungguhnya tahapan yang harus dilalui kalau sepak bola Indonesia ingin berkembang. Ada kesempatan menghadapi tim-tim elite di Asia saja tidak ikut, mana mungkin akan ke Piala Dunia. Jangan mimpi juga Indonesia akan jadi Macan Asia," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pengprov PSSI DKI Jakarta Hardi HAsan mengatakan, seluruh Pengprov di Indonesia pernah diberi akad oleh Djohar Arifin akan diberi uang training sebesar Rp 1 miliar per tahun. Namun, hingga dikala ini, akad tersebut belum kunjung ditepati. "Janji itu nol hingga sekarang," ujar dia.

Dia juga berharap, KLB yang diselenggarakan KPSI nanti benar-benar menentukan ketua umum yang sanggup meluruskan seluruh problem seputar PSSI dan menyatukan aneka macam macam kelompok dan kepentingan. Ketika disinggung mengenai sosok yang sempurna memimpin induk sepak bola nasional, Hardi menyebut Dahlan Iskan dan EE Mangindaan.

(sumber:suaramerdeka)