Rabu, 12 Maret 2014

Terkini Gagalnya Arema Antisipasi Serangan Sayap Hanoi T&T

Statistik Arema v Hanoi T&T

Laga kedua AFC cup mempertemukan Arema melawan Hanoi T&T asal Vietnam. Arema tampil mengusung contoh 4-3-3. Kiper. Kiper Kurnia Meiga dikawal beni wahyudi bek di kanan, Thierry di bek kiri dan di tengah dipercayakan kepada duet Purwaka serta Victor Igbonefo, di tengah Ahmad Bustomi dan Sukadana diduetkan untuk memberi rasa kondusif dalam membangun serangan sementara Dendy yang masuk starter ditugaskan sebagai gelandang serang. Di depan trio final hidup Samsul, Beto dan Gonzales turun sebagai starter. 
Seperti analisa statistik Hanoi T&T yang dibahas tuntas di akun twitter kami @AremaStats H-1 sebelum sabung antara Arema v Hanoi T&T ini semua menuai kebenaran. Ini semua terkait cara bermain, range Goal yang mereka ciptakan hingga kemungkinan gugusan mereka sehabis absennya 3 pemain inti yang mereka miliki.
Hanoi T&T yang tampil dengan garis pertahanan sangat tinggi menyulitkan permainan Arema untuk berkembang. Ditambah pressing ketat yang mencapai seluruh area lapangan menyulitkan Singo Edan untuk menyusun serangan. Sangat sering Ahmad Bustomi dan bek Arema terpaksa mengirim umpan jauh yang tanpa hasil. Hanoi yang tampil disiplin dan cepat tampak sangat berbahaya dikala memulai serangan dari sayap kanan dan kiri mereka. Petaka tiba di menit 20 serangan dari sayap yang diawali cutback ke jantung pertahanan Arema menciptakan kemelut yang diselesaikan dengan baik oleh Gonzalo Marronkle, 0-1 Arema tertinggal.
Arema yang tersengat eksklusif mendobrak pertahanan Hanoi. Respons cepat ini risikonya membuahkan penalti yang bisa dihukum dengan baik oleh Christian Gonzales. Sedikit berbau keberuntungan, penalti yang diawali pergerakan cepat Beto di sisi kanan menciptakan pemain belakang Hanoi terpaksa menghentikan bola dengan tangannya. Sayang, Hanoi risikonya kembali unggul melalui Marronkle yang dengan jitu bisa mengeksekusi tendangan penalti yang diberikan sehabis pelanggaran yang dilakukan Victor Igbonefo.
Mandeknya serangan Arema tercermin dari mininya passing di pemain lini depan Arema yang hanya mencatatkan 25 kali percobaan passing, angka kehilangan bola Arema di babak pertama mencapai 8 kali,6 diantaranya terjadi di sektor penyerangan. 4 offside yang dicatat Christian Gonzales menjadi bukti keampuhan taktik Hanoi T&T dalam melumpuhkan penyerangan Arema. Permainan keras dan banyaknya planggaran yang mereka lakukan yakni cuilan dari taktik mereka. Sadar mempunyai transisi bertahan yang jelek dan garis pertahanan yang tinggi, para pemain Hanoi dikala kehilangan bola tak segan menjegal pemain Arema untuk mematahakan serangan balik Arema dan memberi waktu pemain mereka untuk turun bertahan.
Sementara itu lini belakang dibentuk kocar-kacir dengan serangan cepat Hanoi dari sayap. Tipikal serangan yang selama ini ditunjukkan Hanoi ternyata gagal diantisipasi Arema. Berkali-kali bek sayap Arema tertinggal,  situasi ini memaksa bek tengah Arema keluar untuk mengcover posisi yang ditingalkan Thierry maupun Benny. Strategi juara V-League demam isu kemudian ini dengan melepas 3 pemain di sayap menciptakan pemain tengah Arema I gede Sukadana dan Ahmad Bustomi terpaksa ikut pula turun ke sayap meninggalkan area lowong di tengah yang dieksploitasi Hanoi lewat serangan sayap diakhiri dengan cut back. Igbonefo yang kita kenal sebagai raja udara pun harus kerepotan dikala berduel udara dengan Marronkle, 4 kali kegagalan dalam memenangkan duel udara tentu ikut andil atas derasnya serangan Hanoi ke gawang Arema.
Masuknya Hendro Siswanto di babak kedua menggantikan I Gede Sukadana yakni tanggapan atas  taktik yang diusung Hanoi T&T. Sukadana di babak pertama mudah tidak berperan di lini tengah Arema digantikan Hendro yang bertipikal ngeyel dan lebih bertahan. Adanya Hendro menciptakan contoh Arema berubah asimetris dengan Beny wahyudi ikut menubruk sisi kiri Hanoi bersama dengan Bustomi dan Samsul Arif serta Sunarto yang menggantikan Samsul di menit 58. Hendro tercatat menciptakan umpan 2 kali lebih banyak dari I Gede Sukadana di babak pertama dengan 35 umpan yang dikirimkannya. Serangan bertubi-tubi ini terbukti menciptakan Hanoi kelabakan. Sayang tendangan ataupun sundulan pemain Arema hanya menemui tembok tebal pertahanan Hanoi serta menghasilkan tendangan ke gawang saja. Ketika deras serangan Arema mengalir satu orang pemain Hanoi cedera menciptakan pertandingan dihentikan, derasnya serangan Arema yang sempat menciptakan panik itu hanya bertah hingga menit 70. Setelah berhentinya permainan mudah Arema kehilangan momentum. 
Di 20 menit terakhir yakni sebuah manifestasi kefrustasian. Pertahanan tinggi Hanoi kembali memaksa 4 kali pemain Arema terjebak offside. Pertahan tinggi ini pula menciptakan Arema melepas 4 longball dan hanya 1 yang mencapai sasaran. Dan penderitaan bertambah lengkap ketikan Nguyen Van Quyet mencetak Goal di menit 88 yang merupakan Goal ke 8 baginya di semua ajang dan Goal ke 11 Hanoi T&T di 15 menit akhir. Kedudukan 1-3 menciptakan Hanoi pulang dengan 3 angka dengan kemenangan melalui taktik jitu yang mereka usung.
Arema sisakan 4 pertandingan di fase grup AFC Cup dengan rincian 2 home dan 2 away. Kekalahan atas Hanoi T&T bukanlah final segalanya dan supaya ini menjadi titik balik seluruh elemen yang ada di Arema untuk segera berdiri dan berbenah demi tercapainya sasaran yang di berikan administrasi di awal demam isu ini.