Kamis, 03 April 2014

Terkini Kemenangan Dramatis, Semua Lini Wajib Evaluasi

Arema menyongsong langgar melawan Maziya dengan konfidensi tinggi berbekal kemenangan di Male 1-3. Kembali membangkucadangkan Purwaka untuk kebutuhan taktikal mengakibatkan duo berdarah Afrika mengisi pos centreback ialah Igbonefo dan Gatheussi untuk mengawal gawang Meiga. Alfarizie dan Beny mengapitnya di posisi fullback kiri dan kanan. Hendro yang sedang dalam performa menjajanjikan kembali dipercaya dalam starting XI mengisi pos lini tengah bersama sang kapten Bustomi dan “El fantasista” Gustavo. Sedangkan di lini depan dua nama Amerika Latin masih belum tergantikan, Gonzales dan Beto yang kali ini ditemani Dendi yang punya statistik cantik ketika berhadapan dengan pemain asal Maladewa. Di 5 menit pertama Maziya yang tampil lepas tampak eksklusif berusaha merebut kendali serangan. Arema perlahan tapi niscaya bisa mengambil alih penguasaan bola, serangan gencar Singo Edan membuahkan hasil ketika tandukan Gonzales memanfaatkan crossing Hendro Siswanto menemui sasaran di menit 24. Semenit kemudian Gustavo Lopez merobek jala gawang Maziya lewat tendangan akurat dari luar kotak penalti. Di babak pertama total Arema melaksanakan 8 shot dengan 4 diantaranya on target, Singo Edan tampak akan menang mudah. Maziya yang mengandalkan serangan balik menekan lini tengah Arema dan memaksa Ahmad Bustomi kehilangan bola 3 kali di babak pertama sebab pressing ketat pemain Maziya.
Di babak kedua Arema tetap memegang kendali permainan. Sayang dengan keunggulan dua Goal justru menciptakan pertahanan Singo Edan lengah. Maziya yang melepas 4 shot dengan 3 diantaranya  on sasaran bisa membobol gawang Arema2 kali. Berawal dari kondisi bola mati, lengahnya pertahanan Arema dan kurang baiknya clearance yang dilakukan menciptakan gawang Kurnia Meiga bobol dua kali dalam tempo 3 menit. Masuknya Juan Revi tak bisa menciptakan lini tengah Arema garang, sore kemarin lini tengah berkontribusi minim dalam pertahanan dengan hanya menyumbang 3 tackle sukses dan 4 intercept. Masuknya Sunarto menggantikan Ahmad Bustomi menciptakan Arema bermain dengan 4 pemain di lini depan dan menyisakan Gustavo Lopez dan Juan Revi di tengah. Kondisi ini menciptakan Gustavo memikul beban berat dengan menjadi satu-satunya referensi serangan. 15 menit terakhir Arema menyerang maziya dengan gencar, serangkaian peluang dari Gonzales dan Samsul Arif masih bisa digagalkan pertahanan dan mistar gawang Maziya. Gol akibatnya tiba di injury time sebuah umpan crossing yang ditanduk Samsul Arif diteruskan dengan tandukan akurat Gonzales menciptakan aremania bersorak. Dengan 8 shot dan 3 diantaranya on sasaran menonjolkan Gonzales sebagai pemain paling berbahaya di atas lapangan. Gol Gonzales di interval terakhir pertandingan mengantar Arema merebut 3 poin dan menciptakan peluang Singo Edan lolos ke babak 16 besar semakin terbuka.


