Rabu, 15 Januari 2014

Terkini Fokus Player : I Gede Sukadana

Lini tengah Arema patut berbahagia alasannya yakni kedatangan Gustavo Lopez dan kembalinya Ahmad Bustomi. Gustavo yang merupakan salah satu gelandang terbaik ISL isu terkini kemudian bersama Persela akan memperlihatkan visi penyerangan yang lebih baik bagi Arema, dan Bustomi akan menciptakan tim lebih seimbang antara bertahan dan menyerang. Dan kedua fakta diatas sudah menjadi diam-diam umum.
Yang kurang mendapat apresiasi dalam pra-musim Arema, khususnya IIC 2014 yakni satu nama ini, I Gede Sukadana Pratama. Pemain kelahiran Minggu, 18 Oktober 1987 ini berhasil menemukan permainannya di lini tengah Arema.
I Gede Sukadana yakni pemain yang paling banyak melaksanakan intercept dengan angka 10. Jauh diatas Igbonefo dan Juan Revi dengan masing-masing 7 intercept. Bagaimana I Gede Sukadana memutuskan serangan lawan menjadi vital bagi lini pertahanan maupun penyerangan Arema.
Mungkin ia tidak se-visioner Gustavo Lopez atau se-balanced Ahmad Bustomi, akan tetapi tugas yang diembannya sangat vital bagi kedua pemain tersebut khususnya terlebih bagi Arema secara tim.
Kalian pernah melihat permainan Joe Allen dikala mengalami tahun terbaiknya bersama Swansea city? Secara langsung hanya Xavi Hernandez yang menyamainya di Eropa, itupun Xavi masih tertinggal dibelakangnya dalam jumlah total passed dan presentase completed passed Kira-kira ibarat itulah yang dimainkan I Gede Sukadana sejauh ini.

I Gede Sukadana (foto: Abi Yazid/ wearemania)
Pintar membaca permainan dan bisa menyediakan kenyamanan untuk Gustavo Lopez dan Ahmad Bustomi. Dalam 3 pertandingan IIC 2014 yang sudah dilakoni Arema tercatat I Gede Sukadana melaksanakan 124 passing dengan tingkat akurasi 94% dari seluruh passingnya menemui rekannya, tertinggi diantara pemain Arema dengan menit bermain diatas 100 menit dari 3 pertandingan.

Bagi yang masih mencurigai bantuan I Gede Sukadana mungkin boleh melihat bahwa ia hanya melaksanakan sekali tackle dari 3 pertandingan tersebut dan itupun gagal. Ini mungkin terjadi alasannya yakni dalam 3 pertandingan IIC 2014 terakhir Arema lebih nyaman menguasai bola. Sehingga, permainan yang diinginkan tim instruktur cukup dengan memutus serangan lawan dengan cermat.
Akan tetapi hal yang berbeda akan terjadi ketika Arema bertemu dengan tim yang mempunyai gelandang-gelandang berkelas dan cukup kreatif, diharapkan seseorang yang melaksanakan "dirty job" untuk menghentikan alur serangan mereka. Hendro Siswanto yang mencatatkan prosentase succeed tackle 80% atau Juan Revi dengan 15 tackle dari 3 pertandingan, terbanyak diantara pemain Arema, akan lebih masuk logika untuk dimainkan. Dan kondisi ini yakni situasional tergantung impian tim pelatih.
Kesimpulannya, I Gde Sukadana mempunyai tugas vital dalam organisasi permainan Arema. Sejauh ini dalam IIC 2014 ia melaksanakan kiprahnya dengan sempurna. Saat Arema ingin menguasai bola dan dalam kondisi nyaman dalam permainan tentu ia harus dikedepankan untuk mendampingi Gustavo Lopez dan Bustomi. Semoga performa apik I Gde Sukadana sanggup dipertahankan dan meningkat bersama Arema. (AR)