MENJADIKAN BUSTOMI SEORANG GELANDANG BERTAHAN

Seperti yang dikatakan diawal, kali ini para gelandang sangat minim dalam hal bantuan bertahan. Hendro yang memiliki daya jelajah tinggi cukup baik memainkan tugas box-to-box midfielder, satu crossingnya di sisi kanan pertahanan Maziya menemui sasaran dan menjadi assist bagi G.onzales. Bustomi yang dipasang agak kedalam dan lebih bersahabat dengan centreback terhitung gagal dalam melaksanakan aksi-aksi bertahan dan ia di langgar lawan Maziya ciptakan 4 kali loseball yang dimana seorang gelandang sangat dihentikan melaksanakan banyak loseball sebab bisa dimanfaatkan lawan untuk serangan balik, catatanya tackle ia membukukan 1 tackle sukses dari 2 kali percobaan. Mengingat memang ia bukan tipikal yang bisa menghentikan laju pemain lawan dengan tackle maupun berlari untuk mengganggu pergerakan lawan yang mencoba mengancam. Apalagi ini bukan posisinya. Beberapa kali serangan balik Maziya menangkap celah ini, ketika Hendro masih berlari kebelakang membantu untuk bertahan ketika diserang balik, Bustomi yang memainkan tugas gelandang bertahan tidak bisa mendelaynya dengan agresi bertahan, ia hanya mencoba menutup arah umpan, hasilnya beberapa kali pemain Maziya yang cukup cepat dalam berlari bisa melewati dengan mudah. Hasilnya ialah serangan -serangan eksklusif menusuk ke jantung pertahanan Arema, dan buruknya lagi beberapa serangan tersebut eksklusif menghasilkan tendangan sudut bagi Maziya. Hal yang sangat menguntungkan bagi Maziya yang selama ini memang mengandalkan bola set piece dan heading. 2 Goal yang bersarang ke gawang Arema memang terjadi jawaban kurangnya koordinasi di lini belakang dalam menghalau umpan set piece dan (lagi-lagi) terkesan meremehkan. Masuki menit 75, Bustomi yang kurang baik dalam membantu pertahanan di gantikan Juan Revi dan seni administrasi ini cukup menciptakan kenyamanan pertahanan Arema walo Igbonefo sering memainkan bola di area pertahanan Arema dan itu sangat rawan di rebut pemain Maziya.


LEBIH BANYAK MEMAINKAN BOLA CROSSING

Permainan umpan pendek datar di sepertiga area simpulan penyerangan yang sempat menjadi andalan di beberapa pertandingan awal tidak bisa muncul dengan baik, Dendi dan Beto yang diinstruksikan untuk menjadi pelaksana umpan satu dua dengan Gonzales sebagai tembok pemantul malah lebih banyak salah umpan dan kehilangan banyak bola. Selain sebab cukup rapatnya pemain Maziya dalam menjaga pertahanan juga sebab ikut naiknya dua gelandang Arema di area ini yang posisinya selalu berdekatan sehingga banyak salah pengertian dalam mendapatkan umpan untuk dipantulkan. Aktifnya fullback kanan Beny naik untuk membantu penyeranganlah yang akibatnya banyak memainkan bola bola crossing. Total 34 crossing dilepaskan para pemain arema dengan tingkat akurasi hanya 24%. Padahal ibarat yang dikatakan di twitter aremastats, pemain Maziya lebih mumpuni dalam memainkan duel duel udara daripada Arema. Memang setiap kali crossing dari arah sayap, terlihat trio striker selalu berada di dalam kotak penalti Maziya, dan minimal ada dua orang yang berusaha mendapatkanya. Tapi kalau dilihat dari posturnya, hanya Gonzales yang bisa dikatakan cukup siap untuk melaksanakan duel udara ketimbang Dendi dan Beto.  Sangat tidak efektif kalau dipaksakan dengan hanya mengandalkan Gonzales sebagai penerimanya. Belum lagi kalau umpan tidak menemui sasaran, bola hanya akan berpindah di sektor kanan Maziya yang dimana pemain Arema tidak bisa melihat celah ini. Kebanyakan pemain Arema menumpuk di sektor kiri pertahanan Maziya, berkali kali bola crossing Beny tidak mengenai pemain kedua tim di kotak penalti Maziya, bola liar ini banyak dikuasai oleh pemain Maziya dan menjadi area dimana Maziya akan memulai serangan balik. Dan beruntung Gonzales menjadi penyelamat muka Arema dengan Goal nya di masa injury time yang memenangkan Arema.



KESIMPULAN

Dari sisi gugusan dan susunan pemain Starting XI kali ini tidak banyak berubah dari pertemuan pertama, mudah hanya Dendi yang kali ini yang dipercaya semenjak menit awal, selebihnya sama. Mencoba mamainkan pemain yang sedang dalam performa baiknya secara bersamaan memang menjanjikan potensi yang luarbiasa untuk memenangkan suatu pertandingan, apalagi Arema di langgar ini mengincar kemenangan dengan selisih yang besar. Tapi keseimbangan antar lini harus juga menjadi perhatian instruktur Arema. Semoga proses mendapatkan kemenangan yang dramatis ini menjadi pembelajaran staf instruktur Arema. Sampai jumpa nawak Aremania di pertandingan selanjutnya.